Buah Pomelo Raksasa dari Jepang Pecahkan Rekor Dunia

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 3 Agustus 2021 18:48
Buah Pomelo Raksasa dari Jepang Pecahkan Rekor Dunia
Beratnya mencapai 5,3 kilogram.

Dream - Para petani di Jepang dikenal dengan dedikasinya yang luar biasa dalam menjaga dan merawat tanaman buah dan sayur. Tak heran kalau buah dan sayur yang dihasilkan memiliki rasa yang begitu segar, nikmat dan harganya juga mahal.

Termasuk juga buah yang begitu sehat dan sangat berat sampai memecahkan rekor dunia. Seperti yang dilakukan Kazuki Maeda dari Kumamoto, Jepang. Petani buah pomelo atau jeruk bali ini berhasil menumbuhkan buah tersebut dengan berat mencapai 5,386 kg.

Buah yang di Jepang disebut banpeiyu ini berat normalnya antara 1 kg hingga 1,8 kg per buah. Kazuki rupanya merawat buah pomelo hingga menjadi besar dan beratnya bisa memecahkan Guinness World Records.

Buah pomelo

Dikutip dari Food NDTV, buah pomelo itu memiliki diameter 27,15 cm dan tinggi 23,1 cm.

 

1 dari 5 halaman

Buah ini di Jepang termasuk sajian spesial. Biasanya diberikan sebagai hadiah pada yang lebih tua, atau momen spesial seperti tahun baru.

Lihat sebesar apa buah tersebut dalam video berikut.

2 dari 5 halaman

Noorjahan, Mangga Sultan Harganya Rp195 Ribu per Buah

Dream - Mangga identik dengan rasa manis dan segar, apalagi dinikmati dingin. Harganya pun sangat terjangkau, terutama jika sedang musimnya. Biasanya, mangga dijual per kilogram sekitar Rp25 ribu hingga Rp35ribu.

Tahukah Sahabat Dream ada varietas mangga yang harganya cukup mahal dan hanya dijual per buah? Mangga ini bernama Noorjahan dan hanya ditanam di daerah Alirajpur Madhya Pradesh, India.

Noorjahan, Mangga Sultan Harganya Rp195 Ribu per Buah

Harganya menurut petani setempat antara Rs.500 hingga Rs.1.000 per buah atau sekitar Rp98 ribu hingga Rp196ribu per buah. Ukuran mangga ini memang lebih besar pada mangga umumnya.

Penduduk setempat mengklaim bahwa mangga 'Noorjahan' berasal dari Afghanistan dan hanya tumbuh di wilayah Katthiwada di distrik Alirajpur, sekitar 250 km dari Indore, dekat perbatasan Gujarat.

 

3 dari 5 halaman

" Tiga pohon mangga Noorjahan di kebun saya telah menghasilkan 250 mangga. Pemesanan telah dilakukan untuk ini," kata Shivraj Singh Jadav, seorang pembudidaya mangga Noorjahan dikutip dari NDTV.

Kabarnya untuk mendapatkan mangga ini harus memesan lebih dulu bahkan saat mangga masih di pohon. Pada Juni, varietas 'Noorjahan' berbuah. Pada Januari dan Februari, pohon-pohon ini mulai berbunga.

Pembudidaya lokal mengklaim bahwa mangga Noorjahan dapat tumbuh hampir satu kaki panjangnya dengan biji seberat antara 150 dan 200 gram.

 

4 dari 5 halaman

Ukiran Buah Memukau, Detailnya Bikin Terpana

Dream - Buah dijadikan hiasan sering kita temui di jamuan makan atau ketika menghadiri undangan resmi. Biasanya ditaruh di meja catering prasmanan untuk mempercantik suasana.

Seni menghias buah ini oleh seorang Chef asal Jepang, digeluti sangat serius. Hasilnya, sebuah karya yang mengagumkan. Buah yang kita makan sehari-hari, bisa jadi terlihat seperti bunga yang cantik di tangan Chef Takehiro Kishimoto.

Sejak lama ia mendalami Mukimono, seni mengukir hiasan makanan dekoratif khas Jepang. Setelah bekerja di Thailand, Kishimoto belajar lebih banyak.

Ukiran jamur

(Foto: Instagram GakuGaku)

" Saya membuat sayuran dekoratif yang indah di tempat kerja dan saya mempelajari sendiri ukiran buah khas Thailand. Saya memang tertarik pada warna-warna alam yang indah," katanya seperti dikutip dari CNN Travel.

 

5 dari 5 halaman

Belajar Selama 5 Tahun

Kishimoto menggunakan pisau khusus untuk mengukir buah-buahan. Pisau yang dibelinya di Thailand tersebut sangat tipis dan tajam. Untuk memperlihatkan karya-karyanya. Kishimoto membuat akun Instagram khusus.

Buah Pir

(Foto: Instagram GakuGaku)

Hasilnya, banyak orang yang terpana dengan kelihaiannya mengukir buah. Dibutuhkan lima tahun bagi Kishimoto untuk bisa memiliki keterampilan tersebut.

Ukiran Lobak

" Bahkan dengan bahan yang sama, setiap buah atau sayuran memiliki bentuk dan kelembutan yang berbeda. Butuh waktu lima tahun untuk membuat dan memahaminya," kata Takehiro.

Beri Komentar