Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid Atau Gus Dur
Dream – KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur merupakan Presiden ke-4 RI. Gus Dur merupakan sosok yang dikenal sangat menjunjung tinggi toleransi.
Bahkan Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia atau Presiden segala umat.
Gus Dur memiliki banyak kata-kata bijak semasa hidup. Tak jarang, kata-kata Gus Dur selalu diingat hingga sekarang.
Kata-kata bijak Gus Dur banyak berisi tentang nasehat dan memiliki makna yang mendalam. Terutama yang berkaitan dengan keagamaan dan semangat nasionalisme.
Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak Gus Dur yang sudah dirangkum dari berbagai sumber:
1. “ Al-Qur'an sudah menetapkan agama yang benar disisi Allah adalah Islam. Namun tidak berarti negara tidak boleh memberikan perlakuan yang sama kepada semua agama.”
2. “ Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat.”
3. " Begitu agama mengubah dirinya menjadi penentu, tidak lagi hanya memengaruhi tetapi menentukan, maka dia telah berubah menjadi duniawi. Kalau hal ini yang terjadi, pada gilirannya dia bisa mengundang sikap represif. Agama menjadi represif, untuk mempertahankan dirinya."
4. " Perpustakaan adalah tempat untuk memenuhi dahaga ilmu pengetahuan."
5. " Pemahaman kembali terhadap ajaran-ajaran agama sering kali mengambil tema ‘kembali kepada ajaran yang benar atau kembali kepada ajaran yang asli’. Itulah sebabnya dalam setiap gerakan reformasi dalam Islam misalnya, selalu diambil tema kembali kepada Alquran dan Hadis."
6. “ Dari sudut agama, saya ingin mengingatkan, agar ketidaksenangan kita terhadap seseorang atau suatu kaum jangan sampai menyebabkan kita berlaku tidak adil dalam memutuskan sesuatu.”
7. “ Allah itu maha besar. Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada. Apapun yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya.”
8. “ Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.”
9. “ Guru spiritual saya adalah realitas. Dan guru realitas saya adalah spiritualitas.”
10. “ Bukankah masalah ketuhanan memang rumit? Mungkin sengaja dibuat rumit oleh Tuhan, agar kita tertuntut untuk senantiasa berada dalam upaya pencarian hakikat-Nya, walaupun itu tidak akan pernah tercapai. Upayanya yang penting, bukan tercapainya hasil mutlak.”
11. “ Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya.”
12. “ Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalo kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, karena orang tidak pernah tanya apa agamamu.”
13. “ Kalau Anda tidak ingin dibatasi, janganlah Anda membatasi. Kita sendirilah yang harusnya tahu batas kita masing – masing.”
14. " Bukankah dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal-muasal bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan."
15. " Marilah kita bangun bangsa dan hindari pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali."
16. " Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tanpa membedakan latar belakang ras, suku agama, dan asal muasal, di muka-undang-undang."
17. “ Membiarkan terjadinya korupsi besar-besaran dengan menyibukkan diri dengan ritus-ritus hanya akan berarti membiarkan berlangsungnya proses pemiskinan bangsa yang semakin melaju.”
18. “ Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya arab, bukan untuk " aku" jadi " ana" bukan " sampean" jadi " antum" , " sedulur" jadi " akhi" . Pertahankan apa yang jadi milik kita, kita harus serap ajarannya bukan budaya Arabnya.”
19. “ Ternyata kepentingan Nasional memiliki hukum-hukumnya sendiri, yang dalam banyak hal 'dimanfaatkan' untuk kepentingan agama. Ia dapat menciptakan ikatan kebangsaan untuk mengkonkretkan hidup beragama. Tidak sebaliknya.”
20. “ Di negeri kita demokrasi belum lagi tegak dengan kokoh masih lebih berupa hiasan luar bersifat kosmetik daripada sikap yang melandasi pengaturan hidup yang sesungguhnya.”
21. “ Semakin tinggi martabat manusia yang menjadi pemeluknya maka semakin tinggi pula martabat agama itu sendiri.”
22. " Di negeri kita demokrasi belum lagi tenggak dengan kokoh masih lebih berupa hiasan luar bersifat kosmetik daripada sikap yang melandasi pengaturan hidup yang sesungguhnya."
23. “ Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya. Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.” Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.”
24. “ Demokrasi itu bukan hanya tak haram, tapi wajib dalam Islam. Menegakkan demokrasi itu salah satu prinsip Islam, yakni syuro.”
25. “ Pertanyaan dasarnya adalah, sanggupkah kita sebagai bangsa mengembangkan sikap meninggikan kepentingan bersama itu dan mengalahkan kepentingan pribadi para pemimpin bangsa kita?”
26. “ Persamaan teologis antara dua agama tidak akan mungkin ada, kalau diartikan sebagai hak merumuskan kebenaran mutlak Tuhan. Namun persamaan kedudukan dimuka hukum dapat ditegakkan, selama ada yang memberi perlakuan sama.”
27. “ Sejarah lama kita sebagai bangsa memang sangat menarik. Rasa tertarik itu timbul dari kenyataan bahwa yang ditulis sering tidak sama dengan yang terjadi.”
28. “ Keutuhan negara hanya akan tercapai kalu ia memberikan perlakuan yang sama dimuka hukum.”
29. “ Meskipun takut kita jalan terus, berani melompati pagar batas ketakutan tadi, mungkin disitu harga kita ditetapkan.”
30. “ Mari kita bangun bangsa dan hindarkan dari pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah, inilah tugas kesejarahan kita yang tidak boleh kita lupa.”
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur