Harga emas mengalami sedikit kenaikan pada hari Selasa, didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil Treasury.
Sentimen ini muncul di tengah antisipasi kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun mendatang, yang memengaruhi dinamika harga emas secara global.
Dikutip dari CNBC, Rabu (27/12/2023).
“Faktor utama yang mendukung emas adalah ekspektasi bank sentral yang dovish dan penurunan suku bunga dalam beberapa tahun ke depan. Ada kemungkinan emas bisa bertahan di atas USD 2.000 pada tahun 2024,” kata analis Kinesis Money, Carlo Alberto De Casa.
Penurunan suku bunga AS meningkatkan ketertarikan terhadap emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, yang secara umum dianggap sebagai investasi yang aman saat terjadi gejolak ekonomi dan geopolitik.
Data yang dirilis pada Jumat menunjukkan bahwa harga minyak di Amerika Serikat turun pada bulan November, yang merupakan penurunan pertama dalam lebih dari tiga setengah tahun.
Hal ini menyebabkan perlambatan inflasi dan meningkatkan harapan penurunan suku bunga Federal Reserve yang diantisipasi pada bulan Maret mendatang.
Berdasarkan alat pemantau CME FedWatch, para pedagang saat ini memprediksi peluang penurunan suku bunga bank sentral AS sebesar 90% pada bulan Maret.
Indeks nilai dolar AS mendekati posisi terendah dalam lima bulan, sementara imbal hasil obligasi AS dengan tenor 10 tahun menurun.
Kelemahan dolar AS meningkatkan daya tarik emas yang diperdagangkan dengan mata uang lain bagi para investor.