Melambungkan Doa di Masjid Pertama Nabi

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 3 September 2018 12:48
Melambungkan Doa di Masjid Pertama Nabi
Sabtu 1 September 2018, jemaah Sholat Zhur membludak. Tiga bagian masjid penuh. Jemaah sholat di fasad sebelah utara, barat, dan timur.

Dream – “ Allahu Akbar. Allahu Akbar.” Suara azan berkumandang. Tersiar dari menara Masjid Quba. Para jemaah pun berbondong. Masuk ke masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad itu.

BACA JUGA: Doa syukuran beserta arab dan latinnya

Di sebelah kiri pintu masuk itu, berderet rak sepati. Di sanalah para jemaah menaruh alas kaki mereka. Dari pintu itu, jemaah langung merangsek ke kiri. Menghadap kiblat yang mengarah ke selatan.

Sabtu 1 September 2018, jemaah Sholat Zhur membludak. Tiga bagian masjid penuh. Jemaah sholat di fasad sebelah utara, barat, dan timur. Mereka datang dari berbagai negara. Malaysia, Pakistan, Bangladesh, India, dan Arab Saudi.

Sebagian jemaah yang sholat Dzuhur merupakan sisa-sisa jemaah yang tinggal untuk sholat sunah di waktu dhuha. Sholat sunnah di waktu Dhuha memang terasa spesial di masjid itu.

Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, sosok Abdullah bin Dinar pernah berkata, " Umar mengatakan, `Nabi Muhammad berpergian ke Masjid Quba setiap Sabtu (kadang-kadang) berjalan kaki dan (kadang-kadang) berkendara`." Abdullah (bin Umar) pun pernah melakukan hal yang sama.

masjid quba

Versi lain diriwayatkan Bukhari, Ibnu Umar mengatakan, " Nabi Muhammad berpergian ke Masjid Quba setiap Sabtu (kadang-kadang) berjalan kaki dan (kadang-kadang) berkendara, beliau kemudian menjalankan sholat dua rakaat (di Masjid Quba)."

1 dari 2 halaman

Saksi Hijrah Nabi

Seorang pemuda yang bekerja di gerai cinderamata Masjid Quba, Faisal, menggambarkan keramaian di tempat ibadah itu. " Kalau Sabtu memang ramai."

Selain ramai, selepas Sholat Zuhur banyak warga yang membagi-bagikan kurma ke pengunjung. Berkarton-karton kurma itu dibagikan secara cuma-cuma ke pengunjung. Di hari-hari lain, suasana serupa masih kerap terjadi. Masjid Quba memiliki daya tarik bagi jemaah haji yang singgah di Madinah.

Jemaah asal Indonesia punya kepercayaan tersendiri berkunjung ke Masjid Quba. Seorang jemaah asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang tergabung dalam kloter BDJ 02, Zukifli, bahkan rela datang dari pemondokan dengan naik taksi 30 riyal untuk sholat sunnah di Masjid Quba.

" Ya saya tahunya dari pembimbing haji. Sholat sunnah di sini sama pahalanya dengan umroh," kata Zuklifli, 24 Juli 2018. Di masjid ini, Zulkifli punya doa khusus. Dia berharap dapat diberikan kesehatan, rejeki, dan anak-anak yang sukses.

masjid quba

Masjid Quba menjadi salah satu saksi hidup perjalanan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah. Ketika sampai di Masjid Quba, saat itu umur Nabi Muhammad genap 53 tahun.

Berdasar buku " Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad" karya Syekh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Nabi tiba di Masjid Quba pada Senin, 8 Rabi'ul Awwal 1 Hijriah atau 23 September 622 Masehi.

" Rasulullah tinggal di Quba selama empat hari, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Selama itu, beliau mendirikan Masjid Quba dan sholat di dalamnya," tulis Syekh Shafiyyurrahman mengutip riwayat Ibnu Ishaq.

Sementara, dari versi Shahih Al Bukhari, Nabi Muhammad tinggal di Quba selama 24 malam dan ada pula yang menyebut selama 14 malam tinggal di Quba.

Pada hari ke lima, atau Jumat, Nabi Muhammad beranjak ke Madinah ditemani Abu Bakar. Tetapi, sesampainya perkampungan Bani Salim bin Auf, rombongan Nabi Muhammad terhenti. Nabi kemudian mendirikan sholat Jumat di sebuah masjid di perut lembah itu. Masjid itu kemudian dikenal sebagai Masjid Jumah.

2 dari 2 halaman

Berulang Kali Direnovasi

Arsitektur Masjid Quba telah beberapa kali diubah. Dikutip dari laman Arab News, khalifah Utsman bin Affan merupakan orang yang pertama kali merenovasi masjid ini. Renovasi selanjutnya dikerjakan oleh Umar bin Abdulaziz. Pada renovasi kedua inilah bangunan menara ditambahkan.

Renovasi kembali terjadi pada 435 Hijriah oleh Abu Yali Al-Husaini yang membangun ceruk di dinding yang dikenal sebagai " Mihrab."

masjid quba

Pada 555 Hijriah beberapa tambahan dibuat ke masjid oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani. Renovasi masjid berturut-turut terjadi pada tahun 671, 733, 840, 881 Hijriah, dan perubahan terbaru dilakukan di era Sultan Abdul Majid pada Hijriah 1245 H selama masa Kekaisaran Ottoman.

Di zaman modern, pemugaran Masjid Quba berada dalam wewenang Kerajaan Arab Saudi. Kementerian Urusan Haji membuat renovasi lebih lanjut dan menambahkan struktur ke desain aslinya.

Masjid Quba modern dilengkapi dengan fasilitas terbaru dan mempertahankan identitas Islamnya. Masjid telah diperluas untuk menampung lebih dari 20 ribu jemaah.

masjid quba

Pada 1984, Raja Fahd bin Abdulaziz meletakkan batu fondasi untuk perluasan bersejarah Masjid Quba. Dua tahun kemudian, ia meresmikan pembukaan masjid setelah perluasannya.

Masjid dirancang dengan halaman dalam dengan beberapa pintu masuk. Bagian utara disediakan untuk jemaah perempuan.

Masjid ini sekarang memiliki empat menara dan 56 kubah dan kediaman imam serta muazin, perpustakaan, penginapan untuk penjaga di area seluas 112 meter persegi, dan pusat komersial dengan 12 toko yang meliputi area seluas 450 meter persegi meter.

Masjid ini memiliki tujuh pintu masuk utama dan 12 pintu kecil. Masjid itu memiliki 64 toilet untuk pria dan 32 toilet untuk wanita, dan 42 unit tempat wudu.

Laporan Maulana Kautsar dari Tanah Suci

Beri Komentar