Terbang Jarak Jauh dalam Waktu Lama, Ini yang Terjadi Pada Tubuh

Reporter : Editor Dream.co.id
Sabtu, 20 April 2024 13:20
Terbang Jarak Jauh dalam Waktu Lama, Ini yang Terjadi Pada Tubuh
Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme.

1 dari 13 halaman

Terbang Jarak Jauh dalam Waktu Lama, Ini yang Terjadi Pada Tubuh

Terbang Jarak Jauh dalam Waktu Lama, Ini yang Terjadi Pada Tubuh © Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme. Shutterstock

2 dari 13 halaman

© Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme. Shutterstock

Dream - Buat Sahabat Dream yang sering bepergian jarak jauh dengan pesawat pasti sudah tidak asing dengan gejala jet lag. Selain jet lag, beberapa gejala lain, seperti nyeri otot, mual, serta gangguan pencernaan.

3 dari 13 halaman

© Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme. Shutterstock

Keluhan tersebut bisa  dirasakan mereka yang melakukan penerbangan jarak jauh. Efek terbang jarak jauh ini pada tubuh ternyata sangat signifikan. Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme.

4 dari 13 halaman

Mengapa demikian? Ada beberapa penyebabnya.

Tekanan Udara
Ketika melakukan penerbangan dalam waktu yang lama, kamu mungkin akan merasakan udara di sekitar terasa sangat kering. Hal ini karena sekitar 50 persen udara yang bersirkulasi di dalam pesawat diambil dari ketinggian yang sangat tinggi sehingga kelembapannya pun menurun.

Udara yang kering akan membuat mata, hidung, dan mulutmu terasa sangat kering. Hal ini juga menyebabkan berkurangnya pelumas alami dari dalam tubuh.


5 dari 13 halaman

© Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme. Shutterstock

Oleh karena itu, disarankan untuk minum banyak air sebelum dan selama penerbangan untuk mencegah dehidrasi dan membantu sirkulasi di dalam tubuh.

6 dari 13 halaman

© Dream

Selain udara yang terasa kering, perubahan tekanan udara ketika lepas landas dan mendarat juga akan menyebabkan nyeri pada hidung dan telinga. Apalagi jika Sahabat Dream menderita penyakit sinus, gejalanya akan terasa lebih parah.

7 dari 13 halaman

Nyeri pada Otot

Nyeri pada Otot © Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme. Shutterstock

Penerbangan dalam waktu yang lama juga akan membuat otot jadi terasa sangat nyeri. Hal ini diakibatkan oleh pergerakan yang minim di dalam pesawat dan menahan posisi dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan rasa sakit.

8 dari 13 halaman

Rasa sakit pada punggung, leher, dan paha merupakan gejala paling umum yang dialami oleh penumpang. Selain itu, jika pernah mengalami cedera, duduk dalam waktu yang lama bisa menyebabkan peradangan, serta menimbulkan tekanan pada cakram di tulang belakangmu.

" Disarankan untuk berdiri dan berjalan sesekali ketika kondisi di dalam pesawat sedang aman dan stabil. Peregangan kecil seperti merentangkan tangan dan mengangkat tumit juga dapat membantu meringankan gejala ini," kata Gharahbaghian.

9 dari 13 halaman

Gangguan Pencernaan dan Masalah Pernapasan

Penerbangan jarak jauh bisa mengganggu sistem pencernaan. Hal ini karena duduk dalam waktu yang lama membuat pergerakan makanan melalui usus akan melambat.

Saat tidak bergerak, maka tubuh tidak mendapatkan rangsangan fisik, terutama pada bagian usus. Hal ini menyebabkan gangguan pencernaan.

10 dari 13 halaman

© Bukan sekadar membuat tubuh merasa lelah, tapi juga berdampak pada kulit, fokus hingga sistem metabolisme. Shutterstock

Untuk mencegahnya, Sahabat Dream disarankan untuk bangkit dari tempat duduk dan sedikit bergerak. Sementara itu, kesulitan pernapasan disebabkan oleh postur tubuh yang bungkuk.

11 dari 13 halaman

Postur ini akan membatasi pergerakan tulang rusuk dan membuat pernapasan menjadi lebih lambat dan dangkal.


Pernapasan seperti ini akan menyebabkan berkurangnya asupan oksigen dan membuat penumpang merasakan efek samping lain seperti pikiran tak fokus, pusing, dan cepat lelah. Selain itu, postur yang salah juga menyebabkan refluks lambung yang akan membuat merasakan gejala mual.

12 dari 13 halaman

DVT dan Pembekuan Darah

Selain tiga risiko yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat satu risiko lain yang lebih berbahaya bagi tubuh. Gejala ini disebut dengan Deep Venous Thrombosis (DVT), yaitu penggumpalan darah di kaki.

Jika gumpalan darah ini berpindah dari kaki ke paru-paru, maka hal tersebut bisa menjadi suatu masalah yang sangat mengancam jiwa. Ciri-ciri jika mengalami DVT adalah bengkak, rasa berdenyut, serta nyeri pada salah satu kaki.

13 dari 13 halaman

Meski begitu, risiko ini sebenarnya jarang ditemui kecuali disebabkan oleh beberapa kondisi khusus seperti kelainan pembekuan darah keturunan, kehamilan, penderita kanker, serta pengguna alat kontrasepsi.


Untuk mencegah hal ini, saat dalam penerbangan jarak jauh bisa bangun sebentar dan berjalan-jalan di lorong kabin pesawat setiap satu jam sekali. Juga bisa angkat tumit atau mengenakan kaos kaki kompresi agar peredaran darah tetap lancar selama penerbangan jarak jauh.


Laporan Salma Rihhadatul Aisy/ Sumber: National Geographic

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More