Foto: Scmp.com
Dream - Ketika membicarakan orang terkaya di dunia, pasti yang terlintas di benak Sahabat Dream adalah nama Elon Musk, Jeff Bezos, Bill Gates, dan Gautam Adani.
Berbeda dengan Mansa Musa yang mungkin namanya terasa asing di telinga. Padahal sebenarnya dialah yang menjadi orang terkaya dalam sejarah.
Dilansir dari laman South China Morning Post, Minggu, 16 Oktober 2022, Mansa Musa ialah penguasa Kerajaan Mali yang memimpin sejak 1312-1337 M.
Selama masa pemerintahannya, Mali menjadi kerajaan terkaya di Afrika dan Mansa Musa menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Kekayaannya berasal dari penambangan garam dan deposit emas di kerajaan Mali. Selain itu, ada pula sumber kekayaannya yang lain yaitu gading gajah.
Di Mandinka, " Mansa" berarti sultan atau kaisar. Tercatat bahwa Musa Keita lahir sekitar tahun 1280 M pada masa Dinasti Keita.
Ia dilahirkan dalam keluarga penguasa dan mulai memimpin kerarajaan pada 1312 M. Saat itu saudara laki-lakinya Mansa Abu-Bakr turun takhta untuk melakukan ekspedisi mewah di laut.
Menurut sejarawan Shibab al-Umari, Abu-Bakr selalu terpesona dengan Samudra Atlantik dan dilaporkan pergi dengan armada sekitar 2.000 kapal dengan ribuan pria, wanita dan budak – tetapi dia tidak pernah kembali.
Akhirnya Mansa Musa menjadi sultan kesembilan dari kerajaan Afrika Barat, yang sudah dianggap sangat kaya pada saat ia naik.
Sejarawan memperkirakan bahwa Kerajaan Mali pada saat itu adalah produsen emas terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari setengah total pasokan dunia.
Musa yang memimpin, kerajaan terus berkembang secara fenomenal, berkat karyanya dalam memperluas perdagangan di wilayah tersebut. Kekayaannya terus meroket dari penambangan garam dan deposit emas yang signifikan, serta perdagangan gading gajah.
Bukan hanya garam dan emas, di bawah pemerintahannya, kerajaan itu berkembang pesat membentang lebih dari 3.000 km dari Samudra Atlantik ke Niger modern, menggandeng lebih dari 24 kota, termasuk Timbuktu.
Dilaporkan bahwa dia tidak pernah kalah dalam pertempuran. Sementara dalam banyak kasus, wilayah bergabung dengan Kerajaan Mali dengan sukarela karena kualitas hidup yang lebih tinggi.
Sebagai seorang Muslim yang taat, Musa memulai perjalanannya ke Mekah dari tahun 1324-1325, yang sekarang disebut sebagai “ ziarah paling boros dalam sejarah manusia”.
Musa memiliki visi untuk membuat namanya dikenal dunia dan ziarah gurun sejauh 6.500 km ini adalah kesempatan sempurna untuk melakukannya.
BBC melaporkan bahwa Musa meninggalkan Mali dengan sekitar 60.000 pria dan wanita, dari pejabat kerajaan hingga pengemudi unta dan budak.
Dilaporkan bahwa banyak dari para pelancong ini mengenakan sutra Persia dan brokat emas dari ujung kepala hingga ujung kaki, termasuk para budak. Sekitar 100 di antara Unta yang ikut rombongan tersebut, membawa karung berisi emas murni.
Perjalanan itu membawa Musa dan rekan-rekannya melalui gurun Sahara dan Mesir, mencapai Kairo, di mana kaisar akan dengan murah hati memercikkan uang atau emas. Dia menghabiskan begitu banyak emas sehingga mengacaukan ekonomi lokal dan menyebabkan inflasi massal selama 10 tahun setelah kepergiannya.
Setelah kembali, Musa menjalankan misinya untuk merevitalisasi kota-kota di kerajaannya. Berkat perkembangan arsitekturnya di wilayah tersebut, reputasinya terus berkembang.
Dia bekerja dengan cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan seorang penyair dan arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, dan membayar mereka hingga 200kg emas untuk usaha mereka.
Selain itu, dia juga membangun sekolah, perpustakaan, dan masjid serta membantu Timbuktu menjadi pusat budaya dan pendidikan.
Pada akhirnya Musa pun tutup usia pada tahun 1337 ketika menginjak 57 tahun. Takhta kerajaan kemudian jatuh ke tangan putra-putranya, namun akhirnya kerajaan itu runtuh.
Menurut perkiraan, kekayaan bersih Mansa menyentuh angka US$400 miliar hingga US$ 500 miliar, meskipun mungkin sulit untuk menghitung secara detail kekayaan berdasarkan emas, garam, dan tanah. Namun, banyak sejarawan setuju bahwa kekayaannya " lebih kaya daripada yang bisa digambarkan siapa pun" .
Namun demikian, Mansa Musa akan dikenang bukan hanya karena gunungan emasnya, tetapi juga karena kemurahan hati dan komitmennya terhadap keyakinan Islamnya, promosi pendidikan dan pembiayaan pengembangan budaya terbesar kerajaannya.
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal