Curhatan Warganet Beli Apartemen Mangkrak Jadi Viral

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Minggu, 21 Januari 2018 08:02
Curhatan Warganet Beli Apartemen Mangkrak Jadi Viral
Kenapa?

Dream – Belum lama ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan program rumah DP 0 rupiah. Program rumah ini berupa rumah susun atau vertikal di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Ternyata, rumah susun program rumah DP 0 rupiah itu dibangun di lahan apartemen yang mangkrak. Hal ini terlihat seperti yang dikeluhkan warganet bernama Luki Febrianti.

Dikutip dari akun Twitternya, @lalalalucki, Jumat 19 Januari 2018, Luki bercerita, tahun 2015, orangtuanya tertarik dengan iklan apartemen Pondok Kelapa Village karena dekat rumah saudaranya serta makam kakek dan neneknya.

Plus, apartemen itu diprediksi akan menjadi investasi yang bagus karena dekat dengan Tol Becakayu. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil satu unit.

Singkat cerita, mulailah kami bayar rutin cicilan per bulan untuk unit apartemen #PondokKlapaVillage tersebut. Hingga awal 2017, dana yang kami setorkan sudah hampir 50 persen dari harga unit. #RumahDP0,” tulis Luki.

Usut punya usut, mereka kecewa karena karena tidak ada tanda-tanda pembangunan apartemen. Berulang-ulang orangtuanya mengunjungi lokasi dan kantor pemasaran apartemen Pondok Klapa Village, namun hanya diberi janji-janji yang tidak pasti kapan apartemen akan dibangun.

Uang kami? Ya nggak bisa balik lah. #RumahDP0,” kata dia.

Luki berkata, janjinya, apartemen ini akan dibangun Februari 2017, lalu mundur ke April dan hingga Juni properti ini tak jua dibangun. Padahal, pembangunan apartemen ini berasal dari BUMD Jakarta, PD Pembangunan Sarana Jaya.

Ternyata, BUMD ini harus menggandeng pengembang swasta untuk membangun apartemen ini. Katanya, developer awal tidak perform sehingga Sarana Jaya harus mencari developer baru.

“ Entahlah, kami sebagai konsumen hanya ingin kejelasan kapan dibangun. Jika batal dibangun, kembalikan uang kami,” tulis Luki.

Dia menambahkan, keluarga semakin panik ketika proyek apartemen tiba-tiba tutup. Kantor pemasarannya berpindah-pindah. Pihak Sarana Jaya juga tidak menggubris laporan.

Akhirnya, Luki mencari konsumen yang senasib. Ketemu! Akhirnya, Luki bersama para korban bergabung di grupWhatsApp dan berembuk untuk mengambil langkah selanjutnya. Setelah “ berjuang”, akhirnya mereka mendapatkan kejelasan pada Januari 2018.

Penjelasan Sarana Jaya

Dikonfirmasi terkait keluhan salah satu calon pembeli apartemen itu, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoori C Pinontoan mengaku sudah memanggil pengembang PT Gemilang Usaha Terbilang (GT) untuk meminta penjelasan terkait pembangunan apartemen tersebut.

Untuk diketahui GUT adalah pengembang dari proyek apartemen Pondok Klapa Village yang dipermasalahkan salah satu pembelinya.

Menurut Yoori pembicaraan itu menghasilkan keputusan jika GUT harus sudah memberikan kepastian kejelasan pembangunan apartemen sampai batas waktu akhir Februari 2018.

" Kalau akhir Februari ini nggak ada kejelasan, saya batalkan kerja samanya. Saya batalkan dan saya minta GUT menyelesaikan kewajibannya kepada orang-orang itu," tegasnya.

Yoori menegaskan apartemen yang dipermasalahkan tersebut tak ada sangkut pautnya dengan rencana pembangunan rumah DP 0 rupiah yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meski berada dalam satu hamparan yang sama, namun pembangunan akan dilakukan developer berbeda.

Untuk diketahui, total luas areal pengembangan lahan di Pondok Kelapa Jakarta itu adalah 2,9 Hektare. Dari luas areal tersebut, sebanyak 1,5 Ha dikelola oleh GUT untuk membangun apartemen Pondok Klapa Village. Sementara rumah DP 0 persen menggunakan lahan sisanya seluas 1,4 Ha dengan pengembang  PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS).

" Memang lahannya satu area. Tapi kita bedakan. Mereka (GUT) 1,5 Ha, kita 1,4 Ha. Makanya 1,4 kita bangun sendiri karena tidak berkaitan dengan GUT," ungkap Yoori.

1 dari 1 halaman

Kejelasan Itu Program Rumah DP 0 Rupiah?

Kejelasan Itu Program Rumah DP 0 Rupiah? © Dream

Dream - Luki mendapatkan informasi bahwa titik cerah yang dimaksud adalah program Rumah DP 0 Rupiah. “ Oh, rupanya ini yang dibilang ‘titik cerah di Januari 2018’,” tulis dia.

Luki tidak berkenan dengan kabar pembangunan rumah tapak semacam apartemen di Pondok Klapa Village. Mereka malah ingin meminta cicilan apartemen kembali.

“ 1) karena kami sudah nggak sreg dengan janji developer,2) sudah basi kelamaan belum dibangun juga, 3) kok jadi dibilang #RumahDP)? Kesannya kami ngambil jatah subsidi orang lain,” tulis dia.

Dia berkata, keluarganya tak masuk target penerima program dan persyaratan #RumahDP0 itu karena penghasilannya di atas Rp7 juta per bulan. Sudah punya hunian tetap, dan membeli rumah untuk investasi.

“ Jadi, bagaimana, dong?” tulis Luki.

Luki tak keberatan dengan program rumah yang dicanangkan oleh Anies-Sandi. Yang diinginkannya adalah kejelasan nasib uang mereka.

“ Tapi, sekarang nasib uang kami gimana, Pak @aniesbaswedan dan Pak @sandiuno? Kami hanya ingin uang kami kembali. That’s all,” tulis dia.

Beri Komentar