Industri Nasional Masih Kuat Meski Perekonomian Global Lemah

Reporter : Kurnia
Rabu, 16 September 2015 18:11
Industri Nasional Masih Kuat Meski Perekonomian Global Lemah
Masih cetak surplus perdagangan, industri di tanah air dinilai masih kuat.

Dream - Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia Thomas Lembong membanggakan neraca perdagangan yang berhasil mencetak surplus sebesar USD 433,8 juta pada Agustus 2015. Selain itu, selama periode Januari–Agustus 2015 pun masih mencatat surplus senilai USD 6,2 miliar.

“ Surplus neraca perdagangan selama delapan bulan di tahun 2015 ini menunjukkan pencapaian neraca perdagangan yang jauh lebih baik dibanding neraca perdagangan tahun lalu yang mengalami defisit,” kata Thomas Lembong dikutip dari siaran pers Kementerian Perdagangan, Rabu 16 September 2015.

Menurutnya, kedua surplus tersebut menandakan perekonomian Indonesia masih mampu bertahan di tengah gejolak perlambatan ekonomi global. Terlebih, kegiatan industri pun menunjukkan gairah peningkatan jika dilihat dari pertumbuhan impor yang mencapai 21,7 persen, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekspor yang hanya mencapai 10,8 persen.

Pada Agustus 2015, total kinerja impor mencapai USD 12,3 miliar atau naik 21,7 persen dibandingkan bulan lalu, namun turun 17,1 persen dibanding Agustus 2014. Adapun kinerja impor tersebut terdiri dari impor nonmigas sebesar USD 10,2 miliar dan impor migas senilai USD 2,1 miliar.

Selama Januari – Agustus 2015, impor didominasi oleh bahan baku/penolong yakni sebesar 75,5 persen, meskipun secara tahunan mengalami penurunan sebesar 20,1 persen. “ Barang modal yang turunnya signifikan antara lain mesin/pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, serta kendaraan bermotor dan bagiannya,” ujar Thomas Lembong.

Sedangkan kinerja ekspor Indonesia pada Agustus 2015 mencapai USD 12,7 miliar. Jumlah tersebut meningkat 10,8 persen dibanding pada bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2014 mengalami penurunan sebesar 12,28 persen.

“ Namun, jika dihitung sejak Januari–Agustus 2015 ekspor nonmigas hanya mencapai USD 89,6 miliar atau mengalami penurunan 7,3 persen year on year. Turunnya kinerja ekspor ini akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS sebesar 4,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkap Thomas Lembong.

Ia menambahkan, kinerja ekspor Agustus 2015 dibanding Agustus 2014 menunjukkan terjadinya penurunan pada semua sektor, kecuali sektor pertanian yang tumbuh sebesar 12,3 persen. Komoditas pertanian yang naik signifikan pada Januari–Agustus 2015 antara lain kopi, teh dan rempah-rempah sebesar 28,7 persen, gandum-ganduman sebesar 822,2 persen, serta kakao sebesar 1,8 persen.

Sedangkan pada sektor migas, pertambangan dan industri masing-masing mengalami penurunan sebesar 41,1 persen, 11,9 persen, dan 5,8 persen secara tahunan. “ Sektor industri yang turun signifikan antara lain CPO (-8,4 persen), berbagai produk kimia (-37,7 persen), serta mesin dan peralatan listrik (-12,5 persen). Sektor tambang yang turun signifikan adalah batubara (-22 persen),” pungkas Thomas Lembong. 

Beri Komentar