Trump Menang, Kenapa Bunga Acuan BI Tak Berubah?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 18 November 2016 10:42
Trump Menang, Kenapa Bunga Acuan BI Tak Berubah?
Pasca Pilpres Amerika Serikat mempengaruhi kondisi pasar.

Dream – Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga BI-day Reserve Repo Rate (BI-7 day RR) sebesar 4,75 persen. Bank sentral mempertimbangkan kondisi pasar pasca-kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari laman Bank Indonesia, Jumat 18 November 2016, suku bunga depocity facility tetap bertengger di level 4,00 persen dan lending facility 5,50 persen.

“ Kebijakan itu sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan umum (Pemilu) di AS,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI, Arbonas Hutabarat, di Jakarta.

Tak hanya itu, Arbonas mengatakan, BI juga mempertimbangkan kondisi makroekonomi yang terjaga di Indonesia, yang terlihat dari rendahnya inflasi dan terkendalinya defisit transaksi berjalan.

Pemulihan ekonomi diprediksi masih melambat. Tapi, harga komoditas mulai membaik. Setelah pemilu AS, lanjut dia, perekonomian Negeri Paman Sam membaik.

Hal ini terlihat dari membaiknya pertumbuhan domestik bruto (PDB), stabilnya tingkat pengangguran, dan meningkatnya inflasi.

“ Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada Desember 2016 semakin menguat,” kata dia.

Pengaruh tak hanya datang dari Amerika Serikat, tetapi juga dari negara-negara lainnya, seperti India dan Tiongkok yang diprediksi masih menjadi motor penggerak ekonomi dunia.

Dari pasar komoditas, harga minyak dunia pun masih rendah seiring dengan tingginya produksi minyak negara pengekspor minyak. Sebaliknya, harga komoditas ekspor di Indoensia terus membaik, seperti minyak kelapa sawit, batubara, dan beberapa tambang lainnya.

“ Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan dalam masa transisi pemerintahan Amerika Serikat, serta kebijakan yang akan ditempuh di Amerika Serikat, terutama terkait dengan kebijakan fiskal, suku bunga, dan perdagangan internasional,” kata dia. (Ism) 

Beri Komentar