Waspada Corona, Terminal 2 Bandara Changi Tutup 18 Bulan

Reporter : Syahidah Izzata Sabiila
Rabu, 8 April 2020 11:10
Waspada Corona, Terminal 2 Bandara Changi Tutup 18 Bulan
Merespon dampak dari penyebaran wabah Corona, Bandara Changi Singapura menutup Terminal 2 selama 18 bulan.

Dream - Di tengah wabah Corona, Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boon Wan, menyatakan Terminal 2 Bandara Internasional Changi ditutup selama 18 bulan. Penutupan mulai diberlakukan pada 1 Mei 2020. 

Changi Airport Group (CAG) juga memutuskan untuk melakukan penutupan akibat penurunan drastis penumpang di bandara Changi. Kemungkinan dekat kebutuhan terkait perjalanan udara juga akan lebih sepi akibat Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.

Penangguhan ini akan memungkinkan CAG dan para mitranya menghemat biaya dalam utilitas dan pembersihan. Serta mengoptimalkan sumber daya di seluruh terminal agar lebih sesuai dengan permintaan operasi penerbangan maskapai.

1 dari 3 halaman

Penutupan T2 akan Mempersingkat Proyek Perluasan T2

Penutupan T2 akan Mempersingkat Proyek Perluasan T2 © Ilustrasi (Sumber:Pexels.com)

CAG menambahkan mereka telah secara signifikan mengurangi operasinya di Terminal 4, karena sedikitnya jumlah penerbangan.

" Kami akan mempertimbangkan penangguhan operasi di T4 sementara jika maskapai yang tersisa memilih untuk menangguhkan atau menyesuaikan jadwal penerbangan mereka. Tujuannya untuk memulai kembali operasi dengan cepat ketika maskapai mengkonfirmasi dimulainya kembali penerbangan," demikian pernyataan Changi.

Dengan penangguhan operasi T2, maskapai akan dialokasikan ke terminal yang tersisa.

Singapore Airlines (SIA) akan mengkonsolidasikan operasinya di Terminal 3.

" Penutupan ini juga akan membantu untuk mempercepat pekerjaan dalam perluasan T2 dan mempersingkat waktu proyek hingga satu tahun," kata Khaw

Proyek perluasan T2 yang sedang berlangsung dijadwalkan selesai pada tahun 2024.

2 dari 3 halaman

Melayani Penerbangan Pembawa Bantuan

Melayani Penerbangan Pembawa Bantuan © Ilustrasi Kargo Bantuan (Sumber:Pexels.com)

Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat bulan lalu mengatakan jumlah penumpang yang tiba di bandara telah turun lebih dari 90 persen sejak wabah Covid-19 merebak

Pengurangan permintaan yang timbul dari wabah virus corona dan pembatasan perjalanan di seluruh dunia telah membuat SIA memangkas 96 persen dari jadwal penerbangan sampai akhir April.

Khaw mengatakan kepada DPR, Pemerintah sadar konektivitas global sangat penting bagi Singapura. Pusat udara di Changi - yang ditambatkan oleh SIA - sangat penting bagi peran Singapura sebagai pusat bisnis, manufaktur, penelitian dan pengembangan.

" Jika pusat runtuh, hal itu akan merusak kemampuan kita untuk pulih dari krisis. Banyak orang Singapura bergantung pada Bandara Changi untuk mencari nafkah," kata Khaw.

Menteri Perhubungan ini juga mencatat maskapai penerbangan di SIA Group - SIA, SilkAir dan Scoot - terus menjalankan sekitar 40 penerbangan kembali per minggu ke ibukota di Asean dan pusat ekonomi di Asia, Australia, Eropa dan Amerika Serikat.

SIA juga telah mengerahkan beberapa pesawat penumpangnya untuk hanya membawa kargo.

" Saat ini, layanan penerbangan dilakukan untuk membawa barang-barang penting di tengah gangguan pasokan global, seperti pasokan medis, makanan, dan kargo berguna lainnya," kata Khaw.

3 dari 3 halaman

Singapura Membuka Pelabuhan di Tengah Wabah Corona

Singapura Membuka Pelabuhan di Tengah Wabah Corona © Ilustrasi Pelabuhan (Sumber:Pexels.com)

Tidak seperti negara lain, Singapura bahkan tetap membuka pelabuhan di tengah wabah virus Corona 

" Kami telah melakukan tindakan pencegahan untuk memastikan lingkungan kerja yang aman bagi staf dan kru. Dengan ini, pelabuhan kami terus melayani dunia dan melindungi pasokan penting," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa ketika arus perdagangan global bergeser, efisiensi dan konektivitas pelabuhan laut dan bandara Singapura akan menjadi lebih kritis.

Pandemi kemungkinan akan berdampak lama pada perjalanan udara dan operasi bandara sehingga bisa berdampak pada perencanaan Terminal 5.

" Untungnya, T5 dirancang menjadi modular sehingga konstruksinya dapat ditingkatkan atau turun sesuai kebutuhan,"  

Terminal T5 dijadwalkan selesai sekitar 2030, dan direncanakan mampu menangani hingga 50 juta penumpang setiap tahun pada tahap awal.

Mr Khaw mengatakan Singapura harus memainkan perannya dalam menghidupkan kembali jaringan transportasi internasional, dan akan mendukung organisasi internasional dalam upaya tersebut.

" Kita perlu mengembangkan aturan dan pedoman global baru untuk memperhitungkan kejadian seperti pandemi ini" tutup Khan.

 

Sumber The Straits Times

Beri Komentar