Foto: Pixabay.com
Dream - Pengguna jaringan internet dari operator Indihome dibuat terkejut sejak akhir pekan kemarin. Bermula dari media sosial muncul kabar jutaan data riwayat browsing para pelanggan Indihome diduga mengalami kebocoran.
Sebagai informasi, browsing history merupakan informasi penelusuran yang disimpan ketika seseorang menjelajahi internet. Dengan kata lain, browsing history berisi data mengenai situs apa saja yang pernah dikunjungi seseorang.
Biasanya fungsi ini akan memudahkan seseorang ketika ingin mengakses kembali situs yang pernah dikunjunginya.
Kabar terbaru dari VP Corporate Communication PT Telkom Indonesia Tbk Pujo Pramono memastikan pihaknya tengah melakukan koordinasi internal untuk mengecek dan memastikan validitas (menelusuri) kabar kebocoran data pelanggan IndiHome.
" Sehubungan dengan munculnya pemberitaan terkait kebocoran data pribadi pelanggan IndiHome, dapat kami sampaikan bahwa tengah melakukan koordinasi internal untuk mengecek dan memastikan validitas (menelusuri, red) data tersebut," tutur VP Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono.
Dikutip dari Liputan6.com Senin, 22 Agustus, berikut beberapa fakta terkait dugaan kebocoran data history browsing pelanggan IndiHome.
1. Tidak hanya history browsing pelanggan yang bocor
Informasi kebocoran data browing pertama kali diungkapkan pengamat keamanan siber, Teguh Aprianto melalui thread di Twitter, pada Minggu, 21 Agustus 2022. Dalam cuitannya disebutkan data browsing history Indihome bocor termasuk di dalamnya informasi yang menampilkan nama dan NIK pelanggan
Menurut Teguh, ada 26 juta browsing history yang dicuri dan dibagikan di forum hacker.
2. Kasus serupa pernah terjadi pada 2020
Sebagai informasi, pada September 2020, dalam utasnya di Twitter, Teguh pernah membeberkan informasi IndiHome yang dituding mengambil data browsing history pelanggannya secara diam-diam.
" Berdasarkan website tracker milik mereka, website tersebut sudah mendapatkan hits sebanyak 26,681,371,055 (26,6 Miliar). Tidak diketahui berapa banyak data yang sudah mereka dapatkan," ungkapnya kala itu.
3. Dikhawatirkan Data Disalahgunakan
Teguh mengaku pernah menekan Indihome untuk mematikan tracker yang dipakai untuk mencuri browsing history pelanggan. Alasannya, apabila ada pihak tidak bertanggung jawab mengetahui riwayat penelusuran seseorang, pihak tersebut dapat memakainya untuk membuat malu orang lain.
" Jika kebetulan ada pelanggan yang ketahuan sedang buka film dewasa, lalu browsing history-nya dicuri serta diidentifikasi nama, jenis kelamin dan juga NIK miliknya dari data pelanggan, ini bisa digunakan untuk mempermalukan seseorang," tulis Teguh.
4. Telkom Ragukan Validitas Data
Respons cepat diberikan Telkom INdonesia melalui SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza. Menurut Reza, keaslian data-data yang dibagikan hacker secara gratis di forum hacker diragukan validitasnya.
“ Beberapa kejanggalan, misalnya alamat emailnya yang jadi sample itu @telkom.net. Kami saja di Telkom alamat emailnya @telkom.co.id. Alamat email saya dan teman-teman di Telkom adalah @telkom.co.id,” jelas Reza melalui pesan singkat, Senin, 22 Agustus 2022.
Reza juga memastikan, Telkom tidak pernah memberikan email address untuk pelanggan IndiHome. " Dari sana kok saya meragukan sekali," tuturnya menambahkan.
5. Lakukan Koordinasi Internal dan Investigasi
Untuk memberikan kenyamanan kepada pelanggan, Telkom memastikan akan melakukan langkah-langkah pengecekan dan investigasi mengenai keabsahan data-data tersebut.
Reza memastikan data-data pelanggan IndiHome, bahkan oleh kalangan internal Telkom, sulit diakses mengingat ada enkripsi dan firewall yang berlapis.
“ Saya pastikan data sampling (yang disebar hacker, red) salah,” ujar Reza menegaskan.
6. Jumlah pelanggan Indihome hanya sebanyak 8 juta
Keraguan Reza semakin menguat karena jumlah pelanggan Indihome sampai saat ini sebanyak 8 juta pelanggan. Sementara data browsing history yang diklaim hackers mencapai 26 juta data history.
Dia menduga, data-data history browsing IndiHome tersebut diambil hacker karena adanya akses yang dilakukan pelanggan ke situs-situs terlarang yang mengandung malware.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN