Harta Karun Saudi, 900 Juta Barang Bekas Bernilai Rp 1.226 T

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 22 Januari 2015 12:03
Harta Karun Saudi, 900 Juta Barang Bekas Bernilai Rp 1.226 T
Selain minyak, Arab Saudi ternyata mempunyai harta karun yang tak ternilai. 900 juta barang bekas yang bertebaran di tanah Saudi ditaksir bernilai Rp 1.226 triliun.

Dream - Sebagai negara kaya, Arab Saudi tak hanya berlimpah emas hitam. Negara Teluk ini juga diyakini memiliki harta berupa 900 juta barang bekas. Jangan terlena dengan statusnya. Jutaan barang bekas ini ditaksir bernilai 370 miliar riyal, setara Rp 1.226 triliun.

Penelitian oleh dubizzle - situs iklan baris terkemuka di Timur Tengah dan Afrika Utara itu didukung temuan dari perusahaan riset pasar global YouGov yang mencatat ada sekitar 60 juta ponsel bekas di Saudi.

Jumlah ini lima kali lebih tinggi daripada di Uni Emirat Arab. Nilai total dari ponsel-ponsel bekas itu diperkirakan mencapai 56 miliar riyal atai Rp 185 triliun. Menurut laporan itu, jumlah tersebut dua kali lebih besar dari biaya proyek kereta api Arab Saudi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ada lebih dari 288 juta buku bekas yang sebetulnya bisa dipakai untuk mendidik setiap warga buta huruf di India. Tidak hanya itu, Saudi juga memiliki 222 juta pakaian bekas di rumah-rumah penduduknya. Jumlah tersebut cukup untuk dibagikan bagi semua orang miskin di seluruh dunia.

" Harta karun Arab Saudi tidak terkubur di bawah pasir gurun, mereka berada di dalam rumah setiap orang. Pengguna internet di kerajaan sedang duduk di tumpukan uang tunai, yang tidak mereka sadari," kata Abdullah Al Ghadouni, manajer dubizzle untuk Arab Saudi.

Ditambahkan Al Ghadouni, setiap rumah tangga Saudi memiliki sekitar 18 buku bekas, 13 pakaian bekas dan 4 mainan bekas. Jika barang-barang tersebut dialirkan ke masyarakat dan pindah ke rumah lainnya, mereka dapat membuat dampak yang nyata dalam komunitas lokal mereka.

" Kami melakukan penelitian ini karena kami ingin orang Saudi yang memiliki koneksi internet bisa mendapat uang tambahan dengan menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai," kata Al Ghadouni. 

Beri Komentar