Bosan pada Pasangan? Nah...

Reporter : Puri Yuanita
Senin, 18 April 2016 19:01
Bosan pada Pasangan? Nah...
Jika kebosanan mulai melanda kehidupan rumah tangga Anda, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Dream - Ada kalanya pasangan yang telah membina rumah tangga bertahun-tahun lamanya mengalami kebosanan satu sama lain. Lantas, jika kita terjebak pada persoalan tersebut bagaimana menyikapinya? Apakah kita boleh mengakui sedang bosan dengan pasangan?

Pada dasarnya, kebosanan disebabkan adanya masalah yang terus berulang dan tak terselesaikan. Atau ada harapan yang tak kunjung terpenuhi. Karena itu, sebaiknya selesaikan masalahnya, jangan berfokus pada kebosanannya.

Nah, jika kebosanan mulai melanda kehidupan rumah tangga Anda, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

1. Perbaru niat
Setelah sekian lama berumah tangga, ada saatnya Anda dan pasangan harus memperbarui niat. Anda berdua perlu saling mengingatkan dan mengukur kembali keikhlasan masing-masing dalam menghadapi berbagai problematika rumah tangga.

2. Susun perencanaan dan manajemen rumah tangga
Kebosanan biasanya datang karena adanya perencanaan dan manajemen yang baik dalam menata aktivitas rumah tangga. Akibatnya, tenaga, pikiran, waktu dan dana tidak terpakai maksimal untuk hal-hal yang penting.

3. Pahami keutamaan amal
Sesekali lakukan perenungan mengenai ibadah dan pengorbanan yang dilakukan masing-masing pasangan. Misalnya, lelahnya suami mencari nafkah akan dihitung sebagai fi sabilillah. Atau pekerjaan rumah tangga yang dilakukan istri dengan ikhlas bisa mengantarkannya pada surga.

Selengkapnya baca di sini.      

1 dari 4 halaman

Mahar Nikah Segelas Air Putih, Pasangan di Aceh Bikin Haru

Mahar Nikah Segelas Air Putih, Pasangan di Aceh Bikin Haru © Dream

Dream - Kemarin, terdapat kabar menghebohkan seputar pernikahan. Sepasang pengantin di Malaysia menikah hanya setengah jam lalu bercerai lantaran uang seserahan dari mempelai pria dianggap kurang.

Kali ini, kabar mengejutkan sekaligus mengharukan datang dari Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di Kampung Pea Jambu, Kecamatan Singkohor, Aceh. Sebuah pernikahan sederhana berlangsung pada tanggal 24 Maret lalu.

Sepintas, pernikahan tersebut tampak biasa saja. Sepasang pengantin duduk di sebuah masjid, dengan mempelai wanita tengah meminum segelas air.

Ternyata, air minum itu bukan air minum biasa. Segelas air minum itu merupakan mahar yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita.

Momen ini diabadikan oleh pengguna Facebook Purwanto. Dia mengabadikan momen itu dalam sebuah foto yang diunggah di akun miliknya.

 

Prnikhan hari & rohani dngn mahar segelas air minum. Langsung dminum mharnya... Semoga mnjdi kluarga yg bhgia.

Dikirim oleh 
Purwanto
 pada 
24 Maret 2016

" Prnikhan hari & rohani dngn mahar segelas air minum. Langsung dminum mharnya... Semoga mnjdi kluarga yg bhgia,"  tulis Purwanto.

Dalam kolom komentar, Purwanto menyebut pengantin pria merupakan penyuluh agama honorer di Kantor Urusan Agama (KUA) Singkohol.

" Ia. Yg nikah mrupkn pnyuluh agama honorer. Prnikhan dilaksanakn dimasjid alfalah kmpung pea jambu hari kamis tnggal 24 maret 2016,"  tulis Purwanto.

Banyak pengguna Facebook yang kaget dengan unggahan tersebut. Mereka seperti tidak percaya pernikahan bisa terjadi hanya dengan mahar segelas air putih.

" betul itu pak? Mharnya..,"  tulis pemilik akun Rodli El Jundy. (Ism) 

2 dari 4 halaman

Uang Mas Kawin Kurang, Akad Nikah Jadi Arena Tawuran

Uang Mas Kawin Kurang, Akad Nikah Jadi Arena Tawuran © Dream

Dream - Memalukan! Itu yang dapat disimpulkan setelah sebuah video menampilkan perkelahian antara dua keluarga calon pengantin di Pantai Dalam, Kuala Lumpur pada Sabtu kemarin.

Mengutip laporan harian lokal, insiden diduga pecah ketika pengantin pria dipukul gara-gara akan meninggalkan acara akad nikah yang digelar di Masjid Jamek Al-Khadijiah, Pantai Dalam, Kuala Lumpur, Sabtu lalu.

Pria 27 tahun itu pergi lantaran dilarang meneruskan acara akad nikah oleh pihak pengantin perempuan. Peristiwa bermula saat mempelai pria tidak bisa memenuhi janjinya membawa uang hantaran atau mas kawin sebanyak RM15.000 (Rp50 juta), seperti yang telah disepakati sebelumnya.

Pria yang bekerja sebagai satpam itu hanya berpenghasilan RM1.500 (Rp5 juta) sebulan. Namun dia mengatakan setuju akan membawa uang hantaran RM15.000 (Rp50 juta) seperti yang ditetapkan keluarga pengantin perempuan ketika melamar pada Januari lalu.

" Ketika melamar pihak pria bersedia membawa RM7.500 (Rp25 juta) sebagai uang hantaran namun pihak perempuan minta RM15.000" .

" Pengantin pria setuju dengan jumlah itu. Namun meminta agar uang hantaran tersebut dibayar secara angsuran yaitu sebanyak RM10.000 sebelum pernikahan dan sisanya lagi RM5,000 dibayar setelah acara," kata satu sumber.

Menurut sumber itu lagi, pengantin pria sudah mengangsur RM10,000 sebelum pernikahan berlangsung, namun akibat gagal menyerahkan sisanya yang RM5,000 keluarga pengantin perempuan tidak mengizinkan akad nikah dilanjutkan.

" Tidak terima dengan permintaan itu, pengantin pria bersama keluarganya memutuskan untuk meninggalkan acara akad nikah sebelum dia dipukul oleh seorang anggota keluarga pengantin perempuan," katanya lagi.

Seperti yang disaksikan dalam rekaman video, kondisi di pekarangan masjid menjadi gaduh ketika terjadi baku hantam dan pergulatan antara kedua keluarga pengantin. 

(Ism, Sumber: Mynewshub.cc)

3 dari 4 halaman

Kasihan, Istri Rela Berhubungan `Terlarang` Demi Anak

Kasihan, Istri Rela Berhubungan `Terlarang` Demi Anak © Dream

Dream - Seorang istri di Surabaya rela melakukan berhubungan intim yang dilarang agama. Meski dengan sang suami.

Sang istri, maaf, rela berhubungan badan melalui dubur dengan suami. Semua dilakukan demi sang anak.

Awalnya, si istri menolak permintaan suami. Namun karena takut dicerai, akhirnya dia rela. Si istri tak mau cerai demi kebaikan anaknya yang saat ini duduk di bangku SMP. 

Namun, sang istri semakin menolak permintaan suaminya, setelah mendengar penjelasan dampak bahayanya hubungan intim terlarang itu. 

Hubungan yang dijaganya itu akhirnya berakhir juga. Penyebabnya, karena si istri sering menolak dan berujung pertengkaran (KDRT).

Dan akhirnya si suami mencarikan istrinya. Kisah selengkapnya klik di sini. (Ism) 

4 dari 4 halaman

Kisah Pilu Setengah Jam Jadi Suami, Ceraikan Istri Usai Akad

Kisah Pilu Setengah Jam Jadi Suami, Ceraikan Istri Usai Akad © Dream

Dream - Menjadi fotografer pernikahan bukan berarti selalu menyaksikan momen bahagia para mempelai dan keluarga. Tapi, ada kalanya juru foto itu menyaksikan. Bahkan, mengabadikan momen-momen sedih yang seharusnya menjadi hari bahagia itu.

Simak saja pengalaman fotografer pernikahan asal Malaysia ini. Juru foto itu mengunggah kisah perkawinan yang menyedihkan melalui akun Facebook Boii Amani Hashim. Kisah suami yang menceraikan istrinya, setengah jam setelah akad nikah.

Dalam pernikahan itu, sang pengantin pria telah sepakat memberi mas kawin senilai RM 22.222,22 atau sekitar Rp 75 juta. Agak mahal memang. Tapi sang lelaki sudah setuju.

Akad nikah pun dilakukan. Dalam sekali lafal, pernikahan itu menjadi sah. Dan di pesta itu bingkisan mas kawin sudah berpindah tangan, dari keluarga pengantin pria ke keluarga pengantin perempuan.

Namun beberapa saat kemudian terdengar keributan dari keluarga pengantin perempuan. “ Duit hantaran kurang seribu,” kata keluarga perempuan mempermasalahkan mas kawin dari pengantin lelaki.

Mendengar keributan itu, pengantin permepuan pun bangkit dari duduknya. Dengan nada suara tinggi, dia bertanya kepada lelaki yang baru saja menikahinya, mengapa kurang seribu. Dan pekikan itu disahut keluarganya yang turut mempertanyakan kekurangan mas kawin.

“ Sudah tahu tak punya cukup uang, tetapi kenapa sangat gatal ingin menikah,” tanya keluarga pengantin perempuan.

Mendengar cercaan itu, sang pengantin lelaki bereaksi. Meski matanya berkaca-kaca, dia tetap berusaha tersenyum. Lantas dia mengambil mikrofon dan berkata, “ Baru saja jadi istri tak sampai setengah jam sudah seperti ini.”

“ Sengaja saya kurangi seribu karena ingin melihat orang ini seperti apa. Ini saya bawa uang kekurangannya itu,” kata pengantin lelaki itu sambil mengambil gepokan uang dari tas.

“ Tak apa-apa lah,” kata dia, “ semua yang ada di sini menjadi saksi saya. Saya ceraikan kamu dengan talak tiga. Assalamu’alaikum.” Lelaki itu meletakkan mic, bersalaman, dan lantas pulang.

Kisah ini diunggah, karena di negeri jiran itu tengah hangat masalah perkawinan yang batal karena kurangnya mas kawin dari pengantin laki-laki. Beberapa waktu lalu, pernikahan yang dilangsungkan di masjid itu berubah menjadi kericuhan. (Ism) 

Beri Komentar