Memahami Makna Zuhud Sebenarnya Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Reporter : Ulyaeni Maulida
Kamis, 6 Agustus 2020 06:01
Memahami Makna Zuhud Sebenarnya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Zuhud bukan berarti menyia-nyiakan kehidupan dunia dan hanya berfokus pada kehidupan akhirat.

Dream – Zuhud memiliki makna melepaskan kecondongan hati dari pengaruh duniawi. Mereka yang menjalani sifat zuhud akan condong melepaskan perhatiannya pada harta maupun kehidupan duniawi. Orang yang memiliki sifat zuhud selalu merasakan hidup senantiasa dipenuhi oleh rasa cukup.

“ Zuhud yang disyari’atkan ialah meninggalkan rasa gemar terhadap apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat. Yaitu terhadap perkara mubah yang berlebih dan tidak dapat digunakan untuk membantu berbuat ketaatan kepada Allah, disertai sikap percaya sepenuhnya terhadap apa yang ada di sisi Allah.” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)

Namun kebanyakan orang salah mengartikan makna zuhud. Banyak yang beranggapan zuhud adalah hidup tanpa harta sepeser pun dan menjalani kehidupan serba kekurangan. Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi Muhammad SAW lantas berkata, “ Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.”

Rasulullah SAW bersabda, “ Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)

Zuhud akan membuat seseorang tidak berlebih-lebihan dalam mencintai dunia. Namun, tidak berarti melupakan tugasnya sebagai makhluk hidup yang tetap harus memenuhi segala kebutuhannya.

1 dari 3 halaman

Tiga Makna Zuhud Terhadap Dunia

Ilustrasi Berdoa

Abu Dzar mengatakan, “ Zuhud terhadap dunia bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta. Akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah engkau begitu yakin terhadap apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Zuhud juga berarti ketika engkau tertimpa musibah, engkau lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada kembalinya dunia itu lagi padamu.” (Muqadimah at Tuhfah al Iraqiyah fi al A’mal al Qolbiyah)

Terdapat tiga makna zuhud terhadap dunia.

Pertama: Zuhud adalah yakin dengan segala ketetapan dari Allah SWT. Bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih diharap-harap dari apa yang ada di sisinya.

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “ Hakikat zuhud adalah ridha pada Allah SWT. Ia pun berkata, “ Sifat qona’ah, itulah zuhud. Itulah jiwa yang “ ghoni”, yaitu selalu merasa cukup.”

2 dari 3 halaman

Ilustrasi Berdoa

Kedua: Zuhud ketika seorang hamba sedang ditimpa musibah. Jika seorang hamba ditimpa musibah dalam hal dunia berupa hilangnya harta, anak dan lainnya, maka ia lebih mengharap pahala dari musibah tersebut.

Tak ada keraguan dalam dirinya. Bahwa segal harta didunia ini hanyalah titipan Allah SWT semata. Sehingga ketika, Allah mengambil kembali apa yang dititipkan, maka tak ada rasa kecewa yang mendalam. Karena semua ini adalah bagian dari ketetapan Allah SWT.

Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “ Siapa yang zuhud terhadap dunia, maka ia akan semakin ringan menghadapi musibah.”

3 dari 3 halaman

Ilustrasi Berdoa

Ketiga: Zuhud adalah ketika seseorang dipuji tak akan membuatnya terlena. Bila ia dicela tak akan menganggapnya serius. Karena menganggap dunia hanyalah sementara. Dan dalam hidupnya, hanya ridha Allah SWT yang dicari.

Sebagaimana ungkapan dari Ibnu Mas’ud, “ Rasa yakin adalah seseorang tidak mencari ridha manusia, lalu mendatangkan murka Allah. Allah sungguh memuji orang yang berjuang di jalan Allah. Mereka sama sekali tidaklah takut pada celaan manusia.”

Al Hasan Al Bashri mengatakan, “ Orang yang zuhud adalah yang melihat orang lain, lantas ia katakan, “ Orang tersebut lebih baik dariku”. Ini menunjukkan bahwa hakekat zuhud adalah ia tidak menganggap dirinya lebih dari yang lain.

 

(Diambil dari berbagai sumber)

Beri Komentar