Ekonomi Indonesia Diyakini Pulih Tahun Depan. (Foto: Shutterstock)
Dream – Bank Indonesia (BI) optimistis pemulihan ekonomi nasional pada 2021 dapat terwujud. Kondisi ini bisa terjadi jika ada penguatan sinergi melalui 1 prasyarat dan 5 strategi yang telah disusun bank sentral di Indonesia itu.
Dikutip dari laman bi.go.id, Jumat 4 Desember 2020,Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan satu prasyarat yang wajib dipenuhi dengan ketat adalah efektivitas vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19.
Jika prasyarat tersebut terpenuh, dilanjutkan dengan mengawal lima strategi yaitu pembukaan sektor produktif dan aman, percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, dan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.
Strategi yang dirancang BI tersebut disampaikan Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020 “ Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi”.
Presiden Joko Widodo yang hadir dalam pertemuan tersebut menekankan bahwa momentum pertumbuhan positif ini harus dijaga. Pelaksanaan protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin dan terus waspada serta tidak lengah agar tidak muncul pandemi gelombang kedua yang akan merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan.
Pemulihan ekonomi nasional yang tengah berlangsung diprakirakan semakin meningkat. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia diprakirakan tumbuh mencapai 4,8-5,8 persen, didukung oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi baik dari belanja modal pemerintah maupun dari masuknya PMA.
Itu merupakan respons positif terhadap Undang-Undang Cipta Kerja. Pertumbuhan di seluruh wilayah juga akan meningkat, khususnya Jawa serta wilayah Sulawesi-Maluku-Papua.
Stabilitas makroekonomi terjaga dengan inflasi yang akan terkendali sesuai sasaran 3±1 persen serta nilai tukar rupiah yang akan bergerak stabil dan berpotensi menguat. Stabilitas eksternal terjaga, dengan surplus neraca pembayaran didukung defisit transaksi berjalan yang rendah di sekitar 1,0-2,0 persen PDB.
“ Stabilitas sistem keuangan juga semakin membaik, dengan rasio permodalan yang tinggi, NPL yang rendah, serta pertumbuhan DPK dan kredit yang masing-masing meningkat ke sekitar 7-9 persen pada 2021,” kata Perry.
Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan memperkuat sinergi membangun optimisme oleh semua pihak baik pemerintah pusat dan daerah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), perbankan, maupun berbagai pihak lainnya. Vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19 merupakan kondisi prasyarat bagi pemulihan ekonomi nasional.
BI berupaya mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter yang akan dilanjutkan di tahun 2021 yang antara lain ditempuh melalui stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar tetap dijaga, suku bunga yang akan tetap rendah, sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat, dan melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021 sebagai pembeli siaga (non-competitive bidder), dan kebijakan makroprudensial yang juga tetap akan akomodatif pada tahun 2021.
Bank sentral juga akan terus mengakselerasi implementasi blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, mempercepat pendalaman pasar uang sesuai Bblueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025, terus mendukung pengembangan ekonomi-keuangan syariah dan UMKM, dan terus aktif dalam berbagai forum internasional dari sisi kebijakan internasional.
“ Bank Indonesia juga akan terus mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, yang terkoordinasi erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Perry.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.