OJK: Bank Syariah Indonesia Bisa Jadi Katalis Potensi Daerah dan UMKM

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 4 Januari 2021 09:36
OJK: Bank Syariah Indonesia Bisa Jadi Katalis Potensi Daerah dan UMKM
Bank syariah ini bisa mendorong angka literasi syariah dan membantu sektor UMKM mengakses pembiayaan.

Dream – Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk diyakini bisa mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta masyarakat di daerah agar lebih mengenal dan menggunakan layanan keuangan syariah. Dengan pemanfaatan teknologi warisan tiga bank syariah yang merger, Bank Syariah Indonesia akan menjadi katalis pertumbuhan sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan daya saing dan ragam produk keuangan syariah di Indonesia selama ini masih rendah. Kondisi ini pula yang menyebabkan akses serta pengetahuan masyarakat mengenai keuangan syariah masih terbatas.

Kehadiran Bank Syariah Indonesia dipercaya bisa mengikis masalah tersebut, dan berujung pada terciptanya kemaslahatan bagi masyarakat.

“ Potensi untuk tumbuh itu ada di daerah, UMKM, dan mikro. Ini semua umat Muslim. Ini ruang tumbuh yang besar,” kata Wimboh dalam acara “ Sharia Business & Academic Sinergy”, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu 3 Desember 2020.

Dia mengatakan bahwa penting ada lembaga dan perbankan yang bisa mengakses ke daerah dengan teknologi. Karena ini, rencana penggabungan tiga bank syariah milik Himbara disambut baik.

“ Ini akan menjadi katalis perkembangan syariah di Indonesia,” kata Wimboh.

Apalagi, selama ini masyarakat kesulitan mendapat produk dan jasa keuangan syariah karena masalah jarak dan akses. Kehadiran Bank Syariah Indonesia yang bermodal besar bisa meniadakan masalah ini ke depannya.

1 dari 3 halaman

Pengembangan Teknologi Harus Jawab Kondisi Literasi Syariah

Wimboh menegaskan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah juga harus menjawab kondisi rendahnya literasi syariah nasional. Saat ini, indeks literasi syariah nasional masih berada di angka 8,93 persen, jauh di bawah tingkat literasi masyarakat atas keuangan konvensional yakni 37,72 persen.

“ Karena itu kita harapkan ke depan (Bank Syariah Indonesia) bisa akses ke segmen mikro dan UKM di daerah dengan cepat dibantu teknologi. Poin kedua, masyarakat kita adalah masyarakat illiterate,” kata dia.

Literasi syariah hanya 8,93 persen. Angka ini lebih rendah daripada konvensional yang hanya 37,72 persen.

“ Ini tantangan kita. Kalau tidak, mereka tidak paham aksesnya, penggunaan teknologinya, mengenali risiko tidak bisa. Kami sambut baik literasi ini sangat penting, terutama di daerah,” kata dia.

Menurut Wimboh, saat ini momentum kebangkitan ekonomi Islam dan keuangan syariah tengah terjadi. Untuk memanfaatkan momentum tersebut, kolaborasi dan sinergi harus dilakukan berbagai pihak.

2 dari 3 halaman

Kinerja Perbankan Syariah Cukup Stabil

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ketahanan perbankan syariah selama dan pasca-krisis terbukti lebih baik dibanding bank konvensional. Hal ini terbukti dari tingginya pertumbuhan aset, penghimpunan dana pihak ketiga, serta penyaluran pembiayaan perbankan syariah per September 2020 yang melampaui capaian industri perbankan konvensional.

“ Industri terutama perbankan syariah memang memiliki posisi yang cukup stabil dan memiliki loyalitas dari keseluruhan ekosistemnya,” kata Sri Mulyani.

Dia mengatakan kinerja ini bisa menjadi jembatan dan modal awal untuk mengembangkan ekosistem keuangan syariah yang berkualitas. Apalagi, resiliensi keuangan syariah juga bisa dilihat dari angka CAR atau rasio kecukupan modal dan NPF yang cenderung stabil.

“ Untuk CAR 23,5 persen dan NPF 3,31 persen,” kata dia.

3 dari 3 halaman

Segmen UMKM Jadi Prioritas

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia sekaligus Ketua Project Management Office (PMO) Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi menjelaskan, segmen UMKM akan menjadi prioritas kerja bank hasil merger pasca efektif berdiri nanti.

Dukungan Bank Syariah Indonesia bagi pelaku UMKM akan terwujud dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang terjangkau dan mudah untuk mereka. Selain itu, Bank Syariah Indonesia akan menghadirkan berbagai produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM, agar mereka bisa lebih berkembang dan meningkat kesejahteraannya.

Bank Syariah Indonesia diproyeksikan menyalurkan pembiayaan untuk UMKM minimal 23 persen dari total portofolio pada Desember 2021. Setelah itu, porsi pembiayaan dan pelayanan bagi UMKM akan terus ditingkatkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak.

“ Bank Syariah Indonesia akan menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai dari fase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah. Dukungan bagi UMKM tidak akan berkurang, justru hendak ditambah dan diperkuat,” ujar Hery.

Beri Komentar