Minim Sentimen, Indeks Syariah Lemas di Awal Februari 2018

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 1 Februari 2018 16:35
Minim Sentimen, Indeks Syariah Lemas di Awal Februari 2018
Lantai bursa juga dibayangi aksi ambil untung.

Dream - Indeks syariah kembali terseret arus jual pelaku pasar setelah kemarin (Rabu, 31 Januari 2018) sempat berhasil menguat. Aksi ambil untung yang masih membayangi lantai bursa membuat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) ditutup memerah. 

Laju indeks saham syariah juga masih dibayang aksi jual pemodal asing meski nilainya mulai berkurang. 

Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 1 Februari 2018, indeks ISSI melemah 0,304 poin (0,15%) ke level 197,160. Meski sempat menguat dan menyentuh level tertinggi di 198,966, ISSI menutup terseret aksi jual jelang penutupan. Posisi terendah ISSI berada di level 197,160.

Indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) juga ikut turun 1,609 poin (0,20%) ke level 785,507. Tekanan jual dari 16 emiten unggulan syariah, membuat JII tak bisa mempertahankan laju positifnya.

Transaksi perdagangan saham syariah relatif tinggi baik dari sisi volume maupun nilainya. Dengan 119,68 juta saham yang berpindah tangan, transaksi jual beli saham syariah mencapai Rp6,14 triliun hingga sesi paska-penutupan.

Pemodal asing masih belum menghentikan aksi jual sahamnya. Meski menurun, ISSI mencatat nett sell asing senilai Rp280 miliar, turun tipis dari sebelumnya Rp301 miliar. 

Mayoritas indeks sektoral terkoreksi. Investor melepas saham paling banyak di sektor industri dasar dengan koreksi indeks mencapai 1,34 persen. Tekanan juga terjadi pada indeks sektor barang konsumsi yang turun 0,76 persen dan infrastruktur 0,67 persen. 

Sebaliknya, indeks industri aneka menguat 0,88 persen, keuangan 0,71 persen, properti 0,68 persen, dan pertanian 0,14 persen. Namun kenaikan itu belum cukup kuat menopang perdagangan.

Saham-saham bluechip syariah pendulang top gainer adalah UNTR yang harga sahamnya naik Rp125, ASII Rp75, SMRA Rp70, BRPT Rp60, dan BSDE Rp55.

Sebaliknya, yang mencetak top loser adalah SMGR sebesar Rp450, AKRA Rp225, PGAS Rp100, UNTR Rp100, dan PTBA Rp60.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 28 poin (0,21%) ke level Rp13.414 per dolar As. Kurs rupiah sempat bertengger di level tertinggi, yaitu Rp13.356 per dolar AS.

(Sah)

Beri Komentar