Ilustrasi (Shuttertock)
Dream - Kemiskinan menjadi masalah yang hampir selalu ada di setiap negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Namun kemiskinan di Amerika Serikat berbeda dengan Indonesia.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam, mengatakan, faktor kemiskinan di Indonesia adalah karena ketiadaan yang mendukung orang miskin dan miskin ekstrem, menjadi masyarakat berpenghasilan menengah hingga tinggi. Menurutnya kemiskinan di Indonesia akan sulit terpecahkan.
“ Kemiskinan kita itu adalah karena memang sistem kita tidak mendukung masyarakat miskin bangkit, jadi ini seperti lingkaran setan kemiskinan," ujar Piter dikutip dari merdeka.com, Selasa 31 Januari 2023.
Sementara faktor kemiskinan di Amerika Serikat disebabkan kesalahan individu, dan dampak situasi ekonomi global. Jika situasi ekonomi membaik, orang miskin di Amerika Serikat nantinya akan mudah kembali untuk keluar dari garis kemiskinan.
Kemudian dari segi kondisi juga berbeda, jika menyoroti tunawisma di Amerika, mereka masih memiliki aset bergerak seperti mobil
" Mereka (tunawisma) Amerika keluar dari rumah karena tidak punya pendapatan, tidak bisa bayar sewa rumah akhirnya tinggal di mobil," ucapnya.
Meskipun demikian, Peter mengatakan orang miskin di Indonesia mampu keluar dari garis kemiskinan. Jika dia memiliki keistimewaan atau keunggulan di bidang tertentu. Seperti yang dialami Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono, yang meraih juara dunia matematika.
" Dia (Nono) miskin, tapi tidak bisa kita mengharapkan kondisi seperti Nono bisa terjadi ke masyarakat lainnya," ucapnya.
Dream - Pandemi Covid-19 benar-benar memukul kondisi masyarakat. Semakin banyak orang kesusahan akibat wabah ini.
Data Kementrian Sosial per 7 September 2021mencatat sebanyak 2,7 juta keluarga Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan akibat pandemi. Selain itu, 25.202 anak Indonesia kehilangan orangtua.
Krisis pandemi yang saat ini terjadi membuat anak-anak dari kelas menengah ke bawah menjadi golongan paling rentan. Mereka rentan mengalami gizi buruk, rentan tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan rentan mendapatkan fasilitas yang kurang layak.
Mendukung anak-anak yang memiliki kondisi ekonomi yang sulit, SOS Children’s Villages Indonesia mengadakan charity run.
Menggandeng puluhan komunitas lari dari seluruh nusantara, acara lari amal ini mengambil jarak sejauh 150 Km Para pelari tak hanya berlari tetapi juga berbagi kebaikan dengan melakukan penggalangan dana melalui halaman donasi atas nama masing-masing pelari.
“ Dengan tujuan membantu keluarga yang terdampak pandemi Covid-19, kami harap semakin banyak masyarakat yang turut serta mendukung program penguatan keluarga dari SOS Children’s Villages Indonesia,” jelas National Director SOS Children’s Villages Indonesia, Gregor Hadi Nitihardjo.
Hasil penggalangan dana sepenuhnya digunakan untuk menguatkan keluarga rentan yang terdampak Covid-19 demi mencegah anak kehilangan pengasuhan orang tua dan pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
© Dream
Tahun 2021 merupakan kali keenam Run To Care Annual Series diadakan sebagai perhelatan charity run yang digagas oleh SOS Children’s Villages Indonesia.
Mengusung tema #KuatkanKeluargaKuatkanAnak puluhan komunitas lari dari seluruh nusantara. Acara lari amal ini mengambil jarak sejauh 150 KM dimana para pelari tak hanya berlari tetapi juga berbagi kebaikan dengan melakukan penggalangan dana melalui halaman donasi atas nama masing-masing pelari.
© Dream
Perjuangan para pelari tidak berhenti di situ. Seluruh pelari juga menggalang dana untuk membantu 263 keluarga dampingan yang ada di Tabanan, Yogyakarta, dan Medan.
Untuk implementasi program dibutuhkan dana sebesar 1,3 Milyar, dengan rincian masing-masing keluarga akan membutuhkan setidaknya 5 Juta Rupiah untuk membuat UMKM tiap keluarga menjadi nyata dengan assessment, pelatihan, dan modal usaha.
SOS Children’s Villages juga mengajak masyarakat Indonesia mengambil bagian dalam kerja SOS Children’s Villages Indonesia dan berkontribusi langsung bagi 7.200 anak yang berada di Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Jakarta, Bogor, Lembang, Semarang, Yogyakarta, Bali, Flores dan Palu.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN