Dikurung Sentimen Negatif, Indeks Syariah Mendekam Lemah

Reporter : Syahid Latif
Senin, 29 Agustus 2016 16:22
Dikurung Sentimen Negatif, Indeks Syariah Mendekam Lemah
Koreksi bursa regional dan nett sell asing membuat investor cemas.

Dream - Sinyal negatif turunnya harga saham di bawah level support mendorong investor menahan aksi beli. Indeks saham syariah pun menutup perdagangan awal pekan di zona merah.

Investor semakin cemas setelah pemodal asing melakukan aksi lepas saham. Awal pekan ini, asing mencetak nett sell hingga Rp 151 miliar. Sentimen negatif juga datang dari penutupan bursa regional yang terserang koreksi.

Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 29 Agustus 2016, Indeks Saham Syariah Indonesia terjun bebas 2,959 poin (1,64%) ke level 177,236.

Koreksi tajam dicetak indeks saham bluechips syariah, Jakarta Islamic Index (JII), yang turun 14,275 poin (1,89%) ke level 741,440.

Sejak awal perdagangan, laju indeks syariah sama sekali tak beranjak dari zona merah. Investor tampaknya masih meraba-raba dampak pernyataan pimpinan The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga acuan tahun ini.

ISSI tercatat hanya mampu menembus level tertinggi di 180,023, di bawah posisi penutupan akhir pekan lalu.

Aksi jual terlihat jelas di perdagangan awal pekan ini. Tercatat 155 emiten syariah ditutup di zona negatif dan 41 lainnya bertahan stagnan. Investor hanya mampu mengangkat 54 emiten ISSI ke zona hijau.

Di jajaran saham bluechips syariah, hanya tercatat 4 emiten JII yang ditutup menguat.

Transaksi perdagangan saham syariah mencapai Rp 3,88 triliun dengan 26,7 miliar saham yang berpindahtangan.

Saham-saham unggulan syariah yang selama ini menjadi motor laju indeks syariah dilanda tekanan jual hebat. Top losser indeks JII dihuni saham UNVR yang rontok Rp 950, AALI Rp 625, INTP Rp 350, PTBA Rp 325, dan ASII Rp 275 per saham.

Sementara empat saham keping biru syariah yang berhasil naik adalah SCMA sebesar Rp 60, AKRA Rp 50, SILO Rp 25, dan INCO Rp 10 per saham.

Dari pasar keuangan, kurs rupiah tak mampu melawan penguatan dollar AS. Mata uang negeri Paman Sam itu menguat 62 poin (0,47%) menjadi Rp 13.277 per dollar AS.(Sah)

Beri Komentar