Ini Cara Bupati AnasTurunkan Angka Kemiskinan Banyuwangi

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 22 Juni 2017 10:17
Ini Cara Bupati AnasTurunkan Angka Kemiskinan Banyuwangi
Dari tahun ke tahun angka kemiskinan di Banyuwangi terus menurun.

Dream - Angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi menurun sejak kepemimpinan Abdullah Azwar Anas. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2016 menyebutkan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi turun menjadi 8,79 persen dari tahun sebelumnya sebesar 9,17 persen.

" Alhamdulillah kemiskinan kembali turun berdasarkan data resmi BPS. Terima kasih kepada seluruh warga, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI, Polri, swasta, BUMN, dan birokrasi yang selama ini terus bersinergi. Pekerjaan rumah ke depan masih berat, jadi sinergi perlu semakin erat agar masalah-masalah bisa diselesaikan secara bertahap," ujar Anas.

Menurut Anas, ada beberapa program pengentasan kemiskinan terpadu yang akan terus disempurnakan. Program tersebut meliputi sejumlah sektor mulai pendidikan, kesehatan, pertanian, UMKM hingga pariwisata.

" Untuk masyarakat yang sangat rentan, dana sudah diperbesar ke pemerintah desa agar lebih cepat membantu, seperti untuk bedah rumah. Dari aspek administrasi, pengurusan surat pernyataan miskin (SPM) sebagai bekal mendapat jaminan kesehatan juga makin ringkas karena sudah diurus di tingkat desa dan kecamatan," kata Anas, dikutip dari merdeka.com, Kamis, 22 Juni 2017.

Untuk bidang pendidikan, kata Anas, ada program Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) dan gerakan bersama Siswa Asuh Sebaya (SAS).

" Tentu program-program lain seperti pengembangan ekonomi dengan memadukan pariwisata, UMKM, dan pertanian terus dilakukan untuk memberi dampak ke ekonomi warga," ucap Anas.

Kepala BPS Banyuwangi Mohammad Amin mengatakan angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan pada Maret 2016. " Angka ini menunjukkan bahwa pada saat survei, penduduk miskin Banyuwangi di tahun sebelumnya telah banyak yang terangkat dari garis kemiskinan," kata Amin.

Survei tersebut dijalankan dengan mendasarkan pada beberapa komponen seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi rumah tangga, penerimaan dan pengeluaran rumah tangga, tingkat pendidikan dan aspek kesehatan.

" Misalnya, ada 236 komoditi yang menjadi komponen survei mulai beras sampai jajanan yang dikonsumsi keluarga. Untuk pendidikan, tingkat sekolah, biaya pendidikan, dan bantuan yang didapatkan, semuanya dihitung selama satu tahun," kata Amin.

Beri Komentar