Bagi Butet Manurung, Pendidikan Bukan Sekadar Baca Tulis

Reporter : Cynthia Amanda Male
Rabu, 26 September 2018 07:41
Bagi Butet Manurung, Pendidikan Bukan Sekadar Baca Tulis
Model yang cenderung formal ini tidak sesuai jika diterapkan karakter anak-anak di pedalaman.

Dream - Mungkin banyak yang menganggap model pendidikan yang dewasa ini diterapkan hampir semua daerah di Indonesia sudah tepat. Nyatanya, model yang cenderung formal ini tidak sesuai jika diterapkan karakter anak-anak di pedalaman.

Hal ini disampaikan oleh pendiri Yayasan Sokola, Butet Manurung. Menurut dia, kurikulum pendidikan formal yang diterapkan di Indonesia tidak bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedalaman.

" Ilmu yang berguna itu yang bisa mengajarkan anak untuk bisa mengatasi masalahnya sendiri," kata Butet di Eastern Opulence, Jakarta, Selasa 25 September 2018.

Pendiri Yayasan SOKOLA, Butet Manurung

Butet mengatakan produk pendidikan formal kurang bisa mengasah kedirian seorang anak. Akibatnya, mereka terampil dalam baca tulis namun kurang berani mengambil sikap.

" Ada anak yang sudah bisa baca tulis, tapi dia tidak bisa mengusir pencuri kayu. Padahal, hal tersebut lebih penting dan dibutuhkan," kata dia.

 

1 dari 1 halaman

Kurikulum Terlalu Jakarta-sentris

Butet juga menyoroti model pendidikan yang terlalu berorientasi pada Ibukota. Menurut dia, model pendidikan tersebut membuat anak 'pergi', bukan mengabdi pada lingkungannya.

" Mereka berharap anak yang bersekolah bisa bermanfaat bagi tanah kelahirannya sendiri, sedangkan pendidikan formal bersifat jakarta-sentris," terang pendiri Sokola Rimba ini.

Talkshow Dove

Selanjutnya, Butet mengatakan ilmu bukanlah sekadar membaca dan menulis. Tetapi, yang mampu menumbuhkan semangat bagi anak untuk memahami diri dan lingkungan.

" Supaya mereka bisa mengungkapkan keinginan, memahami segala risiko dan melindungi lingkungan serta adat istiadatnya," terang dia. (ism)

Beri Komentar