Ilustrasi Paspor Kesehatan (Foto: Freepik.com)
Dream – Sebagian negara di dunia sedang mempertimbangkan kemungkinan menyediakan paspor kesehatan bagi orang yang hendak bepergian jauh.
Perjalanan jauh sangat memungkinkan dilaksanakan, sebab banyak negara yang sudah berencana membuka jalur akses keluar-masuk bagi wisatawan. Seperti negara-negara di Benua Eropa termasuk Yunani.
Pemerintah Yunani berencana membuka jalur perbatasan bagi para wisatawan internasional dengan syarat memiliki paspor kesehatan. Paspor kesehatan adalah dokumen elektronik yang menyatakan status kesehatan seseorang dengan konfirmasi mereka telah melakukan tes dengan hasil negatif Covid-19.
Dilansir dari Lonely Planet, para wisatawan internasional itu harus menunjukkan dokumen yang ada di ponsel mereka sebelum naik ke pesawat atau kapal. Kemudian melakukan cek suhu badan begitu mendarat di bandara negara tujuan.
Langkah ini juga masih dalam proses uji coba di negara-negara dengan destinasi wisata populer seperti Sardinia, Capri, dan Ischia di Italia, serta kepulauan Balearic di Spanyol.
Paspor kesehatan ini masih terus dilakukan pengembangan di negara-negara maju. Pemerintah di Jerman, Prancis dan Inggris pun sedang melakukan diskusi panjang dengan para peneliti dan perusahaan teknologi.
Diskusi ini membahas tentang rencana pengembangan teknologi paspos kesehatan yang memungkinkan wisatawan dapat secara bebas beraktivitas di negaranya, atau keluar-masuk negara mereka.
Paspor kesehatan ini mirip dengan sistem kesehatan dengan barkode QR China yang memverifikasi apakah seseorang memiliki risiko penularan. Paspor kesehatan ini memerlukan data diri dari tes antibody khusus penyakit Covid-19, sehingga fungsinya addalah untuk menggetahui kondisi seseorang apakah saat ini ia membawa virus atau tidak.
Tetapi juga ada kekhawatiran tentang efisiensi dokumen elektronik tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan saat ini belum ada bukti untuk menunjukkan bahwa orang yang mengembangkan antibody setelah sembuh dari Covid-19 ini kebal dari infeksi selanjutnya.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada tanggal 24 April 2020, WHO mencatat “ pada titik pandemi ini, tidak ada cukup bukti tentang efektivitas kekebalan yang diperantarai antibody untuk menjamin keakuratan paspor kesehatan atau sertifikat bebas risiko. Bagi orang yang berasumsi bahwa mereka kebal terhadap infeksi virus yang kedua, sebab mereka telah menerima hasil tes dan akhirnya mengabaikan protokol kesehatan masyarakat.”
Sementara untuk sekarang ini, masih diperlukan penelitian lebih lanjut sebelum paspor kesehatan dapat digunakan selama perjalanan jauh. Namun kemungkinan serangkaian tes kesehatan akan dilakukan saat seseorang berada di perjalanan.
Pada bulan April lalu, maskapai penerbangan Emirates menjadi maskapai pertama yag melakukan pengujian cepat di lokasi. Maskapai penerbangan yang berpusat di Dubai itu melakukan tes Covis-19 bagi setiap penumpang pesawat yang menuju Tunisia sebelum naik pesawat.
Tes kesehatan itu berupa tes darah yang hasilnya keluar secara singkat yaitu 10 menit. Maskapai mengklaim bahwa data dari tes ini kemungkinan bisa digunakan untuk mengonfirmasi sertifikat kesehatan selama di perjalanan negara tujuan.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik