Geger SVB, Bank Kesayangan Startup di AS Kolaps, Indonesia Aman?

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 14 Maret 2023 15:47
Geger SVB, Bank Kesayangan Startup di AS Kolaps, Indonesia Aman?
Sillicon Valley Bank (SVB) ditutup FDIC hanya 48 jam setelah menyatakan perusahaan membutuhkan dana trilunan dollar AS.

Dream - Setelah krisis finansial tahun 2008 lalu, industri keuangan dunia kembali dikejutkan dengan tutupnya bank Sillicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat. Keputusan penutupan SVB yang mengalami kebangkrutan dilakukan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada 10 Maret 2023 lalu.

Bangkrutnya SVB di tengah ekonomi global yang belum menggeliat cepat memicu kecemasan pelaku keuangan dunia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan tutupnya SVB tidak akan berdampak langsung terhadap industri perbankan Indonesia yang memiliki kondisi kuat dan stabil.

" OJK mengharapkan agar masyarakat dan Industri tidak terpengaruh terhadap berbagai spekulasi yang berkembang di kalangan masyarakat," imbau Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangan tertulis OJK, Senin, 13 Maret 2023.

Menurut Dian, penutupan SVB diperkirakan tidak berdampak langsung terhadap perbankan nasional yang tidak memiliki hubungan bisnis, facility line maupun investasi pada produk sekuritisasi SVB.

1 dari 3 halaman

Beda SVB dan Bank AS Lainnya

Perbedaan SVB dan perbankan di AS umumnya, lanjutnya, bank-bank di Indonesia tidak memberikan kredit dan investasi kepada perusahaan technology startups maupun kripto.

Dian menjelaskan Indonesia telah belajar banyak dari krisis keuangan tahun 1998 dengan melakukan berbagai langkah di antaranya penguatan kelembagaan, infrastruktur hukum, dan penguatan tata kelola serta perlindungan nasabah yang telah menciptakan sistem perbankan yang kuat, resilien dan stabil.

Usaha itu dianggap telah membuat kinerja industri perbankan terjaga baik dan solid serta tetap tumbuh positif di tengah tekanan perekonomian domestik dan global yang selama ini berlangsung.

Kondisi perbankan Indonesia saat ini menunjukkan kinerja likuiditas yang baik antara lain AL/NCD dan AL/DPK diatas threshold yakni sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen jauh diatas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Aset perbankan juga terjaga pada komposisi yang proporsional dengan komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang didominasi oleh current account and saving account (CASA) atau dana murah yang semakin meningkat sehingga tidak sensitif terhadap pergerakan suku bunga.

 

2 dari 3 halaman

Siapa Bank SVB yang Bikin Geger Keuangan AS?

SVB merupakan bank kedua yang dibubarkan otoritas keuangan AS dalam 15 tahun terakhir sejak 2008. Pernyataan bangkrut SVB dikeluarkan hanya dalam waktu 48 jam setelah mengumumkan membutuhkan dana US$2,25 triliun untuk mempertahankan bisnisnya.

Mengutip laporan idnfinancialsSelama ini SVB dikenal sebagai bank yang banyak menyediakan pendanaan untuk perusahaan rintisan di pusat perusahaan teknologi, Silicon Valley. Sejak diputuskan ditutup, SVB berada di bawah pengawasan FDIC untuk mengurangi dampak domino terhadap sektor lain.

The Verge melaporkan SVB didirikan tahun 1983 setelah permainan poker , SVB merupakan salah satu pelaku industri teknologi sukses dan bank terbesar ke-16 di AS sebelum akhirnya bangkrut.

SVB selama ini banyak membantuk perusahaan startup bahkan berani mengklaim sebagai mitra keuangan dari inovasi bisnis.

Berselang dua hari sejak penutupan SVB, FDIC kembali menjatuhkan keputusan yang sama terhadap Signature Bank di New York.

Signature Bank merupakan bank komersial dalam aset kripto yang didirikan tahun 2001 lalu. Saat krisis global tahun 2008, bank tersebut memberikan layan yang efisien dengan proses birokrasi yang sangat cepat.

3 dari 3 halaman

Penyebab SVB Bangkrut

Mengutip laporan laman CNN, penyebab bangkrutnya SVB dipicu masalah klasik serta beberapa faktor persaingan di kalangan bankir.

Penyebab tutupnya SVB yang pertama adalah keputusan bank sentral AS (The Federal Reserves) yang menaikkan suku bunga setahun lalu untuk menjinakkan inflasi. Langkah agresif The Fed membuat biaya pinjaman meningkat dan menjatuhkan saham teknologi namun menguntungkan SVB.

Suku bunga tinggi juga mengikis valuasi dari obligasi jangka panjang yang dimiliki SVB dan bank lain selama masa suku bunga rendah bahkan mendekti nol.

Portofolio SVB senilai US$21 miliar menghasilkan rata-rata bunga 1,79 persen.

Di saat bersamaan, modal ventura juga mulai mengering sehingga memaksa para pemula untuk menarik dana yang dipegang SVB.

Beri Komentar