Ekonom Memperkirakan Perekonomian Indonesia Tumbuh 3,9 Persen Tahun 2021.(Foto: Shutterstock)
Dream – Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 3,9 persen tahun ini. Perkiraan ini lebih rendah daripada BI yang pede perekonomian bisa meningkat di kisaran 4,8 persen-5,8 persen.
“ Saya berpikir (pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021) 3,9 persen, sedikit di bawah 4 persen,” kata Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean, dalam diskusi online, Kamis 25 Februari 2021.
Adrian mengatakan, kenaikan ini mulai terlihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2021 yang sebesar 0,8 persen yoy. Meskipun terlihat lebih baik, perekonomian Indonesia masih memiliki tantangan.
Tak hanya itu, ada lima faktor yang berpengaruh terhadap prediksi pertumbuhan ekonomi 2021.
“ Dua faktor pertama bersifat mendukung angka pertumbuhan yang lebih tinggi, sedangkan tiga faktor lainnya bersifat menahan prospek laju pertumbuhan ekonomi di 2021,” kata Adrian.
Yang pertama adalah base effect yang menjelaskan sekitar tiga-perempat dari narasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021. Sisanya diterangkan oleh normalisasi perekonomian di pulau Jawa yang mencakup hampir 60 persen dari total PDB Indonesia yang ditopang oleh sektor keuangan, telekomunikasi, infrastruktur publik melalui alokasi APBN, dan kesehatan.
“ Sejalan dengan program vaksinasi pemerintah,” kata Adrian.
Faktor yang kedua adalah prospek dorongan likuiditas lewat stimulus fiskal terutama belanja modal yang didukung oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) ke arah 3,50 persen yang kini telah terealisasi minggu lalu. Adrian menyarankan suku bunga BI tidak diturunkan kembali.
Ada dua alasan pertimbangannya. Pertama, pertimbangan eksternal terkait masih sangat besarnya ketidakpastian arah pergerakan aset global di 2021 yang pasti akan berdampak pada stabilitas rupiah.
“ Dari sisi domestik untuk menjaga agar monetary tank tidak terlalu kosong, sehingga dapat mencegah munculnya komplikasi saat akan dilakukannya normalisasi moneter pasca 2022/2023,” kata dia.
Dorongan Fiskal Terhambat
Yang ketiga, terhambatnya dorongan fiskal oleh kelambanan tata administratif sehingga pengeluaran APBN hanya akan mencapai maksimal 85-90 persen dari yang dianggarkan. Dari sisi penerimaan, APBN juga akan terkendala oleh kurangnya penerimaan pajak sebagai akibat dari belum pulih sepenuhnya kondisi perekonomian dan berbagai insentif penurunan pajak yang telah dan akan diberikan.
“ Kendala sisi penerimaan dan keperluan untuk menjaga arus kas APBN berpotensi menghambat efektivitas dari rencana stimulus fiskal,” kata dia.
Faktor keempat yaitu masih adanya kendala mobilitas manusia yang merupakan konsekuensi dari berkepanjangannya pandemi di 2021, sehingga akan menyebabkan belum signifikannya ekspansi produksi. Menurut Adrian, masih terkendalanya mobilitas manusia dipicu relatif rendahnya kecepatan program vaksinasi di Indonesia yang hingga akhir tahun 2021 diperkirakan belum akan mencapai target.
“ Artinya, prospek belum akan terbentuknya herd immunity berpotensi menyebabkan perusahaan belum berani menggenjot produksinya secara maksimal pada tahun ini, selain rumah tangga yang masih akan menahan belanjanya,” kata dia.
Faktor yang terakhir berasal dari pengurangan belanja modal (capital expenditure atau capex) yang masih akan berlanjut di 2021. Paling tidak, ini akan terus terjadi di segmen korporasi swasta. Implementasi proyek infrastruktur dari belanja modal APBN kemungkinan besar akan menghadapi tantangan dari belum akan terciptanya herd immunity.
Rendahnya capex di 2020 telah berdampak pada turunnya angka potential output di 2021. Belum terciptanya optimal mix antara capex swasta dan capex pemerintah di tahun ini juga berpotensi menahan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022.
“ Terkait tenaga kerja, bila kita belajar dari episode krisis kita sendiri (1998) dan krisis di negara-negara lain, pekerja yang terlalu lama dirumahkan akan cenderung kesulitan memperoleh kembali pekerjaannya. Pola ini berpotensi terulang di 2022, terlebih saat bisnis semakin mengarah kepada moda digital atau bahkan penggunaan Artificial Intelligence yang lebih marak,” kata dia.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati