`Kunci` Kuasai Amerika, Ubah Pria Jadi Tukang Belanja

Reporter : Syahid Latif
Minggu, 31 Mei 2015 11:00
`Kunci` Kuasai Amerika, Ubah Pria Jadi Tukang Belanja
Perusahaan ini berambisi menjadikan pria keranjingan belanja.

Dream - Semua negara ingin mengambil alih peran Amerika Serikat (AS) sebagai pemimpin ekonomi dunia. Beragam cara ditempuh. Namun tak semuanya berhasil. Sebuah perusahaan jepang pun punya cara tak lazim.

Raksasa pakaian Jepang Uniqlo memiliki rencana yang unik untuk mengambil alih Amerika Serikat. Memiliki 1.500 toko yang tersebar di seluruh dunia itu, Uniqlo berusaha keras menarik kaum pria untuk menjadi pembeli setianya.

Sudah menjadi pengetahuan umum jika pasar pria jarang dilirik para pebisnis fesyen. Konsumen wanita dianggap lebih menarik karena cenderung berbelanja lebih sering dan mencari desain trendi.

" Kami membidik pria bukan sebagai bisnis sekunder, tetapi primer," kata Steven Sare dari Uniqlo kepada Business Insider, seperti dikutip Dream, Minggu, 31 Mei 2015 .

Setelah berhasil menguasai Asia, Stephen sedang mengejar pasar Negara Barat. Kini hampir 40 toko di AS telah berdiri. Angka itu bisa jadi akan membengkak menjadi 1.000 toko.

Stephen mengatakan bahwa setengah dari pelanggan Uniqlo ini adalah pria. Keunggulan terbesarnya mengingat pesaingnya cenderung memiliki lebih banyak pelanggan wanita.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pria suka belanja di Uniqlo.

Tidak Trendi

Uniqlo didirikan pertama kali di Hiroshima, Jepang di pertengahan tahun 1980-an sebagai produsen pakaian unisex. Akibatnya, banyak desain Uniqlo yang terkesan simpel dan klasik.

Tadashi Yanai, pendiri Uniqlo, konon melakukan penelitian dan memakai model bisnis Gap. Jika produsen pakaian Amerika berusaha memasarkan pakaian trendi, Uniqlo tetap pada desain dasar.

" Pakaian di Uniqlo desainnya sangat dasar dan Anda tidak perlu menjadi fashionista untuk mencari tahu bagaimana memakainya," kata Laura Gurski, partner Retail Practice di perusahaan konsultasi A.T. Kearney.

" Pria menyukai hal simpel karena mereka bisa memadupadankan dengan lainnya secara mudah."

Uniqlo menawarkan kemeja pria dengan desain sama dalam puluhan warna yang berbeda untuk menyederhanakan pria memilihnya, kata Sare.

Menjaga Performa

Banyak perusahaan pakaian olah raga mengklaim produk mereka menyerap keringat, dingin, atau tahan panas.

Tapi Uniqlo adalah perusahaan pertama yang memasarkan pakaian berkualitas yang mendongkrak performa pemakainya.

Uniqlo menjual celana kerja yang dijamin mampu menjaga pemakainya tetap merasa dingin. Perusahaan ini juga menjual polo dengan teknologi yang membuat keringat cepat mengering sehingga pakaian tersebut terasa halus, kering, dan nyaman.

Pria sering tergoda untuk membeli jenis pakaian seperti itu karena praktis dan memecahkan masalah, menurut Sare.

" Memiliki produk dengan nilai dan fungsi adalah sesuatu yang menarik bagi pria di atas fashion," katanya.

" Banyak pria menghabiskan masa remaja dan usia 20-an mereka dalam pakaian olahraga, sehingga Uniqlo sangat akrab bagi mereka," kata Gurski.

Keseimbangan

Strategi utama Uniqlo untuk menjaga loyalitas adalah memasarkan produk berkualitas tinggi tapi dengan harga murah.

Pakaian bermerek murah menjadi terkenal di Jepang selama krisis ekonomi di awal 90-an.

" Harga kami luar biasa, di samping berkualitas," kata Sare. " Pria tertarik dengan harga yang murah, karena mereka lebih peduli kepraktisan daripada fashion saat berbelanja."

Sesuai dengan Keinginan Pria

Departemen riset dan pengembangan Uniqlo tidak henti-hentinya bekerja agar pakaian atau celana yang dihasilkan selalu terlihat pas bagi pemakainya, kata Gurski.

" Produk Uniqlo seringkali terasa pas daripada produk kompetitor. Karena kami selalu melakukan riset menyeluruh terhadap apa yang paling diinginkan pria," katanya.

" Kami menyadari bahwa konsumen pria kami tidak ingin memakai pakaian yang terlihat seperti sebuah kotak, mereka ingin pakaian yang pas di badan." (Ism) 

Beri Komentar