Seseorang Sedang Belanja Bahan Makanan Di Supermarket. Ilustrasi : Foto Pixabay.com
Dream - Di tengah penyebaran virus corona covid-19 ini, masyarakat dihimbau untuk menjaga jarak dan menghindari kontak fisik dengan orang lain agar tidak tertular. Virus corona yang berasal dari Wuhan, China memang diketahui bisa dengan mudah menyerang orang sehata lewat pernapasan. Tak heran jika imbauan social distancing atau physical distancing begitu gencar dilakukan pemerintah.
Namun ada konisi yang memaksa seseorang untuk keluar rumah. Salah satunya adalah kebutuhan pangan yang harus selalu tersedia setiap hari. Pasar atau supermarket menjadi tempat tujuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sebagai orang awam, seringkali masyarakat khawatir ketika berbelanja bahan makanan di pusat perbelanjaan. Selain sesak dengan orang yang berbelanja, banyak orang juga khawatir dengan kemungkina mereka akan terjangkit virus corona Covid-19 dari bahan makanan atau makanan yang mereka bawa pulang.
Apalagi sempat ada anggapan semua bahan makanan yang telah dibeli untuk dicuci dengan sabun sebelum disimpan di tempat penyimpanan. Mengutip laman consumerreports.org, berikut saran para ahli mengenai keamanan pangan di tengah wabah covid-19.
Ada kabar baik buat kamu yang berbelanja bahan makanan. " Ilmu pengetahuan seputar covid-19 terus berkembang, tetapi sampai saat ini tidak ada bukti bahwa penyakit ini ditularkan oleh makanan," kata Donald Schaffner, Ph.D., seorang profesor terkemuka di departemen ilmu makanan di Rutgers University di New Brunswick, NJ.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA), Departemen Pertanian AS, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa makanan tidak diketahui sebagai rute penularan virus. Menurut WHO, virus corona Covid-19, SARS dan MERS terbukti tidak ditularkan melalui makanan.
Mungkin orang berpikir virus itu dapat masuk ke makanan jika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin di makanan, atau memiliki virus di tangan mereka dan menyentuh makanan itu.
" Bakteri memang dapat menyebabkan penyakit jika tumbuh dalam makanan, sel bakteri dapat berubah menjadi ribuan dalam waktu singkat, tapi virus tidak demikian, kata Benjamin Chapman, Ph.D., seorang profesor dan pakar keamanan pangan di North Carolina State University di Raleigh.
Mereka membutuhkan inang yang hidup untuk tumbuh, sehingga virus tidak bisa berkembang dalam makanan.
" Dalam studi diketahui SARS menunjukkan inaktivasi virus dari 10.000 partikel virus menjadi 1, setelah 3 menit pada 149 derajat," kata Chapman. Tetapi perlu dicatat bahwa hal itu terjadi pada virus SARS, dan dunia belum memiliki cukup informasi apakah hal tersebut juga berlaku pada virus covid-19.
Namun Para Ahli menghimbau untuk memasak dengan suhu yang sesuai untuk membunuh patogen dalam makanan, yang kemungkinan besar juga akan membunuh virus covid-19.
Karena kasus pertama dikaitkan dengan pasar hewan di China, itu mungkin membuat beberapa orang berpikir demikian. Tapi tidak ada bukti jika hewan lain dapat menginfeksi. Penelitian terus dilakukan, tetapi diyakini bahwa virus itu berasal dari kelelawar, kemudian menyebar ke hewan lain, lalu ke manusia.
" Sejauh yang kami tahu, hewan di negara ini tidak terpengaruh," kata Schaffner. Ditambah lagi jalur utama penularannya adalah dari orang ke orang.
Mungkin kamu berpikir jika seseorang yang terinfeksi bersin langsung pada sebuah apel, dan kamu mengambil apel itu dan kemudian menyentuh wajah, anda bisa terinfeksi. “ Tapi anda lebih mungkin terinfeksi ketika anda berdiri di sebelah orang itu," kata Schaffner.
Itulah mengapa jarak sosial dibutuhkan. Dan harus selalu mencuci atau membersihkan tangan sesegera mungkin setelah menyentuh barang-barang di toko bahan makanan. Itu adalah hal terbesar yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan.
Itu tidak perlu. Cuci saja buah-buahan dan sayuran dalam air, gunakan sikat produk keras, seperti apel atau kentang. " Saya tidak merekomendasikan mencuci produk dengan sabun atau larutan pemutih yang diencerkan, yang keduanya dapat menyebabkan sakit perut," kata Schaffner.
" Kami belum melihat makanan atau kemasan makanan sebagai sumber penularan," kata Chapman. Mungkin ada yang mengatakan, jika menyentuh sesuatu yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata, bisa terinfeksi.
Namun, dalam hal pengemasan makanan, risikonya rendah. Dalam sebuah studi pendahuluan yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine pada 17 Maret, para peneliti menguji stabilitas virus corona baru pada berbagai permukaan. Mereka menemukan bahwa virus tetap berada di plastik dan stainless steel hingga 72 jam. Di atas kertas, mereka tidak menemukan virus setelah 24 jam.
Departemen Pertanian mengatakan, “ tidak ada bukti yang mendukung transmisi COVID-19 dengan barang-barang impor dan tidak ada kasus COVID-19 yang dilaporkan terkait dengan barang-barang impor.” Penting untuk diingat bahwa, virushanya bertahan dalam waktu yang terbatas di permukaan. Jadi, bahkan jika suatu produk atau kemasan membawa virus, kemungkinan akan mati selama di perjalanan.
Para ahli mengatakan ini tidak perlu. Anda mungkin mendengar toko tutup selama beberapa hari setelah seorang karyawan dinyatakan positif. Tetapi keputusan ini didasarkan pada risiko penularan dari orang ke orang, bukan keamanan pangan.
" Tidak," kata Chapman. Takeout makanan merupakan alternatif yang sangat baik dibanding belanja bahan makanan sendiri, karena takeout makanan sangat mengurangi interaksi dengan orang lain.Sebagian besar restoran di Indonesia telah menerapkan sistem online sehingga masyarakat dapat menikmatinya tanpa interaksi dengan orang banyak.
Faktor risiko terbesar untuk virus ini adalah berinteraksi erat dengan orang lain, dan pengiriman online dapat mengurangi risikonya. Untuk mengurangi risiko lebih lanjut, sebaiknya pindahkan makanan ke piring , lalu buang wadahnya, dan cuci tangan sebelum makan.
Mungkin merasa lebih aman untuk beralih ke tas sekali pakai selama wabah ini, tetapi para ahli mengatakan itu tidak perlu.
“ Saya mencuci tas kain yang bisa digunakan kembali setelah setiap perjalanan ke toko kelontong,” kata Chapman.
" Kami tidak memiliki bukti bahwa mereka menularkan penyakit, tetapi ini adalah praktik yang cerdas." Mencuci tas belanjaan akan mencegah bakteri dalam makanan berkembang biak.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?