Kalahkan Malaysia, Indonesia Jadi Negara dengan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara

Reporter : Okti Nur Alifia
Kamis, 8 Desember 2022 14:45
Kalahkan Malaysia, Indonesia Jadi Negara dengan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara
Ekonomi digital di Indonesia diprediksi bisa mencapai US$77 miliar pada tahun 2022. Hingga pada 2025 waktu diprediksi akan meningkat pada 2025 menjadi US$130 miliar.

Dream - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut bahwa Indonesia menjadi negara dengan porsi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Peneliti Indef, Izzudin Al Farras Adha, mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Digital Indonesia setara dengan 3,7 persen dari PDB Nasional, dan pada tahun 2025 diprediksi akan meningkat menjadi 9,3 persen.

Kemudian berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain, tahun 2022, ekonomi digital di Indonesia diprediksi bisa mencapai US$77 miliar pada tahun 2022. Hingga pada 2025 waktu diprediksi akan meningkat pada 2025 menjadi US$130 miliar.

1 dari 5 halaman

Pencapaian Indonesia mengalahkan negara tetangga seperti Malaysia yang diprediksi hanya mencapai US$21 miliar pada 2022, Filipina US$20 miliar, Singapura US$18 miliar, Thailand US$35 miliar, dan Vietnam US$23 miliar.

Izzudin mengatakan, sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ketika ekonomi mengalami resesi pada krisis pandemi 2020.

" Ketika sektor andalan mengalami resesi/perlambatan pertumbuhan, sektor TIK masih bisa tumbuh hingga dua digit," ujar Izzudin dalam Diskusi Online Indef ‘Mengupas Industri Transportasi dan Logistik Online di Indonesia: Kondisi Pasca Pandemi’, dikutip dari Liputan6.com.

 

2 dari 5 halaman

Kontributor utama adopsi digital di Indonesia diisi oleh berbagai sektor ekonomi digital. Indef melihat beberapa sektor tersebut diantaranya e-commerce 89 persen, groceries 59 persen, transportation 80 persen, and food delivery 79 persen.

Kemudian, sektor e-commerce dan transportasi menjadi sektor yang berkembang pesat selama masa pandemi. 

" Sektor e-commerce serta sektor transportasi dan antar makanan online merupakan dua kontributor terbesar pada ekonomi digital di Indonesia," ujarnya.

Kedua sektor tersebut diproyeksikan terus tumbuh hampir 2x lipat pada tahun 2025 dibandingkan tahun ini.

3 dari 5 halaman

Wow, Indonesia Bakal Punya Rupiah Digital

Dream - Indonesia bakal punya rupiah digital atau white paper lewat Proyek Garuda. Bank Indonesia (BI) sedang merilis desain pengembangannya.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, rupiah digital akan menjadi salah satu alat pembayaran yang sah di tanah air yang telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo. 

" Pengembangan digital rupiah sebagai satu satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia. Hari ini dengan seizin presiden, kami luncurkan white paper digital rupiah yang kami namakan Proyek Garuda," ujar Perry di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 30 November 2022.

Perry menambahkan, proyek rupiah digital akan dilakukan dalam tiga tahap. Penerbitan white paper itu juga merupakan langkah Proyek Garuda yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur Digital Rupiah.

4 dari 5 halaman

White Paper ini menguraikan rumusan central bank digital currency (CBDC) bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko. 

" Digital Rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale Digital Rupiah dengan ritel Digital Rupiah secara end to end," tutur Perry.

Menurut Perry sinergi dan kolaborasi secara nasional dan internasional juga  dilakukan. Pihaknya pun akan mempercepat pendalaman pasar uang.

5 dari 5 halaman

Menurut Perry ada tiga aspek dalam pengembangan Rupiah Digital. Pertama, menegaskan fungsi BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang termasuk mata uang digital (sovereignty Digital Rupiah).

Kedua, memperkuat peran BI di kancah internasional. Ketiga, mengakselerasi integrasi EKD secara nasional.

Selain itu penerbitan White Paper diharapkan dapat menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depan, agar penerapan dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan.

Bank Indonesia meyakini manfaat CBDC mampu menjaga kedaulatan rupiah di era digital. Termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta membuka peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan. 

Sumber: Liputan6.com

 

Beri Komentar