Dream - Lembaga pemeringkat global, Standard and Poor (S&P), memprediksi perlambatan keuangan syariah masih akan berlanjut hingga tahun depan. Rendahnya harga minyak dunia menjadi biang keladi kelesuan ekonomi.
" Perlambatan pertumbuhan keuangan syariah berdasarkan pada rendahnya harga minyak dan kurangnya regulasi," demikian prediksi S&P, dilansir dari Brunei Times, Selasa 6 September 2016.
Lembaga pemeringkat itu juga menyebut pertumbuhan aset perbankan syariah akan melambat dari 12 persen pada 2014 menjadi 7 persen pada tahun 2015.
Perlambatan ini akan berlangsung pada 2016 dan 2017 dengan pertumbuhan stabil di kisaran 5 persen. Jatuhnya harga minyak dunia menyebabkan rendahnya likuditas bagi perbankan konvensional dan perbankan syariah di pasar.
Sekadar informasi, keuangan syariah tetap berkonsentrasi di negara eksportir minyak, seperti negara-negara Teluk, negara-negara Arab, Malaysia, dan Iran. Aset industri keuangan syariah sebesar 80 persen dari total industri keuangan secara keseluruhan.
Saat ini, ada 1,6 juta nasabah keuangan syariah di dunia dari total nasabah keuangan keseluruhan yang sebanyak 40 juta nasabah.
Advertisement
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan