Telkom dan Minapoli Garap Industri Perikanan Digital

Reporter : Dwi Ratih
Rabu, 9 Mei 2018 15:26
Telkom dan Minapoli Garap Industri Perikanan Digital
Acara tersebut dihadiri 150 orang di kawasan Jakarta Pusat, Senin, 7 Mei 2018 lalu.

Dream - Sukses menggelar sebuah event bagi industri perikanan, Digifish 2018 pada Senin, 7 Mei 2018 kemarin di Menara Multimedia Telkom, Jakarta Pusat, acara ini dihadiri 150 orang.

Orang-orang yang hadir terdiri dari para stakeholder perikanan dari berbagai kota di Indonesia. Mulai dari para pembudidayaan ikan, petambak udang, pabrik pakan, feed additive,  supplier sarana dan prasarana produksi, institusi pendidikan, pemerintahan, mahasiswa serta awak media.

Mengambil tema 'Connecting Aquaculture Through Digital Innovation', Digifish 2018 bertujuan membangun network dan berkolaborasi dengan mempertemukan startup digital dengan pelaku industri perikanan. Tujuannya, menjalin sinergi yang lebih erat dan lebih baik dalam mendukung akselerasi industri perikanan ke arah yang lebih positif melalui inovasi digital.

Nantinya para startup digital dan pelaku industri perikanan dapat menjalankan bisnisnya di Minapoli.id, sebuah platform jaringan informasi dan bisnis perikanan terintegrasi.

Digifish 2018

Tak lupa juga acara ini memberikan informasi seputar gambaran terkini kondisi perikanan, kebijakan pemerintah dan kebutuhan inovasi digital dalam perikanan budidaya.

“ Event ini merupakan bentuk kepedulian dan komitmen kami untuk mengembangkan dan menjembatani pertemuan antara para pelaku inovasi digital dengan industri perikanan. Di mana kita bisa lebih mengenal dan bersinergi satu sama lain,” ujar Rully Setya Purnama, CEO Minapoli dalam kata sambutannya di awal acara ini.

Digifish 2018

Foto: Minapoli & Amoeba (Telkom Indonesia) berkolaborasi dalam rangka digitalisasi industri perikanan

Fauzan Feisal, Coordinator Digital Amoeba dari Telkom Indonesia menyampaikan hal yang sama dengan menyampaikan, " Sekarang adalah saatnya kita melakukan Co-Opetition bukan lagi Competition untuk dapat membangun industri perikanan, disinilah kami mengajak Minapoli untuk bekerjasama dan saling berkolaborasi.”

Berkesempatan membuka acara ini, Slamet Soebjakto, selaku Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) mengatakan, " KPP mendorong mengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital guna menjamin konektivitas rantai sistem bisnis akuakultur."

Menurutnya, ada empat faktor yang menjadi isu transformasi yaitu:
1. Mendorong peningkatan efesiensi dan daya saing bisnis akuakultur dengan fokus pada pengembangan komoditas unggulan
2. Optimalisasi pemanfaatan potensi lahan budidaya berbasis daya dukung lingkungan
3. Membangun rantai sistem produksi akuakultur dari hulu ke hilir secara menyeluruh
4. Integrasi kegiatan dan anggaran antara stakeholder terkait

Digifish 2018

Membuka sesi pertama pada kegiatan ini, Wakil Ketua Bidang 1, Shrimp Club Indonesia (SCI), Robert Kusnadi, membahas soal 'Kebutuhan Inovasi Teknologi dan Status Perudangan Nasional'.

Dirinya menyatakan bahwa, dalam industri budidaya udang saat ini yang terjadi adalah fenomena luar biasa dari India dengan average annual growth hingga 14,9% dari tahun 2010–2014, dan saat ini memiliki perkiraan target produksi hingga tahun 2020 adalah 800 ribu ton.

Sementara total produksi Indonesia saat ini, diestimasi, baru mencapai angka 390.000 ton per
tahun. Jadi memang inovasi teknologi dan digital ini sangat diperlukan dan memang sudah ada beberapa yang diterapkan oleh SCI, misalnya untuk memonitor kualitas air, pemberian pakan dengan mesin otomatisasi auto feeder, dan lain sebagainya.

Di samping itu, topik 'Water Quality Monitoring System dan Big Data dalam Akuakultur' yang disampaikan Bapak Aryo Wiryawan, Chairman JALA, pada sesi kedua mengatakan, " 90% tambak udang di dunia pasti memiliki setidaknya satu jenis penyakit di kolam yang siap menyerang saat sistem imun udang menurun."

Digifish 2018

Foto: Perwakilan Minapoli, JALA & Skretting

" Serangan penyakit pada udang berdampak sangat fatal dan merugikan petambak hingga ratusan juta rupiah. Kondisi air tambak yang buruk sangat berperan dalam penurunan sistem imun udang. Oleh sebab itu kami memanfaatkan IoT dan Big Data untuk memonitor kualitas air tambak dan untuk membantu petambak mengontrol kualitas air yang pada akhirnya akan meminimalkan serangan penyakit ke udang," tambahnya.

Ia juga menegaskan kalau data yang dikumpulkan sensor dan input dari petambak akan menghasilkan saran untuk water treatment, evaluasi produktifitas tambak serta mengenali pola serangan penyait di wilayah tambak.

Water Quality Monitoring System yang diciptakan JALA memungkinkan data yang diperoleh adalah real time data dan mempermudah farm management.

Dari segi investasi, CEO Growpal, Ahmad Rizqi Akbar menyampaikan soal " Solusi Pendanaan Usaha Budidaya Perikanan" .

Growpal merupakan fintech p2p (peer to peer) yang memungkinkan petani untuk memperoleh modal untuk mengembangkan usahanya, pemilik lahan dapat memanfaatkan lahannya dan investor dapat memiliki akses untuk melakukan pendanaan di perikanan.

" Saat ini lahan yang sudah digunakan adalah seluas 30 Hektar lebih dan sudah menyalurkan dana investasi lebih dari Rp17,5 Miliar dengan tingkat pengembalian investasi mencapai 99.82% yang artinya hingga saat ini dari total seluruh usaha terdanai, 99.82% berhasil balik modal dan untung, lalu Growpal juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi petani ikan dari skala mikro, kecil hingga menengah untuk dapat mengajukan pendaan bagi usahanya dari 10 juta hingga satu miliar untuk setiap usaha petani yang di ajukan,” ujarnya.

Digifish 2018

Namun bagaimana kalau kita ingin dimodalkan dengan cara syariah dan budidaya ikan di air tawar?

Dalam acara ini, CEO Fishby, Bagus Facsi yang merupakan Fin-Tech berbasis syariah yang khusus memberikan akses permodalan bagi pembudidaya ikan air tawar turut hadir.

Digifish 2018

Foto: Bagus Facsi (CEO Fishby) sedang mempresentasikan inovasinya

“ Fishby adalah platform crowdfunding syariah yang menghubungkan petani ikan yang membutuhkan permodalan dengan masyarakat yang ingin berinvestasi di bidang perikanan. Masyarakat cukup menginvestasikan dananya melalui website Fishby berdasarkan projek yang sedang di kelola," kata Bagus.

" Bekerjasama dengan Fishby memungkinkan petani untuk melakukan budidaya ikan tanpa kebingungan modal dengan bagi hasil yang tinggi, tidak ada hutang, serta mendapatkan bantuan teknis dari teknisi Fishby,” tambahnya menjelaskan.

Di sesi terakhir, Bapak Ruri Sarasono yang mewakili Permata Kreasi Media menginfokan kegiatan tentang perikanan penting seperti ini akan hadir di penghujung tahun yaitu Aquatica Asia dan IndoAqua 2018.

Diselenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran, bagi Sahabat Dream yang mencintai dunia perikanan bisa banget datang pada 28-30 November 2018.

Selain tradeshow acara ini juga akan dimeriahkan dengan adanya Festival Ikan Nusantara. Menarik? Siapkan diri kamu ya! (ism) 

Beri Komentar