Kenangan Pilu Sehari Sebelum Meninggalnya Mayjen Sutoyo Korban G30S/PKI

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 30 September 2021 11:47
Kenangan Pilu Sehari Sebelum Meninggalnya Mayjen Sutoyo Korban G30S/PKI
Ketika akan berangkat menghadiri rapat, Mayjen Sutoyo sempat berpamitan kepada putrinya.

Dream - Gerakan 30 September 1965 atau G30-S/PKI merupakan salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi di Tanah Air. Sejumlah perwira tinggi dan satu perwira muda TNI AD tewas dibunuh dan jasadnya dikubur dalam satu lubang di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Salah satu dari perwira tersebut adalah Mayjen (Anumerta) Sutoyo. Sang jendreal dijemput paksa oleh orang-orang mengaku anggota Pasukan Pengawal Presiden Soekarno alias Cakrabirawa di kediamannya Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat pada 1 Oktober 1965 dini hari.

Dengan dalih pemanggilan oleh Presiden Soekarno, Sutoyo dijemput dan dibawa ke markas mereka di Lubang Buaya. Di lokasi tersebut, Sutoyo dibunuh bersama dengan enam korban lainnya dan mayatnya dilempar ke dalam sumur yang sudah tak terpakai.

1 dari 6 halaman

Sehari Sebelum Kepergian Mayjen Sutoyo

Dilansir dari Merdeka.com, Kamis 30 September 2021, melalui buku berjudul Kenangan Tak Terucap Saya, ayah dan Tragedi 1965, anak kedua Mayjen Sutoyo yakni Nani Nurrachman, bercerita tentang pertemuan terakhirnya dengan sang ayah.

Dua minggu sebelum kejadian, kediaman pribadi Sutoyo tengah direnovasi besar-besaran. Kondisi ini membuat anak-anak Sutoyo menginap sementara di rumah kerabatnya yang merupakan Adik Sutoyo.

Satu hari sebelum maut menjemput sang ayah, Nani mendadak memiliki keinginan kuat untuk pulang ke rumah. Sepulang sekolah, ia pun langsung menuju ke kediamannya yang tengah direnovasi itu.

Sesampainya di rumah, ternyata ayahnya belum pulang. Nani pun memutuskan untuk tidur siang sejenak sambil menunggu kepulangan ayahnya.

 

2 dari 6 halaman

Sempat Pamit ke Putrinya

Saat bangun dari tidur siangnya, ia mendapati ayahnya sudah ada di rumah pada sore hari. Namun, sang ayah hanya beristirahat sejenak dan segera bersiap-siap untuk menghadiri rapat di Istora Senayan.

Ketika akan berangkat menghadiri rapat, Sutoyo sempat berpamitan kepada putrinya itu. Siapa sangka, jika momen tersebut ternyata merupakan pertemuan terakhir.

" Sudah ya Nan, Papa pergi dulu," kata Mayjend Sutoyo dikutip dari Instagram @revolusi_bangsa1965, berdasarkan buku Kenangan Tak Terucap Saya, ayah dan Tragedi 1965.

Setelah pertemuan singkat itu, pada dini hari 1 Oktober 1965, Mayjen Sutoyo kemudian dijemput paksa dan tidak pernah kembali lagi.

3 dari 6 halaman

Mengenal Letjen (Purn) TNI AY Nasution, Pembuat dan Pembongkar Patung Soeharto

Dream - Nama Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution belakangan menjadi perbincangan. Dia disebut-sebut sebagai orang di balik pembongkaran diorama di  Museum Kostrad. Hilangnya diorama tersebut pertamakali diungkap oleh mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gaot Nurmayanto dan dihubungkan dengan kebangkitan PKI.

Letjern (Purn) AY Nasution merupakan orang yang memiliki ide pembuatan patung Soeharto, Letjen TNI Sarwo Edhi Wibowo, dan Jenderal AH Nasution, di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.

Patung tersebut menggambarkan adegan Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, pada 1965 tentang G30S/PKI.

Sementara Panglima TNI AD kala itu, Jenderal AH Nasution, yang selamat dari upaya penculikan PKI duduk tak jauh dari dua sosok tersebut.

4 dari 6 halaman

Sosok AY Nasution

Letnan Jenderal TNI (Purn) Azym Yusrni Nasution merupakan purnawirawan Perwira Tinggi lulusan Akabri Darat tahun 1977. Ia lahir di Medan, 26 Maret 1954.

Ayah dua anak itu memulai karier militernya pada 25 Juli 2011 saat menjabat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) hingga 13 Maret 2012. Dirinya menggantikan Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo yang diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Tak hanya itu, Letjen AY Nasution juga pernah menjabat sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih, Papua pada 2008 hingga 2011. Kemudian dirinya menjadi Komandan Pusat Teritorial TNI AD di tahun 2010.

Tak hanya di bidang militer, AY Nasution juga pernah menjejakkan kaki di dunia politik. Pada 2012, dia pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara lewat Partai Demokrat. Namun tidak lolos menjadi calon gubernur yang ditetapkan KPU.

   

5 dari 6 halaman

AY Nasution Sosok Taat Agama

Dilansir Merdeka.com, Kepala Penenrangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, mengatakan, pembongkaran patung tiga tokoh di Museum Kostrad memang permintaan dari pencetus ide, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution, dengan alasan demi ketenangan batin.

" Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana.

Berkaitan dengan alasan tersebut, dilansir dari situs resmi Pemkab Pakpak Bharat, Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution, mengatakan bahwa AY Nasution memang sosok yang disiplin dalam beribadah.

" Beliau ini merupakan total militer karena ayah beliau juga seorang militer dan anaknya juga militer. Beliau itu Disiplin mulai dari jam olah raga, salat, istirahat, baca Al-Qur'an, dan lainnya semua tepat waktu sehingga menjadi teladan bagi kita," ujar Pj Bupati Pakpak Bharat, dikutip dari pakpakbharatkab.go.id, Selasa 28 September 2021.

6 dari 6 halaman

Berikut Sepak Terjang Karir Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution

Tempat, tanggal lahir: Medan, 26 Maret 1954
Umur: 67 tahun
Agama: Islam
Pendidikan Terakhir: AKABRI tahun 1977

2002-2005: Komandan Korem 011/Lilawangsa (Lhokseumawe)
2005: Kepala Staf Divisi Infanteri 2 Kostrad (Malang)
2007: Kepala Dinas Jasmani Militer Angkatan Darat (Kadisjasad)
2007: Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif)-2 Kostrad
2008: Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih (Papua)
2009: Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad)
2010: Asisten Teritorial Panglima TNI
2011-2012: Pangkostrad
Pangkat Terakhir (2011): Letnan Jenderal TNI

Pengalaman Politik: Mendaftar bakal Cagub Sumut 2012 melalui Partai Demokrat.

Beri Komentar