Covid-19 Meroket, Tabung Oksigen Diborong Masyarakat Sampai Langka

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 28 Juni 2021 12:45
Covid-19 Meroket, Tabung Oksigen Diborong Masyarakat Sampai Langka
Mirip panic buying untuk pembelian masker?

Dream – Tingginya kasus Covid-19 membuat permintaan tabung oksigen medis meningkat. Pedagang farmasi menyebut meningkatnya pembelian berujung kelangkaan tabung.

“ Jumat itu banyak yang beli, makanya jadi langka,” kata Sekjen Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon, dikutip dari Merdeka.com, Senin 28 Juni 2021.

Mayoritas pembeli bukanlah dari instansi atau lembaga kesehatan, tetapi masyarakat biasa. Padahal, para pedagang tak punya banyak stok tabung oksigen. Paling banyak satu toko hanya menyediakan 20 tabung oksigen dalam berbagai ukuran dan yang terjual biasanya hanya satu hingga dua tabung.

“ Maksimal sekali satu toko stok 20 tabung karena sebelum kemarin paling sehari 1-2 saja yang terjual,” kata dia.

1 dari 2 halaman

Masyarakat Panik?

Penjualan tabung oksigen ini memang tidak dijual bebas tanpa perlu resep dokter. Tak sedikit masyarakat membeli barang ini untuk keperluan perawatan orang sakit di rumah.

Kelangkaan ini, kata Yoyon, mirip dengan masker medis yang diborong banyak orang. Kondisi ini merupakan kepanikan masyarakat karena kasus COVID-19 meningkat.

“ Biasanya kan orang beli buat yang dirawat di rumah. Nah, baru kali ini ada kelangkaan, mungkin karena masyarakat panik,” kata dia.

2 dari 2 halaman

Harganya Ternyata Segini

Yoyon mengatakan, saat normal, harga jual tabung oksigen bervariasi sesuai ukuran. Misalnya, yang berukuran 1 meter kubik harganya Rp750 ribu-Rp800 ribu, 1,5 meter kubik Rp850 ribu-Rp1 juta, dan 2 meter kubik Rp1 juta-Rp2 juta. Dia mengaku tak tahu harga terbaru tabung oksigen setelah langka.

“ Kalau sekarang, kita nggak tahu. Tergantung harga dari supplier,” kata dia.

Yoyon mengatakan kelangkaan ini disebabkan oleh keterlambatan pengiriman dari pemasok. “ Kita sudah minta sama distributor pada Sabtu malam, tapi dari pihak sana bilang ada keterlambatan pengiriman,” kata dia.

Yoyon khawatir ada spekulan di tengah kegentingan. Untuk itu, Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka bekerja sama dengan polisi untuk mengantisipasi terjadinya spekulan.

“ Kami bekerja sama dengan Polsek Matraman dan Polsek Jakarta Timur untuk standby di sini buat memantau, mencari tahu kenaikan harganya ini kenapa,” kata dia.

Beri Komentar