Foto: CJ Chicken Car's Jr.
Dream - Ayam goreng tepung merupakan salah satu sajian favorit bagi masyarakat Indonesia. Hampir di setiap kota terdapat resotran yang menyediakan menu masakan ini.
Fried chicken pertama kali dipopulerkan oleh masyarakat Amerika Serikat pada abad ke-18. Makanan ini merupakan sajian khusus yang hanya dimakan pada hari-hari tertentu.
Namun seiring perkembangan zaman, ayam goreng tepung menjadi menu populer di seluruh dunia. Ledakan bisnis penjualan fried chicken pun menjamur di berbagai tempat.
Salah satu restoran franchise Amerika Serikat yakni Carl's Jr. menghadirkan menu baru CJ Chicken, ayam goreng berbalut tepung crunchy dengan bumbu marinasi khusus.
Potongan ayam besar dengan lapisan tepung spesial membuat juicy chicken ini terasa garing dan lezat untuk dinikmati. Ayam goreng dibuat dengan konsep made to order untuk memastikan menu tetap segar. Pelanggan juga diperbolehkan memilih potongan ayam favorit mereka.
CJ Chicken dapat dikombinasi menjadi menu komplit dengan tambahan makanan pendamping seperti nasi putih, kentang goreng atau onion rings serta minuman soda yang dapat diisi ulang sepuasnya saat kamu menikmatinya di restoran.
" Menu baru CJ Chicken tentunya akan memanjakan lidah para pencinta kuliner. Sejak perdana ditawarkan pada soft launching Oktober 2020 lalu, respon masyarakat terhadap menu ini sangat baik," tutur Ingrid Gani, Senior Marketing Manager Carl’s Jr. dalam rilisnya, Selasa 12 November 2020.
Dream - Pilih dada atau paha? Pertanyaan ini selalu muncul saat kita memesan menu ayam. Ada yang suka paha dan ada juga yang lebih memilih dada karena dagingnya lebih tebal.
Menurut Sahabat Dream, orang Indonesia lebih suka mana? Menurut data Belfoods Indonesia, produsen makanan olahan dari ayam, orang Indonesia lebih suka paha dibandingkan dada ayam.
" Mungkin karena dada lebih berserat dan kurang juicy, jadinya agak kering," kata Dicky Saelan, Managing Director PT Belfoods Indonesia, dikutip dari Liputan6.com.
Ia mengatakan selain paha, orang Indonesia juga sangat suka sayap. Tingginya minat konsumen lokal terhadap dua jenis potongan ayam tersebut membuat harga sayap dan paha relatif lebih mahal dari dada.
" Kami enggak pernah cukup paha dan sayap, sementara dada stoknya banyak," ujarnya.
Hal itu tak mengherankan mengingat jenis ayam yang banyak dikembangbiakkan di peternakan di Indonesia berjenis broiler dari strain Amerika Serikat.
Ayam ini, sambung dia, memiliki bagian dada yang lebih besar. Dada juga dianggap lebih sehat karena kandungan lemaknya lebih sedikit dibandingkan bagian paha dan sayap.
" Pegiat makanan sehat atau mereka yang suka fitness itu pastinya memilih dada mentok yang dikukus. Less fat di situ. Nah, kita coba edukasi ke konsumen (soal ini)," sambung dia.
Tak hanya soal potongan ayam favorit, Dicky juga mengungkapkan bentuk karkas yang banyak dibeli orang Indonesia. Karkas adalah bagian ayam utuh yang telah dibuang bagian kepala dan cekernya.
Menurut dia, orang Indonesia suka dengan potongan karkas yang kecil, sekitar 1,6--1,7 kilogram, atau bahkan lebih kecil lagi sekitar 1--1,1 kilogram.
" Orang Indonesia punya persepsi ayam kampung lebih bagus dari ayam broiler. Ada persepsi juga semakin besar ayam, semakin tidak sehat karena menganggap pakai obatlah, hormonnya semakin banyak," ungkap Dicky.
Padahal, penggunaan hormon untuk mengembangbiakkan ayam di Indonesia sudah dilarang. Dicky menyebut produsen saat ini berinovasi dengan pakan sehingga bisa menghasilkan ayam berukuran besar dengan standar ukuran di atas dua kilogram.
" Sekitar 2,2--2,5 kilogram. Di Arab bahkan sampai 3 kilogram," imbuhnya.
Ia juga menyatakan membeli ayam berukuran lebih besar menguntungkan bagi kantong konsumen dan produsen. Dari sisi konsumen, bisa lebih ekonomis. " Untuk ukuran ayam yang kecil, 1,5--1,7 kilogram, per kilonya bisa dihargai Rp16 ribu.
" Kalau ayam 2 kilogram hanya Rp15 ribu per kilo," kata Dicky.
Laporan Dinny Mutiah/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Membeli lauk berupa olahan ayam mungkin kerap Sahabat Dream lakukan saat tak sempat memasak. Ayam memang teman makan yang 'aman' karena disukai banyak orang. Saat membeli ayam matang, pastikan diolah dengan baik dan matang hingga ke dalam.
Jika tak matang sempurna, risiko keracunan akan sangat tinggi. Ayam yang tak matang cenderung mengandung bakteri yang banyak karena berkembang biak dan bisa menimbulkan keluhan berupa muntah, demam hingga diare.
Lalu apa ciri ayam belum matang sempurna?
1. Daging bagian dalam berwarna merah
Dari luar mungkin tampak krispi dan matang ekcokelatan, namun ketika dibelah, daging bagian dalamnya masih putih kemerahan. Ini adalah tanda utama ayam belum matang.
2. Daging masih berair
Daging ayam yang matang hingga ke dalam seharusnya tidak mengeluarkan air jika disobek dagingnya. Bahkan jika dagingnya memang juicy atau berair, namun jika sudah matang sempurna, daging tidak terlalu basah dan cenderung lebih lembut.
3. Masih ada darah di dekat tulang
Terkadang meski dagingnya sudah berwarna putih, namun ternyata masih ada gumpalan darah merah kecokelatan di dekat tulang. Ini juga jadi tanda ayam belum matang benar.
4. Daging cenderung alot
Daging ayam yang sudah matang benar seharusnya empuk tidak alot. Jika tekstur daging ayam kenyal dan alot berarti ayam belum matang sempurna.
Laporan Febi Anindya Kirana/ Sumber: Fimela.com
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media