Kalbe Farma (Foto: Merdeka.com)
Dream - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah resmi mengumumkan rencananya menjual obat terapi pasien Covid-19. Obat jenis jenis remdesivir generik itu mengusung nama merek Covifor.
Pada tahap awal, Kalbe Farma menyiapkan Covifor sebanyak 50 ribu dosis.
" Untuk tahap awal sekitar puluhan ribu dosis sampai perkiraan 50.000 unit," kata President Director Kalbe, Vidjongtius kepada merdeka.com, Jakarta, Jumat 2 Oktober 2020.
Vidjongtius menjelaskan, perusahaan sedang mengumpulkan data market untuk mengukur kebutuhan penyediaan obat Covid-19. Kalbe Farma juga sedang berkonsolidasi dengan pihak terkait untuk jumlah pengadaan selanjutnya.
" Secara keseluruhan kami sedang kumpulkan data market utk dikonsolidasikan jumlah kebutuhannya," kata dia.
Merdeka.com juga memperoleh foto obat corona yang dijual Kalbe Farma. Berikut penampakannya.

Vidjongtius menjelaskan, Covifor merupakan produk obat yang diproduksi oleh perusahaan farmasi multinasional asal India, Hetero. Sehingga Kalbe bertindak sebagai distributor bersama PT Amarox Pharma Global sebagai anak perusahaan Hetero.
" Kami lebih sebagai distributor, di mana telah menjalin kerja sama pemasaran dengan PT Amarox Pharma Global selaku anak perusahaan (Hetero)," jelas dia.
Vidjongtius memastikan Covifor telah mendapat persetujuan izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dengan ketentuan persetujuan emergency use authorization (EUA) dari BPOM.
" Untuk itu, obat ini didistribusikan oleh jaringan kami langsung ke rumah sakit. Sehingga tidak diizinkan untuk diperjual belikan di apotik," tegasnya.
Sumber: merdeka.com
Dream - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto mengatakan prioritas penerima vaksin Covid-19 akan disuntikkan kepada tenaga medis.
Selain tenaga medis, masyarakat umum yang bekerja di lingkungan fasilitas medis juga menjadi prioritas pemberian vaksin di tahap awal.
" Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis," kata Terawan dalam Rapat Koordinasi Persiapan Program Vaksin, Jakarta, Kamis 1 September 2020.
Prioritas selanjutnya kata Terawan diberikan kepada masyarakat yang masuk kategori risk. Yakni para pekerja yang berada di rentang usia 18 tahun sampai 59 tahun.
Sehingga kebutuhan vaksinasi untuk prioritas tersebut mencapai 320 juta dosis. Dari kebutuhan tersebut, maka dosis vaksin yang dibutuhkan sebanyak 352 juta dosis.
" Dengan indeks pemakaian vaksin, maka kita harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin," kata dia.
Dalam rangka menyiapkan program vaksinasi, Kementerian Kesehatan telah menyusun beberapa langkah kesiapan fasilitas kesehatan di Indonesia.
Sejak Senin 28 September lalu , telah dilaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19 ini.
Selain itu, telah disiapkan dua puskesmas yang akan menjadi tempat simulasi. Puskesmas Abiansemal di Kabupaten Badung, Denpasar dan Puskesmas Tanah Sereal di Kota Bogor, Jawa Barat.
Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki BUMN saat ini baru 123 juta vaksin. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan 352 juta dosis vaksin pihkanya tengah menjalin kerja sama antar lembaga BUMN.
Secara khusus kerjasama yang dimaksud dilakukan dengan Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat.
" Khususnya oleh Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga memuat 300 juta vaksin," kata Budi.
Pengadaan Cold Chain ini disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara. Kerja sama penyediaan vaksin ini dilakukan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, Kepala BPOM, dan Kepala BNPB.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Main Cantik Indonesia, Komunitas Seru Buat Perempuan Pecinta Motor

Amazon Bakal PHK 30.000 Karyawan, Terbesar Sejak 2022

Tutup Jalan Saat Hajatan Tanpa Izin, Warga Surabaya Bakal Didenda Rp50 Juta

Jakarta Fashion Week 2026, Tampilkan Karya Lebih dari 100 Desainer

Jakarta Expat Tennis Ladder, Komunitas yang Jadi Rumah Kedua Para Ekspatriat
