Bangunan Taq Kasra Yang Tersisa (Foto: Http://www.amusingplanet.com/)
Dream - Sekitar 35 kilometer di sebelah tenggara kota Baghdad, Irak, terdapat kota kuno Ctesiphon. Kota yang dibangun pada akhir 120 sebelum Masehi itu menjadi salah satu kota kuno besar di akhir-akhir abad Mesopotamia dan kota terbesar di dunia yang jatuh dalam penaklukan muslim.
Satu-satunya struktur Islam yang masih tersisa di Ctesiphon hingga saat ini adalah sebuah ruangan berkubah megah, Taq Kasra. Berfungsi sebagai Istana Daririyadh di masa kekuasaan Raja Sasanian I pada abad ke-6. Ruangan ini lebih mirip sebuah kolong dan menjadi salah satu kubah terbesar di dunia.
Ctesiphon didirikan oleh Mithradates I yang memimpin kerajaan Parthia setelah menguasai Babilonia yang kala itu dikuasai Yunani. Di bawah pemerintahan Parthia, Ctesiphon menjadi pusat politik dan ekonomi di wilayah itu, yang kemudian menjadi ibukota.
Secara bertahap, kota bergabung dengan ibukota Old Hellenistik di Seleukia dan pemukiman lainnya yang terdekat untuk membentuk kosmopolitan metropolis.
Pada abad ke-2, perang kekuasaan antara Roma dan Parthia menyebabkan Ctesiphon diduduki dua kerajaan. Dualisme ini berlangsung bergantian sebanyak enam kali. Saat terakhir kali Roma berkuasa, berhasil dipukul mundur oleh Parthia yang menyebabkan penjarahan di dalam kota. Serta menghancurkan istana dan membawa ribuan penduduknya sebagai budak.
Namun, saat kota berhasil direbut kembali oleh kekaisaran Sasanian, Ctesiphon berhasil dikembangkan menjadi kota yang lebih maju lagi. Tempat-tempat tertua yang masih dihuni berada di sisi timur.
Dalam sumber-sumber dari Arab disebutkan bahwa Ctesiphon adalah kota tua yang menjadi kediaman Sasanians, yang dikenal sebagai kerajaan putih.
Sementara sisi selatan Ctesiphon disebut sebagai Aspanbar yang terkenal dengan aula megah, kekayaan, permainan, kandang dan pemandian.
Setelah berhasil dikuasai kota lainnya dalam waktu singkat, Raja Khosrau yang menguasai Sasanian kembali berkuasa atas kota ini. Lalu, ia membangun kembali komplek Arch berkubah besar, yang berukuran 37 meter dan 26 meter di istana yang besar.
Bagian atas dari lengkungan kubah memiliki ketebalan sekitar satu hingga tujuh meter. Hingga zaman modern, tercatat bahwa besi-besi bangunan ini memiliki ukuran yang terbesar.
Setelah orang-orang Arab ditangkap, mereka kemudian merenovasi istana sebagai masjid sampai daerah mereka secara bertahap ditinggalkan. Setelah abad ke-8, kota Cteshipon kemudian ditetapkan sebagai kota Baghdad. Sedangkan reruntuhan kota Baghdad yang sepi digunakan sebagai sumber tambang untuk bangunan. Dan sebuah banjir menghancurkan semua bukti-bukti itu nyaris tanpa sisa, termasuk Taq Kasra. Sepertiga bagian telah tersapu oleh banjir di tahun 1888.
(Sumber: Amusingplanet.com)
Advertisement
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Punya Brand Sendiri, Ini Alasan Luna Maya dan Tasya Farasya Mau Jadi Muse Skincare Lokal
Cerita Penjaga Cilik: Pesta Klub Dongeng 2025 Hadirkan Ruang Aman dan Ceria untuk Anak Indonesia
Melinjo, Si Kecil Kaya Manfaat Tapi Waspadai Efek Sampingnya
Kondisi Memprihatinkan SD di Papua Barat Daya, Tak Miliki Toilet