Immunity Sandesh (Foto: Twitter @ani)
Dream - Setelah pandemi Covid-19 merebak pada April di Kalkuta, India, semua warga berusaha menjaga imunitas lebih ekstra dari biasa. Mulai dari minuman ramuan hingga makan manisan.
Sebuah kedai manisan di India sampai membuat produk khusus bernama 'Immunity Sandesh'. Sang pembuat mengungkap kalau manisan tersebut tersebut dari 15 rempah alami dan tanpa gula atau pemanis buatan.
Hal ini karena rempah-rempah mengandung zat yang bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Sandesh tersebut ternyata terbuat dari campuran kapulaga, kunyit, licorice, daun salam, lada hitam, lengkuas, jahe, jintan hitam, dan bubuk pala.
Rempah-rempah juga bertindak sebagai penjaga sistem kekebalan tubuh. Pemilik toko menambahkan rempah-rempah dalam Sandesh untuk membantu menyehatkan tubuh pelanggannya, terutama menangkal virus corona.
Camilan ini rupanya mengundang kontroversi. Banyak orang yang menganggap kalau manisan itu hanya sekadar mencari keuntungan dengan adanya corona. Bagaimana menurut Sahabat Dream?
Sumber: Times of India
Dream - Bisnis apapun dalam situasi pandemi seperti sekarang memang harus melakukan berbagai cara agar bisa bertahan, termasuk bisnis kuliner. Pengusaha harus kreatif dan memutar otak agar penjualan mereka tetap berlangsung, keuntungan di dapat, tanpa mengabaikan keselamatan konsumen dan pegawai.
Sebuah terobosan dilakukan oleh toko daging mentah McCann's Local Meats yang berbasis di Amerika Serikat. Sebelum pandemi, toko ini menjual langsung daging kepada pembeli yang dagang ke toko. Terdapat pelayan yang melayani, namun hal itu sangat berisiko jika tetap dilakukan.
Mereka akhirnya membuat mesin penjual atau vending machine khusus daging. Mesin dirancang khusus untuk menjaga suhu daging tetap beku agar selalu segar. Pelanggan yang datang tinggal memasukkan sejumlah uang, menekan tombol untuk memilih daging yang diinginkan, setelah itu daging langsung ada di depan mata.
Tak perlu kontak dengan orang lain dan tetap menjaga jarak serta menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah menggunakan mesin. Dilansir dari Fox News, vending machine daging menjadi primadona baru untuk para pembeli di tengah pandemi virus Corona.
(Foto: FOxNews)
Kevin McCann, selaku pemilik toko mengaku harus mengisi ulang daging-daging steak sebanyak 4-5 kali dalam satu hari. Ia bercerita kalau dirinya tidak menyangka jika vending machine ini mendapat antusias yang tinggi dari masyarakat.
Tak heran kalau daging di mesin ini laris manis. Selengkapnya baca di Diadona.id
Dream – Ada-ada saja yang dilakukan restoran untuk menarik perhatian pembeli. Misalnya, memberikan satu paket makan gratis untuk orang yang bertubuh pendek.
Dikutip dari World of Buzz, Kamis 11 Juni 2020, restoran Wo Men Zhe Yi Guo terletak di Gala City, Kuching, Malaysia.
Restoran hotpot ini memberikan daging gratis sepanjang satu meter, jika ada pengunjung yang makan bersama teman bertubuh pendek.
Ketentuannya, tinggi pria di bawah 165 cm dan perempuan 155 cm. Untuk bisa menikmati promo ini, kamu bisa pergi ke restoran tapi harus memesan dulu, ya.
Sekadar catatan, restoran itu buka setiap jam 11.00-01.00. Sayangnya, restoran ini menyediakan daging non halal.
Dream – Di tengah pandemi corona yang sedang melanda dunia, banyak pengusaha yang memutar otak untuk bertahan di industrinya masing-masing. Salah satu yang terkena dampak akibat corona yaitu usaha restoran.
Meski dirundung penghasilan yang makin seret, tak lantas para pelaku usaha ini menarik pemasukan lewat tagihan yang tak masuk akal.
Baru-baru ini tempat makan Por ejemplo Goog's Pub & Grub di Holland, Michigan menghebohkan jagat twitter. Pemilik usaha ini menerapkan pajak baru baru para pelanggan yang datang ke tempat makan mereka. Pengelola mengenakan pajak Covid-19 bagi para tamu.
Dikutip dari TMZ, Minggu 17 Mei 2020, pemilik resto tersebut, Brad White, mengatakan usahanya harus bisa beradaptasi di tengah perekonomian yang tidak stabil. Hal ini ia lakukan sebagai upaya menutupi kenaikan harga bahan pokok dan persediaan restoran.
White mengatakan bahwa setiap pembelian akan dikenakan biaya tambahan sebesar 86 sen untuk semua jenis barang pesanan seperti tas, peralatan makan, bumbu dan wadah styrofoam bagi pesanan take-away.
Pemiliki resto tersebut mengatakan, sebelum pandemi corona melanda, restonya dapat menjual 1.500 burger per minggu dengan harga satu bungkus daging yang hanya US$50 (Rp700 ribu).
Namun, setelah Covid-19 melanda, harga satu bungkus daging bisa mencapai US$96 (Rp1,4 juta). Covid-19 telah memukul keras pabrik daging di seluruh negeri, menjadikan pengolahan daging menjadi sulit.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati