Setahun Rilis Tabungan Berbasis ESG, Bank DBS Indonesia Himpun Ribuan Nasabah

Reporter : Alfi Salima Puteri
Rabu, 31 Agustus 2022 18:47
Setahun Rilis Tabungan Berbasis ESG, Bank DBS Indonesia Himpun Ribuan Nasabah
Kontribusi yang terkumpul disalurkan kepada 20 persen dari total petani kakao di bawah binaan Krakakoa yang berlokasi di Lampung dan Sulawesi Barat dalam bentuk pembinaan berkelanjutan.

Dream - Ketertarikan masyarakat terhadap perusahaan yang berbasis Environment, Social, and Governance (ESG) semakin meningkat. Hal ini terlihat dari produk tabungan berbasis ESG milik PT Bank DBS Indonesia yang telah menjangkau ribuan nasabah.

DBS Indonesia telah setahun merilis produk tabungan Green Savings yang menawarkan bunga 1 persen. Setengah dari bunga tersebut akan disumbangkan ke mitra wirausaha sosial DBS Indonesia yakni Krokoa.

Head of Segmentation, Liabilities and Mortgage PT Bank DBS Indonesia Natalina Syabana mengatakan, Bank DBS Indonesia secara berkelanjutan menyalurkan kontribusi nasabah Green Savings melalui mitra wirausaha sosial terpilih. 

" Dalam satu tahun, sebanyak hampir 3.000 nasabah telah memberikan dampak positif dan mendukung agenda keberlanjutan dengan memberikan kontribusi melalui sebagian bunga tabungan yang dampaknya sudah dirasakan oleh para petani kakao," ujarnya dalam acara media gathering, Salasa, 30 Agustus 2022.

1 dari 3 halaman

Consumer Banking Director, PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung menambahkan Bank DBS Indonesia memiliki tiga pilar keberlanjutan (sustainability pillars) yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking. 

" Rekening Green Savings yang telah hadir sejak tahun lalu bagi nasabah untuk mendukung keberlangsungan sosial lingkungan di Indonesia, mewujudkan dua dari tiga pilar keberlanjutan kami, yakni Responsible Banking dan Impact Beyond Banking dengan menghadirkan rangkaian solusi finansial komprehensif yang berbasis ESG, mulai dari investasi hingga tabungan, untuk mendukung wirausaha sosial di Indonesia," jelasnya.

Bank DBS Indonesia memiliki mitra wirausaha sosial terpilih Krakakoa yang memiliki visi memajukan perkebunan kakao. Indonesia sebagai produsen cokelat ketujuh terbesar di dunia kini dihadapkan pada berbagai masalah seperti kurangnya generasi baru petani kakao. 

Usia pohon kakao yang sudah tua sehingga kualitas kakao menurun, serta minimnya pengetahuan petani kakao dan teknologi untuk menghasilkan cokelat yang berkualitas. Dengan inisiatif dan dukungan ini, diharapkan Indonesia dapat kembali menjadi tiga besar produsen cokelat di dunia.

Finance and Accounting Manager dari Krakakoa, Fatimah Azis menyatakan Krakakoa merupakan wirausaha sosial produsen cokelat yang memiliki misi Farmer-to-Bar untuk memajukan pertanian kakao yang berkelanjutan dalam aspek lingkungan maupun bisnis.

2 dari 3 halaman

Krakakoa sendiri membina petani kakao dengan memberikan pendampingan dan akses akan bibit kakao unggul dan fasilitas pascapanen sehingga dapat menghasilkan panen yang berkualitas sehingga meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Indonesia. 

Petani kakao.

Ia menyatakan keterlibatan nasabah Bank DBS Indonesia melalui rekening Green Savings telah membantunya mewujudkan hal itu. Kontribusi yang terkumpul disalurkan kepada 20 persen dari total petani kakao di bawah binaan Krakakoa yang berlokasi di Lampung dan Sulawesi Barat dalam bentuk pembinaan berkelanjutan. 

3 dari 3 halaman

Kontribusi tersebut berupa 20.250 bibit unggul, fasilitas Solar Dryer Dome untuk meningkatkan penyerapan biji kakao sebanyak 38 persen, serta fermentation boxes dan rak pengeringan yang mempercepat proses pengeringan biji kakao dan menjaga kualitas panen sehingga harga jual bisa lebih tinggi 2-3 kali lipat di atas harga pasar.

" Kami berharap semakin banyak nasabah yang terketuk hatinya untuk berkontribusi terhadap sosial lingkungan, terutama untuk mendukung keberlangsungan petani dan pertanian kakao di Indonesia,” katanya.

Adapun Menurut survei EY Future Consumer Index pada Februari 2022, responden cenderung melakukan pembelian yang lebih berkelanjutan (sustainable), termasuk di Indonesia. Pelanggan di Indonesia memperhatikan dampak yang dihasilkan dari pembelian mereka, dengan 72 persen responden memperhatikan dampak lingkungan dan 68 persen responden memperhatikan dampak sosial.

Selain itu, 52 persen pelanggan di Indonesia lebih memilih brand dengan visi yang sejalan dengan prinsip mereka. Menyikapi tren tersebut sejak awal, Bank DBS Indonesia, yang telah bergabung dengan United Nation Net-Zero Banking Alliance (UNEPFI), kini berupaya menyelaraskan portofolio kredit dan investasi untuk mencapai emisi nol bersih (net zero) pada tahun 2050.

Beri Komentar