Abaikan Reshuffle, Indeks Syariah dan Rupiah Ambruk

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 12 Agustus 2015 16:24
Abaikan Reshuffle, Indeks Syariah dan Rupiah Ambruk
Pelaku pasar lebih khawatir dengan perkiraan perang mata uang yang dilancarkan China. Rupiah sempat ambruk ke level 13.900.US$

Dream - Pergantian sejumlah menteri Kabinet Kerja Jokowi tampaknya tak diacuhkan pelaku pasar. Rupiah yang makin anjlok dan buruknya kondisi bursa regional justru semakin membenamkan indeks saham acuan Bursa Efek Indonesia (BEI).

KOndisi semakin mengkhawatir setelah pemodal asing makin getol melepas dananya di pasar modal Indonesia. Dana sekitar Rp 700 miliar hari ini kabur dari BEI.

Pada penutupan perdagangan BEI, Rabu, 12 Agustus 2015, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terpuruk 5,167 poin (3,52%) ke level 141,494.

ISSI bahkan sempat terjun bebas ke level terendahnya di 141,050. Sepanjang perdagangan ISSI menghabiskan waktunya berkutat di zona merah dengan level tertinggi di 145,266.

Kepanikan pasar akan munculnya perang mata uang Yuan dan Dolar AS membuat saham-saham syariah terpelanting. Sebanyak 184 emiten syariah jatuh ke zona merah. ISSI hanya menyisakan 17 emiten di zona positif dan 35 lainnya bertahan stagnan.

Transaksi perdagangan saham syariah mencapai Rp 3,18 triliun dengan 38,34 miliar berpindatangan.

Aksi terjun bebas juga menimpa saham-saham bluechips syariah. Tergiring pelemahan harga saham dari 28 emitennya, Jakarta Islamic Index (JII) ditutup melemah 22,435 poin (3,69%) ke level 585,317.

Indeks JII hanya meninggalkan 1 emiten bluechips di zona positif dan 1 lainnya bertahan stagnan.

Satu-satunya bluechips syariah yang menguat itu adalah LPKR dengan kenaikan harga Rp 10 (0,93%) menjadi Rp 1.080 per saham.

Sebaliknya, saham-saham favorit investor justre tenggelam oleh aksi jual investor. UNVR memimpin top losser usai melemah Rp 1.500 per saham. Disusul LPPS yang turun Rp 1.450, AALI Rp 575, INTP Rp 450, dan SMGR Rp 400 per saham.

Laju bursa saham Indonesia di pertengahan pekan ini memang menjadi yang terburuk di kawasan Asia Pasifik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat anjlok 143,100 poin (3,10%) ke level 4.479,491.

Lantai bursa ramai oleh aksi jual beli investor dengan dana mengalir Rp 5,83 triliun. Namun sekitar Rp 700 miliar diantaranya merupakan dana asing yang ditarik dari pasar modal Indonesia.

Koreksi terdalam dialami emiten di sektor perkebunan yang turun 4,66 persen. Disusul infrastruktur 3,67 persen, dan industri dasar 3,66 persen.

Dari pasar keuangan, perang mata uang telah membuat dolar semakin perkasa. Kurs rupiah yang sempat menyentuh 13.911, sore ini ditutup melemah 164 poin (1,21%) ke level 13.771 per dolar AS.

Beri Komentar