Ann Rose Nu Tawng (YouTube Al Arabiya)
Dream - Biarawati Myanmar, Ann Rose Nu Tawng, mencuri perhatian. Wanita 45 tahun itu melakukan berlutut di depan polisi bersenjata untuk melndungi demontsran yang menentang junta militer.
Potret Ann Rose Nu Tawng berlutut di depan aparat di Kota Myitkyna, Myanmar Utara, beredar luas di Internet. Dia terlihat memohon kepada sekelompok petugas bersenjata untuk berhenti melukai demonstran muda. Dia meminta aparat menembaknya sebagai gantinya.
" Saya berlutut ... memohon kepada mereka agar tidak menembak dan menyiksa anak-anak, mereka bisa menembak dan membunuh saya," kata Ann Rose Nu Tawng, dikutip kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu 10 Maret 2021.
" Polisi mengejar untuk menangkap mereka dan saya mengkhawatirkan anak-anak muda," ungkapnya.
Momen yang menunjukkan keberanian Ann Rose Nu Tawng terjadi ketika Myanmar tengah berjuang dengan kericuhan setelah militer melakukan kudeta terhadap pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Para pengunjuk rasa di Myitkyina pun turun ke jalan-jalan. Beberapa dari para demonstran ada yang terlihat mengenakan topi dan membawa perisai buatan sendiri.
Saat polisi mulai berkumpul di sekitar mereka, Ann Rose Nu Tawng dan dua biarawati lainnya memohon agar mereka pergi dan tidak melukai para demonstran muda.
Ann Rose Nu Tawng diketahui memiliki klinik di Myitkyina, dalam wawancara dengan Reutrs menyebut bahwa para polisi sedang mengamankan jalanan.
Dalam salah satu video yang beredar, terlihat salah seorang polisi berlutut ke tanah untuk merespon permintaan biarawati tersebut. Namun tak lama setelahnya, ia mendengar sebuah tembakan.
" Anak-anak muda panik dan berlarian ... Saya tidak bisa berbuat apa-apa tetapi saya berdoa agar Tuhan menyelamatkan dan membantu mereka," kata Ann.
Ann Rose Nu Tawng juga mengungkapkan kepada Reuters bahwa mereka, " mendengar suara tembakan keras, dan melihat bahwa kepala seorang anak kecil telah terluka, dan ada darah yang terlihat di jalan-jalan" .
Ann Rose Nu Tawng juga menceritakan ketika dirinya berusaha membawa beberapa korban ke klinik sebelum terkena gas air mata.
" Lantai klinik kami menjadi lautan darah," ungkapnya. " Kita perlu menghargai hidup. Kejadian ini membuatku merasa sangat sedih" .
Sebuah tim penyelamat lokal menyebut dua pria tewas tertembak di tempat demo selama bentrokan pada 8 Maret, meskipun tidak ada konfirmasi apakah peluru tajam atau peluru karet yang mengenai kedua pria tersebut.
Sumber: Channel News Asia
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur