Dream - Mendirikan dan menjalankan sebuah start-up pastinya tidak mudah. Karena banyak rintangan, baik dari dalam atau luar, yang akan selalu datang menghadang.
Seperti 10 CEO start-up berikut yang harus menanggung risiko kehilangan pekerjaan atau start-upnya karena tidak tahu apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam dunia bisnis.
Seperti dikutip dari Entrepreneur, Selasa, 12 Januari 2016, berikut bos-bos yang alami `kehancuran` dalam bisnisnya:
10. Ryan Grepper, Pendiri dan CEO Coolest
Coolest menciptakan pendingin bir all-in-one dan sempat berhasil mengumpulkan dana di Kickstarter sebesar US$ 13 juta. Coolest menjadi pengumpul dana terbesar kedua di situs crowdfunding tersebut. Itu terjadi pada akhir tahun 2014.
Kini, Coolest menjual produknya lebih awal di Amazon tanpa memikirkan para donornya yang lebih berhak mendapatkan alat tersebut. Alasan Coolest agar perusahaan tetap berjalan. Kabar baiknya adalah produknya benar-benar ada. Kabar buruknya adalah alat tersebut mendapat ulasan yang suram, dengan 28 persen memberikan hanya 1 bintang, sebagian besar karena kualitas produk dan dukungan yang buruk.
9. Sean Rad, Pendiri dan CEO Tinder
Sean Rad keluar masuk jadi CEO platform kencan online Tinder hingga akhirnya dia benar-benar ditendang keluar dan kehilangan perusahaan yang sudah ia dirikan dan besarkan. Semua karena sikap dan pernyataannya yang kontroversial tentang gaya hidupnya serta laporan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap seorang jurnalis.
8. 50 Cent, Rapper dan Entrepreneur
Curtis James Jackson III, alias 50 Cent, mendapat kekayaan dari album rekaman, merilis lini pakaian, dan sebagai seorang aktor. Kemudian ia dilaporkan membuat investasi US$ 100 juta di sebuah perusahaan air vitamin yang diakuisisi oleh Coca-Cola.
Tahun lalu, ia mengajukan pailit. Apa yang salah? Kurangnya tanggung jawab fiskal, yaitu, ia melebihi anggaran. Lebih parah lagi, dia menggunakan pengadilan untuk mendapat uang sebesar $ 28 juta dari kreditur.
7. Ivan Reedman, Pendiri dan CEO Torquing Group
Kurang dari setahun setelah mendapat modal lebih dari US$ 3,4 juta - rekor untuk sebuah proyek Kickstarter di Eropa - pembuat drone Zano ini mengajukan 'likuidasi', alias bangkrut. Membuat beberapa ratus dari 15.000 penyandang dana gigit jari karena tidak mendapat kiriman drone yang diimpikan.
6. Dan Price, Pendiri dan CEO Gravity Payments
Price tiba-tiba memutuskan untuk menaikkan gaji minimum tahunan 120 karyawan perusahaan manajemen kartu kredit sampai US$ 70.000 selama tiga tahun. Kabar itu beredar luas dan menjadi viral. Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, Bloomberg baru-baru ini mengungkapkan Price dituntut oleh saudaranya sendiri karena punya saham 30% di dalam Gravity.
Baca 5 entrepreneur lainnya >>>>>
5. Ellen Pao, Mantan CEO Interim di Reddit
Tonggak kekuasaan Pao sebagai CEO interim situs sosial populer itu untungnya singkat. Dalam delapan bulan, ia hanya berhasil dalam satu hal: menunjukkan kurangnya pemahaman menyeluruh tentang Reddit dan tak mau peduli tentang komunitas Reddit. Seperti jabatan kontroversial di perusahaan ventura Silicon Valley Kleiner, Pao perlu belajar bahwa bisnis bukan hanya tentang dia, tapi tentang melayani stakeholders-nya.
4. Tony Hsieh, Pendiri dan CEO Zappos
Setelah menumbuhkan pendapatan Zappos US$ 1 miliar dan menjualnya ke Amazon, Hsieh sepertinya bereksperimen dengan struktur manajemen aneh. Tahun lalu ia beralih ke sistem organisasi yang baru yang kontroversial dengan tidak ada manajer atau jabatan dikenal sebagai Holacracy. Akibatnya sekitar 14 persen karyawan berhenti dan sisanya masih mencoba untuk mencari tahu nasib gaji dan pekerjaan mereka.
3. Gurbaksh Chahal, Pendiri dan CEO Gravity4
Setelah mengaku bersalah atas dua tuduhan kekerasan domestik, termasuk dipecat oleh dewan perusahaan RadiumOne sebelum IPO dijalankan, entrepreneur ini kembali datang dengan berita tentang penangkapan, diskriminasi dan pelecehan gender, serta tuduhan mengkonsumsi obat-obat terlarang.
2. Maren Kate Donovan, Mantan CEO Zirtual
Zirtual, start-up asisten virtual sukses besar sampai mencoba untuk mengubah status ratusan pekerja kontrak menjadi karyawan penuh waktu. Tapi akibatnya fatal, perusahaan mengalami bangkrut. Alasan pertama sebuah bisnis gagal adalah bahwa mereka kehabisan uang tunai. Setiap CEO harus pandai dalam memahami bisnis dan keuangan.
1. Elizabeth Holmes, Pendiri dan CEO Theranos
Holmes menjadi ikonik setelah putus sekolah dari Stanford pada usia 19 untuk mendirikan laboratorium canggih. Dia berhasil membesarkannya hingga mendapat suntikan modal US$ 400 juta. Dilaporkan bernilai US$ 9 miliar Theranos mengumumkan telah memiliki teknologi laboratorium yang canggih yang selama ini dikembangkan diam-diam.
Namun laporan The Wall Street Journal mempertanyakan efektivitas dan akurasi teknologi Theranos tersebut dan sejak itu Holmes berada di bawah kritikan. Kasusnya tetap sama seperti start-up lainnya, terlalu digembar-gemborkan tetapi kurang dalam pelaksnaan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak