Dari Mana, Ya, E-commerce Mendapatkan Penghasilan? (Foto: Shutterstock)
Dream – Platform e-Commerce tengah menjamur di Indonesia. Kehadirannya mampu membuat perilaku masyarakat yang selama ini ngemall lebih banyak berbelanja online atau online shopping.
Sekilas kita hanya melihat platform ini layaknya sebuah pasar. Si pengelola hanya menyediakan tempat untuk orang berjualan dan pembeli berdatangan.
Lantas bagaimana e-commerce bisa menjadi perusahaan raksasa hanya dengan mengandalkan pemasukan sebagai sebuah pasar tempat jual beli online.
Cukup mengherankan juga karena kehadiran e-Commerce di Indonesa ternyata menarik perhatian investor kakap dunia. Sebut saja Tokopedia yang mendapatkan kucuran dana dari Softbank dan Alibaba serta Bukalapak dari Mirai Asset Naver Asia Growth Fund.
Dalam setiap transaksi, pengelola e-Commerce memang menarik komisi dari setiap aktivitas jual beli pedagang.
Untuk diketahui saja, platfrom e-Commerce saat ini memang memiliki banyak pedagang online. Tokopedia mengklaim memiliki 5 juta merchant sampai akhir 2018. Pesaingnya, Bukalapak, menurut pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), memiliki tak kurang dari 4 juta pelapak.
Apakah e-commerce menggantungkan pemasukan dari dua hal itu? Tidak juga. Ada e-commerce yang menggratiskan pedagang untuk berdagang di platformnya. Kalau gratis, dari mana e-commerce mendapatkan uang?
Ada “ kantong-kantong” lain yang digunakan untuk mendapatkan pemasukan. Sumber ini memang sering tak terlihat orang.
Ada tujuh kanal monetisasi perusahaan e-commerce, yaitu keanggotaan berbayar, produk bersponsor, keanggotaan toko resmi, jasa pembuatan konten, workshop berbayar, jasa pengiriman, dan produk digital.
Berikut ini adalah penjelasannya, dikutip dari hasil analisa iPrice terkait sumber pemasukan situs e-Commerce yang diterima Dream, Kamis 21 Februari 2019.
Keanggotaan Berbayar
Dengan mendaftar keanggotaan berbayar, penjual bisa menikmati sejumlah fitur premium untuk memaksimalkan aktivitasnya di toko. Misalnya, penataan tampilan toko, pengelolaan produk, statistik penjualan, kuota etalase produk lebih banyak, hingga pemilihan strategi penjualan.
Fitur keanggotaan berbayar ini dihadirkan agar penjualan di toko lebih laku. Nama fitur di setiap e-commerce pun berbeda.
Produk Bersponsor
Fitur ini menyediakan iklan/promosi yang bisa ditambahkan penjual untuk mengelola toko online tanpa terlebih dahulu berlangganan keanggotaan berbayar. Umumnya, layanan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran penjual.
Keanggotaan Toko Resmi
Beberapa platform e-commerce sengaja menyediakan halaman toko resmi ala mal virtual agar pembeli merasa aman dan nyaman berbelanja produk berkualitas dan orisinal layaknya di sebuah pusat perbelanjaan yang riil.
Toko resmi tidak hanya berupa merek-merek terkenal seperti di pusat perbelanjaan konvensional. Penyedia platform e-commerce turut membuka keanggotaan berbayar untuk para penjual biasa agar bisa menaruh produk mereka di halaman eksklusif. Keanggotaan toko resmi ini dibatasi pada penjual yang memiliki merek resmi dan menjual barang orisinal.
Manfaat utama bergabung dalam mal virtual yakni pedagang mendapat keistimewaan untuk memajang toko di halaman khusus yang didesain eksklusif agar pembeli lebih mudah menemukan toko yang dimaksud.
Jasa Pembuatan Konten
E-commerce bisa mendapatkan pemasukan dari jasa pembuatan konten. Biasanya penjual ingin etalasenya terlihat profesional. Nah, jasa pembuatan konten meliputi konten teks, foto produk, perancangan etalase toko, hingga teknis SEO.
Perusahaan e-commerce yang menyediakan layanan ini paham betul bahwa tidak semua penjual punya kemampuan memadai untuk mempresentasikan produk dalam bentuk teks dan visual. Terlebih, etalase toko online masa kini tidak lagi semata mengandalkan kuantitas produk. Oleh karena itu, konten yang rinci tentang suatu produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian ketika bertransaksi online.
Workshop Berbayar
Perusahaan e-commerce menawarkan workshop berkala yang bisa diikuti pedagang untuk mempelajari strategi untuk meningkatkan penjualan.
Jasa Pengiriman
Sejumlah perusahaan e-commerce tidak lagi membatasi bisnis pada elemen penjualan, tapi juga meluaskan cakupan pada layanan ekspedisi barang. Dengan adanya jasa pengiriman yang dikelola sendiri, sebuah perusahaan dapat mengoptimalkan waktu dan biaya transportasi untuk distribusi barang ke konsumen.
Jualan Produk Digital
Produk digital tidak memerlukan wujud fisik dan biasanya dijual melalui perantara platform internet. Produk tipe ini juga tidak memerlukan layanan ekspedisi untuk sampai ke alamat pembeli.
Ada beragam produk digital yang dijual perusahaan e-commerce, mulai dari pulsa, saldo uang elektronik, tiket transportasi, tagihan rumah tangga, asuransi kesehatan, hingga instrument investasi seperti reksa dana.
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online