Jual Bisnis ke Pesaing, Strategi Uber Bertahan di China

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 1 Agustus 2016 16:44
Jual Bisnis ke Pesaing, Strategi Uber Bertahan di China
Nilai penjualannya diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah.

Dream - Uber Technologies Inc. akan menjual bisnis taksi online-nya di Tiongkok kepada Didi Chuxing --perusahaan taksi online di Tiongkok. Nilainya penjualannya diprediksi mencapai US$ 35 miliar atau Rp 456,84 triliun.

Dilansir dari Bloomberg, Senin 1 Agustus 2016, seorang sumber mengatakan Uber akan memiliki saham 20 persen di Didi Chuxing dan Didi akan menanamkan modal US$ 1 miliar (Rp 13,05 triliun) di Uber. Dengan begitu, Uber akan tetap mengoperasikan aplikasinya di Tiongkok.

Namun, terkait penanaman modal, Uber menolak untuk berkomentar. Sedangkan Didi juga belum memberikan komentar. " Saya percaya Uber dan Didi Chuxing akan tumbuh lebih kuat bersama-sama," ujar CEO Uber, Travis Kalanick.

Tahun lalu, Didi dan Kuadi bekerja sama untuk membentuk Didi Chuxing. Didi Chuxing ini pun dibeli oleh Alibaba dan Tencent. Apple pun turut menanamkan US$ 1 miliar (Rp 13,05 triliun) kepada Didi.

Sementara itu, investor Uber mendesak penjualan bisnis mereka di Tiongkok. Alasannya, Uber Tiongkok merugi lebih dari US$ 2 miliar (Rp 26,1 triliun) di sana. Tak hanya itu, Uber hanya untung pada pertengahan pertama 2015 di negaras berkembang.

" Uber dan Didi Chuxing investasi miliaran dolar di Tiongkok, tapi belum untung. Mendapatkan keuntungan adalah jalan utama membangun bisnis berkelanjutan agar bisa melayani penumpang dan sopir di Tiongkok," kata Kalanick.

Penjualan Uber Tiongkok ini semakin menggemukkan aliansi Didi dengan startup perusahaan transportasi online di seluruh dunia. Didi dikabarkan sepakat bekerja sama dengan Lyft Inc, Ola India, dan Grab Asia Tenggara, untuk membeli Uber.

" Kesepakatan ini adalah kemenangan bagi Didi dan menggarisbawahi bahwa bisnis transportasi berbasis aplikasi diminati pemain domestik," kata CEO Grab, Anthony Tan.

Beri Komentar