Boeing 737 MAX Akan Terbang Kembali?
Dream – Boeing telah mendapat persetujuan Federal Aviation Administration (FAA) untuk memulai uji sertifikasi Max 737. Uji sertifikasi yang berlangsung selama tiga hari ini, akan menjadi tonggak penting bagi produsen pesawat untuk menerbangkan kembali 737 MAX.
Tes tersebut diketahui sudah berlangsung pada Senin, 29 Juni 2020 kemarin. Jika uji itu berlangsung dengan baik, pesawat masih harus menjalani bulan pemeriksaan keamanan untuk mengetahui tingkat keselamatan pesawat tersebut.
Pesawat berbadan bongsor itu menjadi sorotan publik setelah terjadi dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang dalam penerbangan, yaitu Lion Air dan Ethiopian Airlines. Hasilnya, 737 MAX “ dikandangkan” tahun lalu.
Keputusan regulator untuk menghentikan sementara operasional MAX 737 ini memicu krisis keuangan di perusahaan, tuntutan hukum dari keluarga korban, hingga proses persetujuan keamanan dan keselamatan penerbangan 737 MAX dipertanyakan.
Investigator menuding ada kesalahan dalam sistem kontrol penerbangan Boeing. Sistem ini dirombak selama berbulan-bulan untuk memenuhi tuntutan keselamatan yang baru.
Dalam uji sertifikasi ini, pesawat itu diterbangkan oleh pilot FAA. Tes tersebut akan mengevaluasi sistem utama, termasuk versi revisi dari software kontrol penerbangan yang terlibat dalam dua kecelakaan pesawat pada tempo lalu.
Kepada jurnalis BBC News dikutip Dream dari laman BBC, Selasa 30 Juni 2020, FAA menyebut penerbangan sertifikasi pertama berlangsung beberapa jam. Pesawat itu diterbangkan dari Seattle, Amerika Serikat.
Dikatakan bahwa tes itu direncanakan berlangsung tahun lalu. Tapi, investigasi mengungkap ada beragam masalah keselamatan baru dan itulah yang menunda uji sertifikasi pesawat. Untuk menganalisis data dari uji terbang, diperlukan waktu berminggu-minggu.
Jika prosesnya berhasil, masih ada serangkaian tahap yang harus dilalui, seperti penerbangan lanjutan, pelatihan pilot, serta izin dari regulator Eropa dan Kanada. European Aviation Safety Agency mengatakan izin dari FAA tak secara otomatis bisa memuluskan 737 MAX mengudara di sana.
Mengenai uji sertifikasi ini, Boeing enggan berkomentar.
Dream - Boeing memang telah menghentikan produksi pesawat B737 MAX. Namun bukan berarti pesawat yang telah dimiliki sejumlah maskapai di Indonesia tersebut dilarang terbang. Saat ini, Direktorat Perhubungan Udara sedang menunggu hasil sertifikasi oleh otoritas penerbangan silil Amerika Serikat (FAA).
“ Saat ini Ditjen Hubud sedang menunggu hasil proses sertifikasi upgrade MCAS B737 MAX oleh FAA, yang sampai saat ini belum dapat ditentukan waktu selesainya” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 18 Desember 2019.
Investigasi dua kecelakaan beruntun pesawat Boeing 737 MAX, di Indonesia dan Ethiopia, menemukan sejumlah fakta. Antara lain terdapat kegagalan sistem dan diduga cacat produksi. Oleh karena itulah Boeing menyempurnakan sistem pesawat tersebut.
Apabila FAA telah menyelesaikan proses sertifikasinya dan empat otoritas penerbangan yang juga melakukan sertifikasi, EASA Eropa, TC Kanada, ANAC Brazil, dan CAAC China, juga telah menyelesaikan sertifikasinya dan menyatakan bahwa proses upgrade MCAS tersebut dinyatakan telah memenuhi semua persyaratan yang diikuti dengan penerbitan Airworthiness Directive, maka kemungkinan Boing 737 MAX akan terbang lagi.
“ Pemerintah akan mengkaji semua informasi terkait sebagai dasar untuk menentukan pencabutan grounding MAX di Indonesia, namun sampai saat ini belum selesai proses sertifikasinya,” kata Polana.
Selain itu, hasil sertifikasi tersebut akan dibahas bersama antar otoritas penerbangan sipil di kawasan ASEAN yang memang telah memiliki konsensus untuk mengharmonisasi proses ungrounding Boeing 737MAX.
Dua maskapai Indonesia, Lion Air dan Garuda Indonesia, mengoperasikan pesawat jenis ini. Sehingga proses sertifikasi itu menjadi penting apakah pesawat-pesawat di kedua maskapai itu diizinkan terbang atau tidak.
Indonesia bersama negara-negara lainnya telah menghentikan operasional pesawat Boeing 737MAX (grounding) jauh sebelum pemberitaan terkait dengan keputusan pihak Boeing untuk melakukan stop produksi B737MAX.
Polana menegaskan, pihaknya memiliki perhatian terhadap armada MAX yang ada di Indonesia yang sudah tidak terbang selama lebih dari sembilan bulan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi fisik pesawat tersebut.
“ Kami telah dan akan terus melanjutkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak operator penerbangan serta pabrikan dan otoritas penerbangan sipil lainnya mengenai langkah-langkah terbaik yang perlu dilakukan untuk preservasi armada tersebut selama tidak terbang,” kata dia.
" Kami pastikan bahwa keselamatan dalam bisnis penerbangan adalah yang paling utama,” kata Polana.
(Sumber: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)
Dream - Boeing akhirnya menghentikan produksi 737 Max setelah dua unit pesawatnya terlibat dalam kecelakaan serius yang menelan 346 korban jiwa. Penghentian produksi ini akan dimulai pada Januari 2020, berdasarkan pengumuman perusahaan.
Dikutip dari The Verge, Selasa 17 Desember 2019, tak dijelaskan sampai kapan penghentian produksi akan berakhir. Dalam penghentian produksi, produsen pesawat ini tidak melakukan PHK atauppun cuti karyawan.
Sekadar informasi, Boeing telah memangkas produksi pesawat 737 Max menjadi 40 unit per bulan. Kini, ada 400 pesawat yang parkir di gudang Boeing.
Produsen pesawat ini memprioritaskan pengiriman pesawat yang disimpan dan menghentikan sementara produksi kendaraan terbang berbadan bongsor itu. Tujuannya untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.
Diketahui perusahaan ini juga berharap 737 Max bisa mengudara kembali pada akhir 2019. Namun, sertifikasi ulang FAA sedang berlangsung.
Akibatnya, maskapai-maskapai Amerika Serikat yang menggunakan 737 Max seperti Southwest dan America terus menunda pemesanan 737 Max. Maskapai ini mengurungkan niat untuk memakai 737 Max setidaknya sampai Maret atau April 2020.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas