Mesin Penggali (New York Post Video)
Dream - Butik-butik mewah menjadi sasaran saat aksi penjarahan meletus di Amerika Serikat di tengah gelombang protes kematian pria Afro-Amerika, George Floyd. Salah satu butik mewah yang menjadi sasaran aksi penjarah adalah Gucci.
Dilansir dari New York Post, butik Gucci yang berada dikawasan Soho, New York, Amerika Serikat dijarah sejumlah orang. Para penjarah tersebut memasukan barang-barang terutama tas ke dalam plastik hitam berukuran besar. Setidaknya ada 10 plastik besar berisi tas Gucci dan barang lainnya.
Plastik-plastik tersebut kemudian diletakkan para penjarah di jalanan agar terlihat seperti plastik berisi sampah.
Pada Selasa, 2 Juni 2020, ketika para penjarah datang ke butik Gucci, mereka mendapat kejutan. Plastik yang mereka isi dengan prduk mahal dari Gucci telah diangkut menggunakan mesin penggali oleh para pekerja konstruksi.
" Plastik sampah itu berisi tas-tas Gucci yang bernilai ratusan hingga ribuan dollar," ujar Rhonda kepada New York Post.
Menurut saksi mata, pekerja konstruksi itu mengangkut plastik berisi barang Gucci pada ketinggian yang sekiranya tak bisa digapai oleh para penjarah.
Para pekerja konstruksi itu merupakan karyawan JLJ Enterprises yang berada di Queens. Para pekerja mengaku menemukan tumpukan plastik sampa berisi tas, baju dan sepatu Gucci saat mereka tiba di Wooster Street pada pukul 07.30 pagi.
" Kami melihat pria yang hanya duduk di situ sambil memperhatikan sekitar. Aku pun bertanya padanya, apa isi plastik itu, mereka bilang bukan apa-apa," cerita Nick, salah satu pekerja konstruksi.
Nick dan rekannya kemudian melihat isi kantong plastik sampah tersebut. Tak sengaja mereka menemukan berbagai tas, sepatu serta baju Gucci bernilai mahal.
Aksi Nick dan pekerja konstruksi lainnya itu membuat para penjarah marah. Mereka mencoba mengajak para pekerja konstruksi berkelahi. Namun Nick dan rekan-rekannya mengangkat plastik sampah berisi tas Gucci itu menggunakan penggali yang mereka kendarai sehingga para penjarah tidak bisa meraihnya.
" Kami menghubungi polisi, tapi mereka tidak datang," kata Nick seraya menambahkan bahwa area Soho pada saat mereka datang seperti kawasan zona perang.
Pada akhirnya para penjarah meninggalkan lokasi tanpa membawa tas Gucci hasil jarahan mereka. Nick dan rekannya mengembalikan seluruh plastik sampah berisi barang Gucci ke satpam butik.
" Kami memberikan semua barang dan nyaris dipukuli dan mereka hanya menawari kamu segelas teh atau kopi. Tawaran diskon pun tak ada," kata Nick.
Terkait komentar itu, pihak Gucci sendiri tidak mengeluarkan pernyataan apa-apa.
(Sah, Sumber: nypost.com)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari