Ilustrasi Cara Tidur Rasulullah Dengan Miring Ke Kanan. (Foto: Pexels.com)
Dream - Secara gamblang agama Islam menjelaskan berbagai persoalan hidup, mulai hal yang berat hingga persoalan sepele seperti cara tidur. Cara tidur ala Rasulullah perlu diikuti agar kita mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar ketika bangun di pagi hari.
Cara tidur Rasulullah telah dibuktikan secara ilmiah oleh para pakar kesehatan bisa menyehatkan tubuh. Para pakar kesehatan mengakui cara tidur sehat seperti Rasulullah ini layak diterapkan setiap hari.
Cara tidur Rasulullah begitu sederhana. Dengan meniru cara tidur ala Rasul, secara tidak langsung kita juga turut mengikuti sunnah Nabi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh ini.
Lantas bagaimana cara tidur Rasulullah yang menyehatkan tersebut? Mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Cara tidur Rasulullah yang perlu ditiru adalah memadamkan lampu atau membuat kamar menjadi lebih gelap. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda:
" Padamkanlah lampu-lampu di malam hari pada saat kalian tidur malam, kuncilah pintu dan tutuplah bejana, makanan dan minuman."
Ternyata secara medis, tidur dengan lampu padam sangat baik bagi kesehatan. Sebuah penelitian oleh Joyce Walsleben, PhD, profesor di New York University School of Medicine, ketika lampu padam, sekresi hormon melatonin diproduksi secara alami selama tidur.
Hormon melatonin diproduksi oleh kelenjar pineal. Hormon ini berfungsi sebagai pengatur ritme tidur, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan menghambat peningkatan kolesterol.
Cara tidur Rasul yang kedua adalah dengan memiringkan tubuh ke sebelah kanan. Dengan menghadap ke kanan, maka posisi jantung di kiri tidak akan tertindih. Anjuran Nabi Muhammad SAW ini telah disebutkan dalam sebuah hadisnya. Nabi SAW mengatakan agar " Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Cara tidur Rasulullah yang diajarkan selama ribuan tahun silam itu semakindiperkuat dengan penelitian ilmiah.
Hasil penelitian yang dimuat di The Journal of American College of Cardiology, tidur posisi miring ke kanan lebih aman daripada miring ke kiri. Karena posisi ini bisa mengurangi risiko kegagalan fungsi jantung. Ketika posisi tubuh miring ke kanan, membuat jantung yang berada di bagian kiri tidak tertindih oleh organ lain.
Rasulullah SAW lebih suka tidur hanya dengan alas tikar dari kulit binatang yang diisi dengan sabut. Cara tidur Rasulullah ini menunjukkan betapa sederhananya kehidupan beliau.
Tak hanya itu, cara tidur ala Rasul ini juga dilakukan dengan meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa " Nabi SAW jika ingin tidur di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di pipinya (yang kanan), kemudian mengucapkan, Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup)."
Ternyata ada manfaat medis dari cara tidur Rasulullah tersebut. Tidur dengan alas tangan bisa membuat posisi kepala, leher dan punggung berada pada posisi garis lurus.
Cara tidur Rasul yang selanjutnya adalah dengan mengindari posisi tengkurap. Larangan ini muncul dari kisah Ya'isy bin Thikhfah Al-Ghifari.
Dia bercerita, “ Bapakku menceritakan kepadaku bahwa ketika aku tidur di masjid di atas perutku (tengkurap), tiba-tiba ada seseorang yang menggerakkan kakiku dan berkata, ‘Sesungguhnya tidur yang seperti ini dimurkai Allah.’ Bapakku berkata, ‘Setelah aku melihat ternyata Beliau adalah Rasulullah SAW’,” (HR. Thabrani).
Menurut Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW menyebut tidur tengkurap adalah posisi tidur yang tidak disukai Allah SWT.
Menurut pakar kesehatan, ternyata posisi tidur tengkurap tidak baik untuk kesehatan tubuh. Tidur pulas dengan tengkurap lama akan membuat otot dada atau otot pernafasan tidak bisa mengembangkan dada secara baik dan maksimal.
Jika menjadi kebiasaan dan berlangsung lama, hal ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas. Sebab beban tubuh menekan ke arah dada dan menghalangi dalam merenggang, serta berkontraksi. Sehingga mengurangi asupan oksigen dan memengaruhi kinerja jantung hingga otak.
Selain menghindari tidur tengkurap, cara tidur Rasulullah berikutnya ialah tidak tidur terlentang dalam waktu yang lama. Hasil kajian medis menyebutkan tidur terlentang bisa menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan ingin ke toilet terus.
Penelitian yang dilakukan Dr. Zafir al-Attar, menunjukkan bahwa tidur dengan cara terlentang akan menyebabkan seseorang bernapas melalui mulutnya sehingga mengurangi intensitas napas dari hidung.
Alhasil, jika terlalu banyak bernapas menggunakan mulut, seseorang rawan terkena flu dan menyebabkan keringnya rongga mulut yang mana bisa memicu terjadinya peradangan pada gusi.
Cara tidur ala Rasul yang juga perlu diikuti adalah tidur lebih awal selepas sholat Isya. Jika tidak ada kepentingan lain yang mendesak, sebaiknya menyegerakan tidur malam.
Begadang yang tidak bermanfaat justru bisa merugikan kesehatan. Akan tetapi jika ada hal penting yang perlu dilakukan seperti belajar, muroja'ah, i'tikaf, dan hal baik lainnya, maka boleh dilakukan begadang.
" Bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya." (HR. Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647).
Tidur pada awal waktu sangat baik untuk kesehatan karena melancarkan ekskresi hati dalam menetralkan racun. Jika begadang, proses sekresi hati tidak berjalan lancar. Jika dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, bisa menyebabkan penyakit kanker hati.
Itulah beberapa cara tidur Rasul yang perlu diikuti oleh kita semua. Tak hanya menjalankan sunnah Nabi, mengikuti cara tidur Rasulullah juga memberikan manfaat bagi kesehatan.