Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Telecommuting, Rusak Karier Atau Sebaliknya?

Telecommuting, Rusak Karier Atau Sebaliknya? Perkembangan Teknologi Memungkinkan Kamu Untuk Bekerja Dari Rumah. (Foto: Shutterstock)

Dream - Teknologi modern telah menghubungkan orang-orang dari kantor ke rumah. Meskipun perkembangan teknologi pesat, banyak orang berpikir bekerja tak perlu lagi pergi ke kantor.

Cukup dengan menggunakan teknologi komunikasi yang sudah mumpuni, melakukan pekerjaan kantor bisa dilakukan dari tempat lain alias telecommuting atau telework. 

Semisal bekerja dari rumah. Tapi apakah itu membatasi karier si karyawan?

Dikutip dari studyfinds, Sabtu 7 Maret 2020, studi yang dilakukan Laily School of Management di Rensselaer Polytechnic Institute meredakan kekhawatiran pengusaha dan pegawai.

Penelitian yang terbit di Journal of Vocational Behaviour menyebut, telecommuting tak selalu merugikan karier seseorang.

Profesor dan Kepala Manajemen Laily School, Timothy D. Golden, mengatakan beberapa pekerja enggan mencoba telecommuting karena takut merusak akrier.

“Penelitian ini membantu menjawab pertanyaan kritis itu: apakah akan merugikan karier jika telecommuting? Penelitian saya bergantung kepada konteks pekerjaan karyawan,” kata Golden.

Begini Hasilnya

Studi ini menggunakan data perusahaan aktual pada promosi dan pertumbuhan gaji 405 karyawanm untuk mengevaluasi dampak telecommuting terhadap lintasan karir mereka.

Dalam studi ini, yang digunakan adalah data objektif berupa promosi dan kenaikan gaji.

“Dengan cara ini, kami bisa mulai mengungkapkan dampak sebenarnya dari telecommuting terhadap hasil karier yang mendasar,” kata dia.

Budaya kantor, kata Golden, menjadi salah satu faktor terpenting untuk menentukan tingkat promosi karyawan.

Para karyawan ini menerima lebih banyak promosi kalau perusahaan menerima budaya kerja dari rumah.

Para karyawan yang bekerja dari rumah akan memiliki peluang mendapatkan kenaikan gaji lebih besar jika sering tatap muka dengan perusahaan. Mereka yang memberikan jam ekstra untuk bekerja, akan mendapatkan kenaikan gaji yang lebih tinggi lagi.

Ini Kelemahan Telecommuting?

Akan tetapi, ini tidak berlaku bagi mereka yang bekerja dari rumah namun tak ada budaya telecommuting dari perusahaan.

Karyawan ini bisa saja tak mendapatkan promosi atau kenaikan gaji sebanyak karyawan yang pergi ke kantor untuk bekerja.

“Penelitian sebelumnya menunjukkan perlakuan sama untuk karyawan yang datang ke kantor dan bekerja dari rumah. Telecommuting bukanlah pengukuran kerja satu ukuran untuk semua,” kata Golden.

Studi ini menunjukkan, faktor kontekstual penting untuk dipertimbangkan saat menentukan efek bekerja dari rumah pada promosi dan pertumbuhan gaji.

2 Tips Sukses Karier Ala Menteri Basuki

Dream - Menyelesaikan masa kuliah dalam waktu 3,5 tahun tentu menyenangkan. Apalagi jika kamu mendapat peringkat cum laude. Mendapat pekerjaan dengan mudah tentu sudah ada dalam bayangan. 

Eits tapi tunggu dulu. Kuliah dengan cepat apalagi dengan biaya yang semakin mahal memang harus jadi prioritas. Ada satu hal lagi yang mesti kamu perhatikan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan Kamu setidaknya harus punya pengalaman kerja sebelum berjuang di dunia kerja yang sesungguhnya.

 

 

“Jangan hanya kuliah 3,5 lulus, nanti tidak bisa apa-apa saat memasuki dunia kerja,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, kepada mahasiswa Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, dikutip dari Kementerian PUPR, Kamis 5 Maret 2020.

Sang Menteri yang dipercaya mengelol dana triliunan rupiah untuk membangun berbagai proyek infrastruktur ini memberikan tips karier bagi mahasiswa.

Basuki menyarankan mahasiswa memiliki pengalaman kerja di lapangan. Tujuannya agar paham apa yang harus dilakukan saat menjadi insinyur.

Akhlak Penting untuk Kesuksesan Karier

Di samping memiliki pengalaman lapangan, Basuki juga berpesan agar mahasiswa memiliki etika akhlakul karimah. Perilaku ini akan membuat nyaman dan bermanfaat bagi orang lain.

“Smart is a must but not sufficient. Kesuksesan orang bukan cuma karena smart, bagi saya akhlakul karimah juga penting untuk meraih sukses," kata dia.

Basuki menekannya keberadaan seseorang seharusnya bermanfaat bagi masyarakat. "Dan tidak mengancam orang lain," kata dia.

(Sah, Sumber: pu.go.id)

Jadi `Pemberontak` Terkadang Bisa Bikin Karier Sukses, Asalkan...

Dream - Apakah kamu tipe orang yang tidak suka menciptakan sesuatu yang menggemparkan? Atau kamu termasuk karakter orang yang dibesarkan untuk menjadi “anak yang baik-baik”?

Bisa jadi kamu termasuk sosok yang diajarkan untuk menjadi seorang perempuan sopan dan harus menyenangkan semua orang?

Dikutip dari Inc, Minggu 1 November 2019, penulis buku “13 Things Mentally Strong People Don’t Do”, Amy Morin, mengatakan tak ada salahnya untuk melanggar aturan untuk menjalani kehidupan karier yang lebih baik.

 

 

Namun, sayangnya melanggar pakem yang sudah ada menjadi hal yang sulit dilakukan oleh wanita.

Hal ini berdasarkan suatu penelitian yang menunjukkan salah satu alasan lebih banyak meminta maaf karena mereka memiliki ambang batas yang lebih rendah untuk kesalahan. Kaum hawa acapkali merasa terdorong untuk mengikuti aturan dan cenderung merasa bersalah untuk pelanggaran aturan daripada pria.

Plus, peluang bagus sering tertutup oleh aturan-aturan yang menahan wanita.

Orang yang Sering Melanggar Aturan Sedari Kecil Cenderung Lebih Sukses?

Dalam Psikologi Pembangunan, ada studi yang menemukan bahwa anak-anak yang melanggar aturan, kemungkinan besar akan menghasilkan lebih banyak uang saat dewasa. Mereka tak mengantongi jabatan pekerjaan yang paling bergengsi, tetapi bisa menghasilkan uang yang lebih banyak saat dewasa.

Ada kemungkinan alasan para pelanggar cilik tak takut untuk meminta kenaikan gaji lebih sering saat masuk dunia karier. Lalu, mereka cenderung menjadi pengusaha dan inovator yang bisa merintis sendiri jalannya.

Perlu diingat, melanggar aturan bukan berarti harus melakukan perbuatan yang melawan hukum. Kamu hanya membuang “pakem” kesuksesan yang ada di masyarakat.

Misalnya, seorang wanita pengusaha dan pembawa acara asal Amerika Serikat, Lori Greiner, tidak mengikuti saran-saran umum untuk tidur lebih cepat seperti yang dilakukan oleh orang-orang sukses. Lori lebih memilih tidur larut malam dan berolahraga sebelum tidur.

Kamu juga perlu mengingat bahwa harus punya tujuan jika ingin “memberontak”. Jika tujuanmu tercapai, perasaan puas akan muncul. Meskipun ada saja yang tidak senang dengan pilihanmu, kamu tetap bisa menemukan `power` untuk menunjukkan kamu tetap setia pada nilai-nilai yang telah ditetapkan.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Australia Bakal Izinkan Pekerja Abaikan Telepon Bos di Luar Jam Kerja

Australia Bakal Izinkan Pekerja Abaikan Telepon Bos di Luar Jam Kerja

Demi menciptkan work life balance, Australia bakal bolehkan pekerja tak angkat telepon dari bos di luar jam kerja

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jangan Sepelekan Telat Makan, Banyak Dampak Buruknya

Jangan Sepelekan Telat Makan, Banyak Dampak Buruknya

Kebiasaan telat makan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Intip beberapa dampak buruknya.

Baca Selengkapnya
Apa itu Ambidextrous? Berikut 14 Tokoh Terkenal yang Memilikinya

Apa itu Ambidextrous? Berikut 14 Tokoh Terkenal yang Memilikinya

Orang yang ambidextrous memiliki kemampuan untuk menggunakan kedua tangan dengan kemahiran yang seimbang.

Baca Selengkapnya
Kenali Narsistik Terselubung, Gejala Mental yang Sering Terjadi namun Jarang Diketahui

Kenali Narsistik Terselubung, Gejala Mental yang Sering Terjadi namun Jarang Diketahui

Kenali gejala-gejala narsistik terselubung agar terhindar. Yuk, simak lebih lengkap!

Baca Selengkapnya