Ilustrasi
Dream - Siapa sangka, kebiasaan memberikan tip kepada pelayan bisa berdampak negatif. Sampai-sampai, Ketua Union Square Hospitality, Danny Meyer berjanji akan mengakhiri kebiasaanya memberi tip.
Kebiasaan memberikan tip ternyata tumbuh di Amerika sejak Perang Sipil. tip pertama kali berkembang di Eropa ketika pelanggan rumah makan mewah diancam akan dilumuri saous jika mereka tak memberikan tip.
Suatu ketika, perusahaan memotong gaji para pelayannya. Alhasil para pekerja ini bekerja keras untuk mendapatkan tambahan dari uang tip.
Kejadian mengerikan bahkan terjadi pada 1918, ketika 100 pelayan menaruh racun pada sup pelanggan yang terkenal jarang memberikan tip.
Seiring berjalannya waktu, kebiasan tip ini terus tumbuh. Uang tip biasanya diberikan setelah pelayan memberikan jasanya.
Sebuah studi pada tahun 2000 menemukan jika pelayan memberikan layanan yang berbeda jika tamunya hanya memberikan tip 1-5 persen.
Laporan terbaru bahkan menemukan jika tip yang diterima pelayan dengan penampilan cantik akan mendapatkan tip lebih banyak setiap tahunnya.
Alhasil, besar kecilnya tip sangat erat kaitannya dengan biasa gender dan rasisme.
Tahun 2011, sebuah studi menemukan jika pemberian tip dari tamu wanita biasanya lebih sedikit.
Meyer seperti dikutip Dream dari laman Bloomberg, Sabtu, 31 Oktober 2015 menilai restoran selama ini tetap memelihat budaya tip karena gaji yang diterima para pelayan tetap rendah. Warga Amerika bahkan tejebak dalam lingkaran setan jika tip diberikan karena kasihan dengan gaji kecil para pelanggan.
Di sisi lain, para manager yang mendapat penghasilan lebih baik justru jarang bersentuhan dengan pelanggan atau tamu.
Advertisement
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia