Dream – Menguatnya dollar Amerika Serikat dan berbagai faktor global lain di tahun 2015 lalu ternyata menyebabkan mata uang beberapa negara di dunia keok. Namun, ada secercah harapan di tahun ini.
Seperti dikutip dari Arabian Business, Senin, 11 Januari 2016, Analis memperkirakan membaiknya beberapa nilai mata telah dikaitkan dengan harga minyak mentah meski harganya mengalami penurunan.
Setelah mengalami tahun terburuk selama lebih dari satu dekade, dolar Kanada mungkin bangkit kembali karena terbantu dengan harga minyak mentah. Sementara dolar Australia dan Selandia Baru siap-siap untuk tumbang setelah pembuat kebijakan mempertimbangkan pemotongan suku bunga untuk memacu pertumbuhan.
Sementara perlambatan di Tiongkok terus merugikan eksportir. Perlambatan ini merupakan tanda-tanda bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah melakukan stabilisasi dan meningkatkan kewaspadaan menyusul naiknya tingkat suku bunga AS. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa komoditas negara itu akan rebound dari tahun terburuk mereka sejak 2008.
Harga minyak entah, biji-bijian dan kedelai semua diharapkan meningkat tahun 2016, bahkan logam mulia seperti emas kemungkinan akan tergelincir atau tetap dengan sedikit perubahan, menurut analis yang disurvei oleh Bloomberg.
'Dibutuhkan beberapa diferensiasi' di antara komoditas mata uang, kata Charles St-Arnaud, ahli strategi valuta asing senior di Nomura Holdings, Inc. di London. Dia memprediksi dolar Australia bisa jatuh 10 persen pada pertengahan tahun 2016, sementara dolar Kanada stabil.
Bahkan stabilisasi akan menciptakan pergeseran drastis setelah 2015, ketika masing-masing komoditas mata uang jatuh setidaknya 10 persen terhadap dolar Amerika Serikat. The Bloomberg Commodity Index menunjukkan harga bahan mentah termasuk emas, jagung, gas alam dan minyak mentah, telah jatuh 25 persen tahun 2015 lalu.
Nick Chamie, kepala investasi unit manajemen kekayaan internasional Nova Scotia, mengatakan aksi jual akan membuka pintu untuk rebound tahun 2016. Dia mengatakan minyak mentah mungkin mengalami sedikit kenaikan dari logam.
" Risiko tingkat tinggi berlaku sangat umum dan mendasar," kata Chamie dalam sebuah wawancara dari Toronto. " Ada ruang untuk pembalikan, jangka pendek di beberapa titik pada tahun 2016 untuk komoditas mata uang."
Sementara investor tetap khawatir tentang ekonomi global yang diproyeksikan tumbuh 3 persen tahun ini, dengan laju paling lambat sejak 2009. Sementara itu ada tanda-tanda perbaikan di AS dan Tiongkok, yang merupakan konsumen komoditas terbesar.
Di AS, kenaikan belanja konsumen pada bulan November dibarengi dengan meningkatnya upah. Sedangkan di Tiongkok, indikator awal Desember menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah para pemimpin mengatakan mereka akan melakukan lebih banyak aksi untuk mendukung ekspansi.
Bahkan analis yang tetap bearish pada mata uang tidak melihat terulangnya krisis 2015. Alan Ruskin, kepala riset valas global di Deutsche Bank AG di New York, memperkirakan penurunan krone Norwegia, dolar Australia, dolar Selandia Baru dan dolar Kanada.
Namun, Ruskin mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa mata uang beberapa negara itu telah mencapai titik nadir.
" Kami sudah mengalami hal ekstrem seperti itu," katanya. " Kecepatan dan perpanjangan penurunan harga komoditas dan mata uang seharusnya jauh berkurang dari tahun lalu."
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR