Label Minta Maaf (huffingtonpost.com)
Dream - Sebuah gambar label petunjuk cuci pada tas kanvas membuat heboh media sosial. Label yang biasanya berisi petunjuk cara mencui ini malah menyelipkan kalimat permintaan maaf.
Label yang terdapat di produk tas buatan perusahaan Tom Bihn asal Port Angeles, Washington, Amerika Serikat itu berisi petunjuk pencucian dalam dua bahasa, Inggris dan Perancis. Label ini dibuat karena tas-tas tersebut akan dijual di Kanada, yang menggunakan dua bahasa resmi.
Tidak terdapat keanehan pada petunjuk dalam bahasa Inggris. Tetapi, ada tambahan kalimat di bagian bawah petunjuk dalam bahasa Perancis.
Bunyi kalimat itu adalah 'Nous sommes desoles que notre president soit un idiot' yang artinya 'Kami minta maaf presiden kami idiot. Kalimat itu berlanjut, 'Nous n'avons pas vote pour lui' yang artinya 'Kami tidak memilih dia'.

Seketika, orang yang membaca kalimat tersebut mengira kalimat itu adalah permintaan maaf atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Ini lantaran selama dua pekan menjabat, Trump membuat sejumlah aturan kontroversial, seperti melarang Muslim masuk AS dan membangun tembok pembatas AS-Meksiko.
© Dream
Juru bicara perusahaan Tom Bihn mengatakan label tersebut sebenarnya diproduksi pada 2004, bertepatan dengan Presiden George W Bush menjabat. Tetapi, gambar label itu muncul di media sosial belakangan, usai Trump dilantik sebagai Presiden AS.
Sang pemilik, Tom Bihn, mengatakan awalnya dia tidak menyadari label tersebut akan dipahami sebagai sindiran terhadap presiden AS. Bihn mengatakan di depan masyarakat Ottawa, presiden yang dimaksud dalam label tersebut adalah dia.
Tetapi, dia tidak bisa menampik adanya pendapat orang yang memahami kalimat tersebut ditujukan kepada Bush kala itu.
© Dream
" Saya punya pikiran bahwa candaan itu tentang saya," kata Bihn pada 2004 lalu kepada Associated Press. Tetapi, dia menambahkan, " Cukup jelas ketika Anda menggunakan kata 'idiot' dan 'presiden' di satu kalimat, orang-orang akan mengambil kesimpulan lain."
Label semacam itu tersebar di seluruh dunia pada 2004, termasuk di Perancis. Alhasil, banyak rakyat Perancis yang menyangka kalimat tersebut ditujukan kepada Presiden Jacques Chirac.
" Orang-orang di luar sana berpikir sejumlah presiden adalah idiot. Ini adalah pesan universal," kata Bihn.
Penjualan produk dengan label disebut 'pengkhianatan' mengalami lonjakan.
Sumber: huffingtonpost.com
Advertisement

Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan



Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget

Kabar Gembira! Kemhub Gelar Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia