Teh Bunga (Shutterstock)
Dream - Sahabat Dream pernah melihat teh bunga? Biasanya disajikan di teko transparans dan tampak sangat indah. Bukan hanya berisi daun teh berwarna gelap tapi juga bunga warna-warni.
Teh ini memang sangat cantik secara visual. Tak manfaatnya bagi kesehatan pun begitu besar.
Teh bunga atau tea bloom berasal dari provinsi Yunnan di China, di mana banyak tumbuhan berbunga.
Bunga-bungaan dipercaya mengandung banyak zat antioksidan, flavonoid, dan cathechin. Oleh karena oleh masyarakat setempat, saat bunga mekar tak dibiarkan begitu saja. Mereka memetik lalu mengeringkannya dan menjadikan minuman.
Teh bunga jadi minuman sehari-hari warga Yunnan. Pasalnya teh ini bisa melindungi sel, membuang racun tubuh dan membantu pencegahan penyakit. Termasuk memiliki zat anti-penuaan dan membuat kulit jadi lebih sehat.
Teh bunga juga sangat direkomendasikan bagi mereka yang memiliki masalah bau mulut. Sifat antibakterinya bisa membantu mencegah pertumbuhan bakteri pemicu bau di mulut.
Bagi yang ingin menurunkan berat badan, teh bunga juga bisa jadi minuman andalan karena bisa merangsang penyerapan energi yang lebih tinggi dan mendorong pembakaran lemak serta penurunan berat badan.
Bunga-bunga kering yang dipilih untuk diolah menjadi minuman merupakan bunga yang kaya khasiat. Masing-masing memberikan efek kesehatan berbeda.
Bunga yang biasa diolah menjadi teh antara lain Globe Amaranth, Jasmine, Osmanthus, Lily, Marigold, Trollius Chinensis, Yellow Chrysanthemum dan Mawar.
Minum teh bunga paling pas di suhu hangat. Sambil menikmati keindahan bunga di dalamnya. Banyak juga yang menjadikan ritual minuman teh bunga beberapa jam sebelum tidur karena bisa membuat istirahat jadi lebih berkualitas.
(ism, Sumber: Teabloom)
Dream - Perayaan Idul Fitri selalu digelar penuh tradisi dan meriah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat beberapa waktu lalu sempat menggelar acara Garebeg Sawal yang biasanya dipadati oleh para masyarakat.
Hal yang juga selalu digelar di dalam Kraton adalah Ngabekten atau sungkeman. Dalam acara ini seluruh putra-putri, kerabat dan abdi dalem Kraton, melakukan sungkem kepada Ngarso Dalem atau Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dikutip dari Kratonjogja.id, dalam Ngabekten terdapat semacam upacara minum teh. Perlengkapannya sangat klasik, berupa gelas-gelas yang merupakan peninggalan dari era Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Hampir seluruh peralatan minum teh ini berasal dari luar negeri, seperti Jerman, Perancis, Belanda.
Ada pula aturan pembuatan teh bagi Sultan. Membuat teh bagi Ngarso Dalem tak boleh sembarangan. Harus mengikuti pakem yang ada. Yaitu, mulanya air didihkan dalam ceret tembaga dan dipindahkan ke ceret khusus untuk Sultan.
Untuk menjaga suhu air, ceret tersebut tetap dipanaskan di atas bara namun tidak dikipasi agar asap tidak masuk dan mengakibatkan air minum berbau sangit. Pada Ngabekten, teh untuk Sultan akan diseduh di teko khusus berwarna merah muda dengan gambar menara.
Teh tersebut disajikan dalam nampan perak, termasuk satu set teko dari perak dengan motif bunga, set cangkir keramik warna merah muda dengan gambar wajah Sri Sultan Hamengku Buwono VII, dan sendok emas. Dalam teko-teko perak bermotif bunga tersebut disediakan air teh, susu, air putih, dan juga gula.
Penyajian minuman dan perlengkapan yang kaya ragam ini merupakan salah satu esensi baku dari sebuah upacara Kraton Yogyakarta. Di sisi lain, tradisi minum teh menjadi sarana identifikasi dan pengamanan bagi kerabat, abdi dalem tertentu, ataupun tamu undangan, yang dikenali dari alat minum yang digunakan.(Sah)
Dream - Tradisi minum teh dengan gula batu sudah ada sejak zaman dahulu. Percaya tidak percaya, kombinasi teh dan gula batu akan membuat rasanya lebih nikmat.
Gula batu sebenarnya sama dengan gula pasir. Hanya saja, gula batu dibuat dengan proses pengkristalan dari bantuan air yang dipanaskan hingga mencapai kondisi jenuh dan dingin.
Gula batu memiliki rasa yang khas dan sedikit berbeda dari gula pasir. Rasanya tidak terlalu manis namun lebih legit ketika meleleh dalam segelas teh hangat.
Meski berasal dari Iran pada abad ke 9 masehi, gula batu sangat populer di Indonesia. Terutama dengan konsumsi teh yang sangat tinggi di negara ini.
Menilik dari riset Nielsen terkait beverage share of throat pada 2018, presentase tingkat konsumsi teh di Indonesia mencapai 23 persen dan menjadi minuman populer kedua setelah air mineral.
" Orang Indonesia sangat menyukai teh karena rasanya sangat familiar di lidah dan sudah menjadi pelengkap makanan sehari-hari. Gula batu membuat rasa teh jadi lebih mild dan bisa dipasangkan dengan makanan apapun," kata Devi Chrisnatalia, Product Manager Teh Javana di Jakarta, Senin 20 Mei 2019.
Menyambut tahun ke-4, Teh Javana meluncurkan varian Gula Batu yang dapat dinikmati di mana saja dengan kemasan botol praktis. Lebih nikmat, Sahabat Dream juga dapat menikmati sensasi teh gula batu dalam keadaan dingin untuk berbuka puasa.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN