Dedikasi Guru Buat Murid Terharu, Tetap Mengajar Meski Harus Pakai Alat Bantu Pernapasan

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 19 April 2022 19:00
Dedikasi Guru Buat Murid Terharu, Tetap Mengajar Meski Harus Pakai Alat Bantu Pernapasan
Penuh dedikasi, guru ini tetap mengajar meski menggunakan masker oksigen

Dream - Guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Besarnya tanggung jawab dan perjuangan guru untuk mencerdaskan generasi muda bangsa takkan pernah bisa dilupakan. Bahkan ketika anak didik telah menjadi orang sukses. 

Tak hanya pendidikan yang telah diajarkan, perjuangan guru yang satu ini membuat publik semakin terenyuh. Guru yang mengenakan hijab itu terlihat tetap memaksakan diri mengajar meski harus mengenakan masker oksigen. 

Dikabarkan guru tersebut sedang sakit namun tetap berusaha mengajar demi anak didiknya. 

Penampakan guru berhijab itu terlihat dari unggahan yang dibuat akun Instagram @pijahmohamad3. Dilihat dari keterangan yang ditulis pengunggah, tampaknya kejadian itu berada di Malaysia.

" Masya Allah, mulianya hati guru ini walaupun dalam keadaan tidak sehat. Ya Allah berikanlah kesembuhan yang sepenuhnya buat guru ini. Allahumma aamiin," tulis @pijahmohamad3.

1 dari 5 halaman

Mengajar di kelas menggunakan masker oksigen

Tampak di video tersebut suasana kelas yang sedang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Dari posisinya, sepertinya perekam video adalah murid di kelas tersebut.

Kamera kemudian menyorot ke arah meja guru dan terlihatlah seorang wanita berjilbab duduk di sana.

Guru mengajar menggunakan masker oksigen

Namun yang menarik perhatian ialah keberadaan masker oksigen yang terpasang menutupi mulut dan hidung guru tersebut.

Terlihat selang terpasang di bagian depan masker dan menancap ke sebuah mesin kecil bewarna putih yang diletakkan di meja.

" (Walau sakit) tetap mengajar anak muridnya," tulis keterangan video.

2 dari 5 halaman

Tuai simpati warganet

Dedikasi guru yang tetap mengajar meski memaki masker oksigen itu sukses membuat publik terenyuh. Banyak yang mendoakan kesembuhan sang guru agar bisa kembali mengajar dengan normal.

" Semoga guru dalam penjagaan Allah SWT," tulis @m__dilll

" Semoga diberikan kesembuhan buk . Aamiin Ya Allah," tulis @rozaanitaazmil

" Tetap sehat buu. Aamiin allohumma aamin," komentar @tengkuarrayyan

 

3 dari 5 halaman

Kisah Guru Ngaji Ikhlas Mengajar 40 Tahun Tanpa Dibayar Meski Nafkah Hanya dari Jual Kangkung

Dream - Mengabdikan diri sebagai guru mengaji selama puluhan tahun tanpa mau digaji membuat Marsudin menjadi sosok panutan. Hampir 40 tahun Marsudin menjadi guru mengaji Alquran di pelosok Bali. Selama itu pula ia tidak mau diupah.

Dia mengajar warga mengaji dengan ikhlas tanpa ada pikiran ingin mendapatkan materi.

Tak hanya itu, setiap hari Marsudin harus menempuh medan yang berat agar bisa menemui para muridnya untuk mengajar mengaji.

Marsudin harus berjalan cukup jauh melintasi sungai besar yang kapan saja bisa meluap menghanyutkan tubuhnya. Sungai tersebut merupakan jalur lahar Gunung Agung. 

Guru mengaji di Bali rela tak dibayar

Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, Marsudin memilih berjualan kangkung.

4 dari 5 halaman

Tak kenal lelah tiap hari mencari kangkung, uang hasil penjualan sayuran itu diupayakannya dengan keras oleh Marsudin. Maklum uangnya akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari,

" Semua ia lakukan dengan ikhlas sambil terus berikhtiar. Sehari Ust. hanya mendapatkan 20 ribu dari hasil menjual kangkung. Itu pun jika kangkungnya sedang musim panen," dikutip dari website kitabisa.com, Senin 11 April 2022.

Jika tak menerima hasil dari berjualan kangkung, ia akan menjemur sisa nasinya dan sisa nasi milik tetangga. Kemudian menjualnya ke orang yang mencari bahan pakan dan kerupuk.

" Sekilonya dihargai Rp2500," demikian keterann dalam website.

5 dari 5 halaman

Meski hanya mendapat penghasilan dari berjualan kangkung, Marsudin tak pernah mengeluh. Baginya yang penting ada lauk untuknya dan keluarga yang bisa dimakan.

" Ustad juga terbiasa berpuasa atau bahkan makan nasi aking. Jika memang tak ada uang sepeserpun" .

Meski serba terbatas, Marsudin tidak pernah meminta sepersen pun upah dari ia mengajar mengaji.

Setelah lelah mencari kangkung, dia akan langsung bersiap mengajar para santri di desanya. Satu harapannya, dia ingin anak-anak di desanya mengenal dan menjalankan ajaran agama Islam dengan baik.

Laporan: Nabila Hanum

Beri Komentar